BAB 44✨

226 7 0
                                    

Nik memandang Syalida yang terbaring di katil, manakala dirinya berada di sofa bilik yang menghadap katil. 3 hari gadis itu menyepi, meracau dan sakitkan tubuhnya bertalu-talu. Bibir itu bertalu-talu dibersihkan olehnya sehingga bibir itu terluka.

Telefon yang berdering itu diangkat. Tidak mahu mengganggu Syalida yang masih tidur, dia keluar ke balkoni bilik.

" Hello "

" Tuan " suara seorang perempuan menyapa.

" What? "

" Persiapan yang Tuan arahkan masih ingin teruskan? "

Kejadian yang menimpa kekasih bosnya itu, sudah dia sedia maklum.

" Teruskan macam biasa Aisya "

" Baik Tuan. Macam mana dengan baju? "

" You just uruskan hall and guests. Baju semua I dah settle. Ada apa-apa just call me. "

" Baik Tuan "

" Aisya, I want you take care. "

Dia menggenggam erat langsir sambil matanya yang bergenang itu memandang tajam wajah lelaki  itu. Dia kembali ke arah katil.

" Baik Tuan, Saya akan pastikan semuanya akan berjalan dengan lancar "

Dia meletakkan panggilan. Lantas dia kembali masuk ke dalam bilik. Seiring dia mendengar suara tangisan, dia melangkah laju ke arah gadis itu.

Dia menyisir rambut yang menutupi wajah itu.

"What's wrong Sayang? "

Syalida menepis tangan itu. Nik memandang tangannya. Boleh tahan sakit juga tangannya ditolak begitu.

" Kenapa nih..." Tanyanya sambil menjongketkan keningnya sedikit.

" Bunny please, I ada buat salah ke?" Sambungnya lagi. Gelisah melihat tingkah-laku gadisnya.

Syalida memandang Nik tajam. Air matanya masih mengalir keluar. Bibirnya digigit. Wajah lembut yang memandang dirinya ditatap marah.

Tubuh lelaki itu ditolak jatuh ke atas katil. Dia meragut bibir itu. Nik diam membalas ciuman dari Syalida. Malah dia memperdalamkan lagi ciuman mereka. Tubuh itu dirangkul oleh tangan kekarnya.

 Tubuh itu dirangkul oleh tangan kekarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Syalida berhenti pergerakan mulutnya. Air matanya menitik di atas kulit muka Nik. Nik terus memusingkan tubuh mereka. Kini Syalida berada di bawah Nik pula .

" Bunny... "

" Don't call me that " Syalida mengalihkan wajahnya supaya tidak menatap wajah lelaki itu.

" So what should I call you? " Nik pandang wajah gadis itu sementara tubuh gadis itu masih ditindih olehnya

" You lied " ujar Syalida datar.

" When? "

" Go away. I hate you..."

" Bunny... "

Psycho LoverWhere stories live. Discover now