#Sicklit #Teenfiction #Jay
(Disarankan membaca Niskala terlebih dahulu)
"Mereka menyebutku bocah kematian. Padahal aku hanya melakukan hal gila untuk menyamarkan lukaku."
-Reyhan Pradipta Wicaksono-
Most Impressive Ranking:
🏅2 in •Angst• [4/7/2024]...
Isi part ini hanya ada di aplikasi Wacaku. Link tertaut di bio RadaAgustin
- S E L E S A I -
( Foto keluarga mereka di masa depan )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perlu diketahui, tidak pernah ada anak haram di dunia ini. Semua bayi terlahir dengan keadaan suci. Kendati prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya, tetap tidak ada pembenaran atas label 'haram'.
Budaya pacaran yang sudah dinormalisasikan membuat banyak anak-anak muda tanah air yang terjerumus. Tak sedikit dari mereka yang terbuai dengan nafsu hingga melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Alhasil, banyak bayi yang terlahir tidak dari hasil ikatan pernikahan.
Lalu, yang jadi pertanyaan, siapakah yang salah? Tentu ayah dan ibunya, 'kan? Lantas mengapa sang anak yang notabennya 'korban' harus menanggung kecaman? Tidakkah orang-orang berpikir bahwa sesungguhnya dia juga menyesali asal muasal kelahirannya?
Sebagai manusia yang berakal, kita harus mengambil peran penting dalam memberi sikap. Terlalu bodoh jika harus menjatuhkan beban kepada bayi tak bersalah. Apalagi sampai menghakimi hingga membuat anak itu depresi. Perlu di garis bawahi, jika, ia juga tidak mau lahir dari kesalahan. Jadi, tugas kita adalah melindungi. Menjaga mereka dari kejamnya perundungan. Memberi kesan bahwa hidup mereka akan berjalan sebagaimana mestinya.
-Bokem, selesai. 19 Agustus, 2024.-
Semoga bahagia, dan semoga tidak pernah ada Reyhan di dunia nyata!
Selamat tinggal! Terimakasih atas waktunya, ya! Senang bisa menemani hari-hari kalian. Jangan pernah menyerah! Ingat, Tuhan punya banyak kejutan untuk kalian bahagia. Jadi jangan coba-coba nyerah, ya!
Oke, aku tutup, ya, kisahnya. Selamat tinggal. ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.