15. Mengungkap Identitas Alen

8 3 0
                                    

Kata-kata Viana memicu alarm di hati Brien. Ia kehilangan kesabaran dan gusar. Entah dari mana, Brien mengeluarkan sebilah pisau dan mengarahkannya pada Viana. "Jika kamu tidak bisa menutup mulut, aku akan menutupnya untukmu."

Viana terkejut. Apa pria ini psikopat?

Pisau itu berada di dekat leher Viana. Wajah Brien garang.

Namun Viana berusaha untuk tetap tenang. "Tuan Brien, mohon tenang, berpikirlah dengan dingin. Aku tidak akan melakukan apa-apa. Karena itu, jangan melukaiku."

Brien mengangkat alis. "Kenapa? Apa kamu takut sekarang?"

"Bukan karena itu," Viana perlahan tersenyum. "Sebenarnya, kamulah yang harus takut. Kamu benar-benar telah masuk ke dalam perangkapnya, Tuan Brien."

Brien terdiam sejenak. Tiba-tiba dia tertawa. "Aku sudah tahu itu."

Viana memiringkan kepalanya.

Brien melanjutkan. "Pria yang bersamamu itu, dia adalah seorang anggota intelijen kerajaan."

Mata Viana melebar dan mulutnya terbuka sedikit. "Bagaimana kamu tahu? Identitasnya dirahasiakan!"

"Bagaimana aku tahu? Hah! Aku selalu waspada jika ada seorang pejabat tinggi datang ke daerah ini. Aku akan selalu memata-matai mereka," mengetahui dirinya menyimpan rahasia kejahatan yang besar, Brien selalu waspada jika ada pejabat tinggi datang dari ibu kota. "Selama pesta berlangsung hingga selesai, bawahanku yang memata-mataimu mendengar percakapanmu dengan pria itu. Ternyata, pria yang bersamamu itu adalah anggota intelijen kerajaan! Dari situlah aku menyadari kalau tujuannya datang kemari bukanlah untuk berkunjung belaka, melainkan untuk menangkapku! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

Viana terperangah. "Jadi, alasan kamu menangkapku saat ini adalah untuk menggagalkan rencananya mengungkapkan kejahatanmu agar kamu tidak ditangkap?"

"Haha!" Brien tertawa. "Dengan menyanderamu, aku bisa menukarmu dengan barang bukti yang dimilikinya lalu menghancurkannya! Juga, dia tidak akan bisa melakukan apapun padaku selama kamu ada di tanganku! Bukankah ini sangat menguntungkanku?"

Hati Viana mencelos.

Jadi, karena inilah para anggota intelijen selalu menyembunyikan identitasnya selama misi.

Begitu identitas seorang anggota intelijen terungkap ketika menjalankan misi, pelaku kejahatan bisa saja mencari kelemahannya. Salah satu contoh misalnya seperti saat ini, dengan menculik seseorang yang berhubungan dengan anggota intelijen kemudian memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi.

Viana ditangkap sebagai ancaman terhadap Rian agar berhenti menyelidiki kasus, menghancurkan bukti-bukti kejahatan, dan mencegah Brien ditangkap.

Cara ini sangat kotor!

Viana menghela napas. "Tapi kamu telah tertipu satu hal."

Brien mengangkat alis.

Viana melanjutkan. "Aku bukanlah calon istrinya. Dia sengaja menjebakmu dengan cara ini. Mungkin saat ini, dia sudah pergi dengan barang bukti kejahatanmu. Kamu tetap akan ditangkap bagaimanapun caranya."

Brien terkejut.

Apa?

Jadi gadis ini bukanlah calon istri pria itu? Dia benar-benar mempermainkanku!

Tubuh Brien bergetar karena marah.

"Jadi kalian menipuku! Kalian menipuku!" Brien tiba-tiba meraung keras, lalu tangannya yang memegang pisau tiba-tiba menggores lengan Viana!

Viana tersentak dan hampir tanpa sadar menjerit kesakitan.

"Kalian menipuku!" Brien mendadak berteriak seperti orang gila. "Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Panggil pria itu sekarang! Suruh dia datang kemari! Berteriaklah sekeras mungkin!"

We Are Unstoppable! (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang