38. Berjuang, Rey!

2.3K 340 234
                                    

"Astaghfirullah ...."

Sejenak Reyhan berhenti untuk sekadar menarik napas. Sebelah tangannya yang terurai terangkat menyentuh dada kiri. Tepat dimana sumber rasa paling sakit berasal. Jika kemarin patah, mungkin sekarang rusuk itu sudah remuk tak terhingga. Terbukti dengan nyeri yang sudah tak lagi bisa Reyhan ungkap melalui kata. Namun, belum lagi usai dengan sakit di dada, ngilu di area punggung belakang ikut terasa. Menimbulkan sensasi nyeri yang bertubi-tubi. Tak sadar, remaja itu terbatuk lagi dengan bibir meringis menahan sakit.

"Bunda, sakit, Nda ...," keluhnya pelan. Menatap sisa lorong yang hanya tinggal tiga meter lagi. Ah, rasa-rasanya Reyhan sudah tidak sanggup melangkah lagi. Namun, bayangan siluet Cantika di penghujung lorong membuatnya semangat.

( Part Lengkap Ada di Aplikasi Wacaku )

Link tertaut di bio RadaAgustinsebutkan pengguna -


Bangun, Rey. Dikit lagi.

BoKemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang