🍀59 - Nyatanya

8 3 0
                                    

Satu, dua, tiga hingga Minggu ke empat rasanya tak terasa ya.

Rosi sendiri tak menyangka kalau dirinya bisa melewati pekerjaan yang cukup melelahkan selama satu bulan penuh ini dengan lancar tanpa adanya hambatan.

Rosi saat ini tengah berada di ruang ganti, dia tengah memilih beberapa pakaian yang akan di kenakan Davindra saat ini di konser terakhirnya.

Ketika memilih, sesekali Rosi melirik ke arah dimana Davindra tengah di dandani oleh mua yang ada di sana.

Davindra plus make up membuat dirinya tampak berbeda, Davindra dan Davin memang dapat dirasakan perbedaannya. Aura yang terpancar saat ini memang terlihat dengan ciri khasnya Davindra sebagai Jo Davin.

"Jangan melamun kalau lagi kerja mbak, sana kasih ke Davin bajunya, mau di pake sekarang itu" kata salah satu staf dengan nada ketusnya.

Rosi yang mendengar itu lantas memberi senyum lalu pergi begitu saja tanpa memberikan satu patah kata pun ada orang tadi.

Terlalu menyebalkan dan juga terlalu malas bagi Rosi untuk meladeni orang semacam tadi.

"Dih bad attitude" cibirnya.

Rosi yang kini berdiri membelakangi dia hanya bisa terdiam sejenak membuang nafas panjangnya lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

Tak lama dari itu langkah kaki Rosi sampai ke hadapan Davindra.

"Mas Davin ini pakaiannya" kata Rosi.

"Makasih."

"Hmm."

"Eh kenapa? Kok muka kamu bete begitu?" Tanya Davindra.

Rosi menggelengkan kepalanya pelan, masih dengan menunjukkan ekspresi cemberutnya.

Sebenarnya Rosi tak begitu memperdulikan perkataan orang tadi, Rosi benar-benar tak peduli.

Hanya saja, dia pikir dia sangat-sangat lelah dan bersamaan dengan itu dia kepikiran sesuatu setelah mimpi itu datang lagi ke dalam tidurnya Rosi.

"Mas, sehabis kerjaan kita selesai aku izin pergi sendiri ya, aku mau nemuin seseorang" kata Rosi.

"Mau nemuin siapa emang?" Tanya Davindra.

"Temen aku mas, nanti abis itu aku pulang ke apartemen, numpang tidur" kata Rosi lagi.

"Temen?"

"Iya, temen."

"Temennya cewek apa cowok?" Tanya Davindra tiba-tiba.

'Astaga, ini mulut gak ada rem-nya apa gimana sih?' gerutu Davindra dalam hatinya saat ini.

"Cowok."

"APA!! COWOK? SIAPA?!"

Rosi mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, terlalu terkejut karena Davindra tiba-tiba saja memekik dengan begitu keras setelah Rosi mengatakan bahwa ia akan memiliki pertemuan dengan seorang pria.

"Y-ya ada lah temen aku cowok pokoknya."

"Ya siapa?"

"Ihh, boleh enggak?" tanya Rosi lagi.

"Jawab dulu siapa, mas kudu pastiin kamu gak macem-macem dibelakang Malvin yaa" kata Davindra, tatapan matanya enggan melihat ke arah Rosi ketika berkata demikian.

"Astaga, aku gak akan macem-macem, jadi boleh ya aku izin bentar, ya mas yaa" kata Rosi.

"Gak mas kasih izin kalo gak bilang mau ketemu siapa" kata Davindra.

"Tck, Malvin kenal orang ini kok, nanti aku izin ke dia juga. Ayo dong, kalo mas lama ngasih izinnya nanti aku juga lama loh ketemu nya, udah janjian ini" jelas Rosi.

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang