🍀13 - Baru percaya

8 7 0
                                    

Malvin menyodorkan segelas air putih untuk yang ketiga kalinya, dan Rosi langsung meminum air itu hingga tandas.

“masih mau minum lagi?” tanya Malvin, Rosi menggeleng cepat sebagai jawabannya.

Gadis itu berusaha mengatur nafasnya terlebih dahulu agar terlihat lebih normal, bayangan wajah Carlyn yang pucat masih saja menghantui Rosi.

Ada rasa takut, meskipun hanya sedikit. Namun rasanya aneh sekali, karena Rosi sering mengalami hal ini dan melihat suatu perbedaan untuk kasus Carlyn.

Sepertinya ada sedikit yang mengganjal, atau mungkin terlihat sangat rumit untuk dijelaskan. Rosi menatap Malvin seraya menggenggam tangannya dengan sangat erat.

“aku ngerasa aneh sama hantu itu, bayangannya samar. seperti menyatu dengan pikiran seseorang, ah atau mungkin terikat akan satu hal. dia enggak kayak hantu pada umumnya, bahkan aura dia pun gak terlalu kuat” jelas Rosi panjang lebar.

Yang tentunya semua penjelasan Rosi itu sama sekali tidak bisa di mengerti oleh Malvin, pria itu hanya terdiam seraya berpikir keras.

“Maksudnya gimana yaa?” tanya Malvin berusaha membuka pikirannya mengenai masalah ini.

“Malvin, sebelum ini aku pernah liat dia di pemakaman yang sama dengan pemakaman kedua orang tua aku. Aku pikir yang waktu itu mungkin kakak kamu.”

“Jadi begini loh, dia masih bertahan disini karena paksaan. bayangannya lemah, dan kadang-kadang kuat, kayak ada sesuatu yang mengikat dia____” Rosi mendesah pelan, dia menunjukkan ekspresi wajah khawatirnya.

“Ahh, mengikat atau sengaja ditahan yaa?” gumam Rosi terdengar kebingungan sendiri.

“___kasihan banget, hal kayak gini tuh pasti bikin si hantu merasa tersiksa. karena itu juga dia masih terjebak di dunia ini” jelas Rosi lagi.

Dengan perlahan Malvin mulai memahami maksud dari perkataan Rosi, tidak banyak, hanya sedikit yang dia tangkap.

Setelah itu Malvin meringis kecil, sekali lagi dia ingin menganggap ini sebagai lawakan pun rasanya ia sudah terlambat, karena Malvin sudah terlanjur menaruh kepercayaan pada Rosi dan sekarang Malvin benar-benar percaya, karena dua alasan.

Orang yang dimaksud adalah Carlyn dan yang bersangkutan pun tidak lain dan tidak bukan adalah kakaknya sendiri, yaitu Davindra.

“Coba jawab aku dengan jujur, apa kakak kamu itu masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Carlyn?” tanya Rosi kali ini.

Malvin terdiam seraya menatap Rosi, dengan perlahan pria itu pun mengangguk.

“Carlyn itu perempuan yang paling Bang Jonat cinta.”

“Hm, kelihatan jelas begitu sih.”

“Jadi tepatnya sudah tiga tahun berlalu, tapi Bang Jonat masih belum bisa merelakan kepergian Carlyn. bahkan dia masih menganggap kalau perempuan itu selalu ada didekatnya” jelas Malvin.

Sekarang baru Rosi yang mengerti, ini alasan utama Carlyn masih terjebak dalam dunia.

Alasannya tentu karena Davindra yang belum bisa merelakan kepergiannya, Davindra yang menahan dia di dunia ini, dan______untuk penyebab yang lain, tentu saja selebihnya hanya Davindra-lah yang tau.

Rosi juga sedikit tak yakin mengenai ini, bisa saja Carlyn ingin mengungkap sesuatu, sesuatu yang membuat dia tak tenang hingga gentayangan sampai saat ini.

tapi sesuatu itu apa? Rosi tak tau, ah mungkin biar saja dan jangan dibahas dulu untuk saat ini.

“Tiga tahun itu udah lama, dan kamu biarin kakak kamu begitu?”

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang