1

1.3K 104 1
                                    

Aku membuka album foto yang diberikan oleh teman-temanku dalam perjalananku ke London. Kenangan saat kami bermain bola salju membuatku tersenyum, foto-foto yang bergerak membuatnya terkesan seperti baru kemarin kulalui. Senyum dan tawa mengisi hari-hariku di Durmstrang membawa haru hari ini.

Aku berjanji akan mengirim burung hantu setelah aku tiba di Hogwarts.

Pindah sekolah bukanlah hal yang mudah. Meninggalkan seluruh temanku tidak pernah mudah. Tapi semua itu terasa lebih berat saat kau adalah seorang keturunan Potter. Apalagi sebagai Potter yang tidak dikenal siapa pun.

Namaku pernah disebut beberapa kali, tapi aku tidak berada di rumah saat itu terjadi; saat orang tuaku dibunuh dan kakakku tergores selamanya. Maka itulah yang membuat publik tidak tertarik padaku, berbanding terbalik dengan perlakuan mereka terhadap kakakku.

Aku bahagia dengan kondisi seperti ini. Aku tidak pernah menyukai menjadi pusat perhatian, yang mana itu juga menjadi alasan aku tidak mendaftar di Hogwarts bersama Harry dan malah melancong ke Durmstrang sebagai pelajar internasional pada saat Hagrid menjelaskan semuanya pada kami. Menjelaskan bahwa kami adalah penyihir.

Sudah dua tahun sejak terakhir aku melihat Harry. Aku mengirimkan burung hantu saat aku memutuskan untuk pindah ke Hogwarts tapi dia tidak pernah membalas. Mengingat rute sekolahku ke Hogwarts yang sangat jauh, aku berusaha menganggap Tucker, burung hantuku, tidak sengaja menghilangkan suratnya, dua kali.

Harry bukanlah alasanku ingin pindah ke Hogwarts setelah selama ini. Jujur rasanya tepat saja. Teman-temanku menyebutku gila karena merasa "tepat" untuk meninggalkan semuanya di belakang walaupun mereka tetap mendukungku. Mereka tau aku akan mengikuti kata hatiku saat aku merasa tepat.

Aku menghela napas panjang saat mengingat mereka.

>><<

Aku tidak pernah ke Hogwarts sebelumnya, maka dari itu aku tidak pernah berjalan menuju peron 9 ¾ juga dan aku tidak tau harus menyikapi instruksi mereka seperti apa. Aku sudah berdiri di antara peron 9 dan 10 selama 15 menit sekarang, menunggu siapa pun untuk menabrak dinding antara dua peron ini. Beberapa muggle di sekitarku membuatku berharap saat mereka mendekati titiknya dan membuatku kecewa ketika mereka hanya berlalu lalang.

Aku akhirnya menyerah menunggu siapa pun untuk muncul dan mungkin aku yang terlalu cepat tiba di peron ini. Aku menarik napas panjang, melirik burung hantu di atas troliku dan berlari kencang menuju dinding di antara dua peron tersebut. Untungnya, aku keluar di sisi lain dinding, hela napas lega keluar dari mulutku saat aku membuka mata.

Kereta hitam megah itu baru saja tiba di sebelah kananku dan aku langsung mengamatinya. Beberapa keluarga tersebar di seluruh peron. Mereka terlihat seperti anak-anak baru yang semangat bersama keluarganya; berpelukan dan tertawa, menghabiskan saat-saat terakhirnya bersama sebelum anak-anak pergi tanpa orang tuanya.

Senyum tergambar di wajahku saat mengingat betapa menyenangkannya hari-hari pertamaku di Durmstrang dan sekarang pun aku merasakan hal yang sama.

Alasanku datang secepat mungkin adalah untuk memastikan saat pertamaku bertemu Harry tidaklah di tengah-tengah ratusan anak-anak yang sedang gugup dan panik. Apalagi aku sendiri juga tidak tau apakah ia akan datang.

Aku adalah orang pertama yang masuk ke Hogwarts Express. Di dalam sangat sepi, bahkan tenang dan aku berusaha menikmatinya selama mungkin. Dalam satu jam pasti suasananya akan berbanding terbalik, aku yakin. Aku menempatkan diri pada sebuah bilik di ujung kereta dan duduk di sebelah jendela. Dengar-dengar pemandangannya akan sangat spektakuler dan aku tidak mau melewatinya.

Seperti yang kupikirkan, peron semakin penuh dengan murid, keluarga dan saudara berlarian, menyapa satu sama lain atau meneteskan air mata seiring mereka mengucapkan selamat tinggal. Aku masih mengamati kejadian di luar kereta seperti sedang menonton film yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Berharap, bukan, berdoa aku akan melihat rambut coklat kakakku atau kacamata bulatnya pada suatu titik di keramaian ini.

POTTER? || Draco Malfoy X Reader [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang