🍀44 - Emosi tidak jelas

10 5 0
                                    

Dua hari berlalu...

Malam ini, seperti biasanya. Santai dengan ditemani segelas kopi dan juga gadis cantiknya yang bernama Carlyn.

“Besok hari pertama Ros kerja sama kakak.”

“Hmm, bener.”

“Terus, gimana sama perasaan kakak?” Tanya Carlyn.

Davindra yang tengah menyeruput kopi miliknya pun sempat terdiam sejenak, entah diam dalam hal meresapi nikmatnya kopi yang dia beli atau diam memikirkan Rosi yang menjadi topik pembicaraan malam ini.

“Gimana apanya nih?” Davindra balik bertanya.

“Ya perasaan kakak yang gimana?”

“Ya kagak gimana-gimana” kata Davindra seraya menggaruk kepalanya.

“Serius kak, seneng kah atau apa?” Tanya Carlyn lagi.

“Seneng? Gak, biasa aja kok, kenapa sih?” Tanya Davindra.

Keningnya berkerut ketika berkata demikian, dan seterusnya, si sulung Atma itu memalingkan wajahnya ke arah lain.

Entah kenapa Davindra merasa risih karena mendapati tatapan curiga dari Carlyn. Carlyn yang melihat itu langsung terlihat murung.

Ini bukan hanya perasaan Carlyn saja kan?.

Atau memang benar, Davindra memang menunjukkan sedikit perubahan?.

“Masa sih?”

“Hu'um” gumam Davindra seraya mengangguk cepat.

“Beneran biasa aja ya?” Ulang Carlyn.

Hantu perempuan itu menangkap sebuah senyuman tipis Davindra ketika menatapnya. Pria itu menatap Carlyn seperti biasanya, dengan mata berbinar nan penuh akan cinta.

“Kenapa? Apa ada yang ganggu pikiran kamu?” Tanya Davindra dengan begitu lembut.

“Kak, Rosi sama Malvin itu_____”

“Saling cinta, kakak tau kok” tambah Davindra.

“Kenapa kamu keliatan takut banget kalau kakak bakalan suka sama Rosi?” Tanya Davindra.

“Karena aku tau, aku tau kalau sebenernya kakak udah mulai membuka hati kakak buat dia” jawab Carlyn pelan.

Si sulung Atma itu tiba-tiba saja dibuat bungkam, dia sendiri tak mengerti bahkan tak percaya dengan apa yang dikatakan Carlyn. Namun hanya sesaat karena setelah itu Davindra tampak mengelak.

“Haha lucu kamu” kata Davindra seraya terkekeh geli.

“Aku serius kak.”

Lagi, Davindra terdiam seraya melamun dengan tatapan matanya mengarah pada Carlyn.

Setau Davindra, dirinya memang peduli pada kekasih dari adiknya itu, tapi tidak dalam konteks yang lebih-lebih intens seperti apa yang mengganggu pikiran Carlyn saat ini.

Davindra memang peduli pada Rosi, iya benar. Tapi dia peduli itu pure karena perempuan tersebut adalah kekasih dari adiknya. Yang sudah pasti Rosi pun Davindra anggap sebagai adiknya sendiri.

“Pasti kamu salah paham lagi Lyn” elak Davindra.

“Aku gak salah paham kak, aku lebih dari tau, cuma kakaknya aja yang belum sadar sama perasaan itu” jelas Carlyn.

“Kamu tuh ngomong ap___”

Setelah berkata demikian hantu perempuan itu pun langsung menghilang, tanpa mendengarkan apa yang akan Davindra katakan.

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang