🍀38 - Ada cerita terpendam

7 5 0
                                    

Sebelum benar-benar pulang, mereka mampir untuk makan terlebih dahulu. "Kakak ke toilet dulu ya" kata Reqi.

"Mau gue antar bang?" Tawar Davindra.

"Gak usah, temenin aja Rosi disini" jawab Reqi.

Rosi mengerutkan keningnya dengan mulut yang penuh, tapi disana dia juga sedikit acuh dan tetap melanjutkan acara makannya.

Awalnya Rosi makan cukup tenang sebelum pada akhirnya dia mendengar suara yang cukup aneh dari kejauhan, Rosi menegakkan tubuhnya dan menelusuri seluruh ruangan di restoran ini.

Davindra yang merasakan Rosi bersikap aneh bahkan waspada pun tiba-tiba saja ikut menghentikan aktivitas makannya.

"Kenapa?" Tanya Davindra sedikit mengalihkan perhatian dia yang tadinya fokus pada makanan, Davindra menatap lekat Rosi seolah memastikan.

"Lo denger sesuatu gak?" Tanya Rosi hati-hati.

Takutnya, dia ada salah dalam mendengar dan berujung membuat mood makan Davindra buruk karena Rosi yang tiba-tiba saja menginterupsinya dengan gerak-gerik aneh yang mengundang perhatian Davindra.

"Denger apaan sih?" Davindra balik bertanya dan dia masih terlihat bingung disini.

"Kayak ada suara jepretan kamera gitu loh, tuh, tuh kan, lo denger gak sih Davin?" Kata Rosi, dia semakin menegakkan tubuhnya lalu melihat kesana kemari dengan perasaan gelisah.

Mendengar itu Davindra sempat terdiam sejenak, sebelum pada akhirnya dia pun berdiri dan mengedarkan pandangannya, tepat setelah Davindra juga mendengar hal yang sama dengan apa yang Rosi dengar.

Davindra terus mencari, hingga pada akhirnya, bingo! mata dia bertemu dengan dua orang dengan kamera yang menggantung didepan dadanya.

Tepatnya, kedua orang itu bersembunyi dibalik meja nomor delapan belas, dekat ke arah toilet pada restoran tersebut.

"Ck, sialan. Bisa-bisanya restoran semewah ini kemasukan orang-orang dari pemburu berita begini, udah dibilangin juga kalau gue ini mau makan dengan tenang" celetuk Davindra.

"Ada apa?" tanya Rosi sedikit terkejut dan juga panik.

Sangat jauh berbeda dengan Davindra yang terlihat biasa saja lalu duduk kembali untuk menelpon seseorang yang entah siapa.

"Gak usah panik, makan aja yang tenang, biar masalah ini gue yang urus."

Setelah berkata demikian Davindra menghampiri kedua orang tersebut, lalu setelah itu Davindra tampak memanggil seseorang. Ya mungkin saja manager restoran ini atau mungkin pemiliknya.

Rosi hanya bisa melihat dari kejauhan dan dia tak tau apa saja yang Davindra katakan disana, yang jelas setelah Rosi dapat melihatnya kalau pria itu marah pada si pemilik restoran.

Persis seperti kejadian lalu saat Davindra membuat Rosi dipecat dari pekerjaannya.

"Dia memang brutal" cibir Rosi, dia menggelengkan kepalanya pelan.

dilihatnya lagi, kali ini Davindra kembali, tentu saja berjalan ke dekat Rosi.

Persis seperti apa yang Rosi lihat setelah dekat, ternyata pria itu mendapatkan benda kecil yang didalamnya terdapat foto-foto dia dengan Rosi.

"Memangnya boleh ya menyita barang orang seperti itu?" Tanya Rosi seraya menatap Davindra tak percaya.

"Ya kalau urusannya sama uang sih gak masalah."

"Sombong!!"

Davindra terkekeh kecil "ya lagian mereka juga yang salah disini, mereka nyuri momen kita kan, dan gue bener-bener ngerasa keganggu, belom lagi kalau misalnya mereka nyebarin berita yang gak bener" jelas Davindra.

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang