🍀35 - Batasan

6 5 0
                                    

Dan pada akhirnya, disinilah mereka, disebuah Restoran yang tak jauh dari rumah sakit.

Davindra hanya terdiam sementara Harsa sibuk dengan ayam katsu pesanannya, disitu Harsa tampak tak terganggu sama sekali.

Sangat jauh berbeda dengan Davindra yang saat ini mulai gelisah, si sulung Atma itu sesekali meneguk minuman miliknya seraya menatap Harsa.

“Makasih, karena elo udah bikin Malvin ngerti dan maafin gue.”

“Sama-sama” kata Harsa terdengar acuh tak acuh.

“Tapi harus lo tau satu hal, kita sama sekali belum baikan, gue gak ngasih elo ruang kehidupan gue lebih dalam” kata Davindra tiba-tiba dan hal tersebut langsung mengundang kekehan kecil dengan mulut penuh dari Harsa.

Harsa terlebih dahulu menyimpan sumpitnya agar dia bisa meraih air mineral yang ia pesan, sebelum pada akhirnya Harsa pun meminum air tersebut sampai habis seraya menatap Davindra.

“Gue serius Madaharsa!!” tegas Davindra.

Si sulung Atma sedikit gugup sekaligus ketakutan sebenarnya. Takut, karena Davindra tau betul bahwa Harsa yang seperti ini menurut Davindra itu harus diwaspadai.

“Gue gak melangkah ke jalur merahnya elo Davin, sejauh ini gue masih ada di jalur gue, apa yang harus lo takutkan dari gue?” Tanya Harsa.

“Kalau ini soal Carlyn, sampai kapanpun elo gak akan bisa menerobos jalur gue” kata Davindra.

“Gue gak bahas Carlyn sampai pada akhirnya elo nyebut nama dia barusan.”

“Gue gak main-main!”

Harsa mendesah lega, dia meraih sumpitnya lagi lalu kembali memakan ayam katsu nya yang tinggal tersisa beberapa potong lagi.

“Padahal gue gak ngapa-ngapain sampai sejauh ini selain berusaha bikin elo sadar” kata Harsa.

Harsa menggebrak mejanya beberapa kali, tidak terlalu keras, namun hal tersebut dapat membuat Davindra semakin terlihat linglung atas tindakan Harsa.

Setelahnya, Harsa menjentikkan jari tangannya lalu menunjuk Davindra tepat didepan wajahnya.

“Gue nyesel bantu elo sebenernya” kata Harsa.

“Sekarang elo bener-bener udah gak waras” kata Harsa lagi.

Mendengar itu, Davindra sempat terdiam sejenak.

Lalu beberapa saat kemudian dia tertawa terbahak-bahak seraya menggebrak meja dan hal tersebut tertangkap jelas dalam pandangan Harsa karena dia berada tepat dihadapannya.

“Hahaha lucu lo!!” kata Davindra seraya menunjuk wajah Harsa.

“Lucu kalau lo bilang begitu sekarang. Karena faktanya, gak hanya sekarang Harsa, gak hanya sekarang. Harus lo tau, gue dari dulu pun udah gak waras!!” ucap nya.

Harsa menggelengkan kepalanya kecil lalu kembali makan dengan tenang, atau tidak ada ketenangan sebenarnya pada saat ini.

Sorot mata Davindra membuat Harsa hilang konsentrasi bahkan hilang selera dalam menyantap sisa makanannya.

“Karena itu, gue mau elo berhenti, biar elo selamat dari ke tidakwarasan lo itu” kata Harsa.

Davindra langsung menghentikan tawanya lalu menatap tajam Harsa, Davindra mendecih kecil seraya merotasikan matanya, malas.

“Gue berhenti? Lo mau bikin gue makin gila?” Tanya Davindra.

“Gue mau lo sembuh Jonathan.”

“Gue bisa sembuh sendiri, gue masih sering kontrol juga dan harus lo tau, gue gak akan berhenti buat nahan dia, sampai kapanpun itu” kata Davindra.

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang