🍀16 - Kacau

7 7 0
                                    

“Kita gak apa-apa disini?”

“Kenapa harus ada apa-apa?” Davindra balik bertanya.

“Ini cafenya kak Harsa loh.”

“Ya terus kenapa kalau ini punya Harsa?”

“Kak kalian berdua belum baikan!” kata Carlyn sedikit ragu, tatapan Carlyn teralih sejenak untuk menatap dimana Harsa berada.

“Kata siapa? Toh kakak gak ada masalah apapun sama dia, toh disini juga gak ada larangan buat kakak gak boleh dateng kesini. Iya kan?” jelas Davindra.

Yaa, bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja Carlyn takut akan terjadi sesuatu pada Davindra setelah pria itu melihat keadaan Harsa saat ini.

Bagaimanapun, Davindra masih sensitif akan eksistensi dari Harsa. Apalagi setelah melihat Harsa yang terlihat baik-baik saja, atau mungkin lebih baik dari yang sebelumnya dan lebih baik dari bayangan Davindra itu sendiri.

“Masalahnya bukan disitu.”

“Kalau bukan disitu, lalu dimana?” tanya Davindra penuh akan tuntutan agar Carlyn menjawabnya.

Namun disaat yang bersamaan, justru Carlyn dibuat tak berkutik, dibuat diam tak berdaya akan pertanyaan tersebut. Lagi, Carlyn pun dibuat bingung harus menjawab apa.

“Lagian ya, kakak cuma mau menikmati suasana disini aja kok, dan gak ada hubungannya tuh sama si brengsek itu” kata Davindra acuh.

“Kakak tuh mau curhat tentang Malvin, dia akhir-akhir ini lagi nyebelin banget sumpah.”

“Oke, sorry kalau Lyn salah paham ke kakak.”

Carlyn mengalihkan pandangannya, ketika mengalihkan pandangan itu, Carlyn masih menatap Harsa dan disana dia tak sengaja menangkap bagaimana Rosi memiliki tatapan yang berbeda pada dirinya.

Tatapan Carlyn menyipit, mungkin sedikit banyaknya Carlyn masih mengharapkan hal baik berpihak pada keinginan terbesarnya untuk bebas dari dunia ini.

'Atau mungkin aku harus nemuin Rosi dilain waktu'

“Lanjut cerita ya.”

“Y-yaa” Carlyn sedikit melirik Davindra untuk menunjukkan senyuman manisnya sebelum pada akhirnya kembali menatap ke arah Rosi berada.

“Coba deh kamu bayangin, masa kakak disuruh jaga pola makan, rajin olahraga dan apalah itu. Ribet banget kan ini orang” kata Davindra.

Lagi, Carlyn mengalihkan pandangannya untuk menanggapi apa yang diceritakan oleh Davindra saat ini.

Carlyn mengangguk paham, setelahnya dia hanya tersenyum tipis seraya menopang dagu ketika menatap Davindra yang saat ini tengah asik bercerita dihadapannya.

“Tapi kan yang harus kakak lakukan tetap denger apa kata Malvin, dia bilang begitu juga untuk kebaikan kakak” kata Carlyn.

Davindra terlihat langsung mengerucutkan bibirnya, dia pikir tuan putrinya akan berpihak pada dia, ternyata suara untuk dirinya sudah hangus.

“Tapi kan kakak gak suka diatur secara berlebihan” kesal Davindra.

Tak tanggung dan tak takut akan tanggapan beberapa orang yang ada disana, Davindra terlihat begitu santai ketika mengobrol dengan Carlyn.

Davindra tak peduli akan beberapa tanggapan orang lain.

Setidaknya dia tengah memasang earphone saat ini, mungkin orang-orang hanya akan menganggap Davindra gila karena berbicara begitu keras dengan orang ditelpon.

Pun Davindra tak takut diserbu karena dikenal sebagai publik figur, jika ditempat seperti ini Davindra sudah menjelaskan ke beberapa penggemar atau orang yang mengenalnya untuk bersikap biasa saja.

Lepas Obsesi | Jeong Yunho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang