Tak terasa waktu berlalu cukup lama. Di luar masih terlihat gelap, dan suasana masih seburuk saat kami kembali.
Aku bisa mendengar suara-suara membicarakan sesuatu, tapi aku tidak cukup sadar untuk mengetahui siapa sumbernya atau apa yang mereka katakan.
Butuh beberapa menit lagi sebelum aku membuka mata, cahayanya sangat redup sehingga kali ini tidak menggangguku.
Kepalaku menoleh ke kiri perlahan, dan aku meremas tangan yang memegang tanganku. "Y/n!" Wren tersentak ketika ia menyadari gerakanku. Ia segera duduk di tempat tidur, dan ruangan menjadi sunyi; percakapan yang berlangsung terhenti total. "Apa kau baik-baik saja?"
Aku mengangguk, mencoba duduk tegak. Mataku mengamati ruangan sekali, melewati Profesor Snape, McGonagall dan Dumbledore sendiri sebelum mendarat pada Malfoy yang duduk di kursi di sisi lain tempat tidurku.
Matanya melebar, rambutnya acak-acakan, dan dia duduk di tepi kursinya. Tapi begitu aku melihatnya, ia berusaha terlihat sesantai mungkin, memalingkan wajahnya dariku, dan itu juga memutuskan kontak mata kami.
Tiba-tiba, aku menyadari Harry tidak ada di sini. Dan jika dia tidak bersamaku, atau bersama Profesor mana pun yang hadir, dengan siapa dia sekarang?
"Di mana Harry?" tanyaku, suaraku semakin panik. "Dia tidak ada di sini, di mana dia?"
Dumbledore memberiku senyuman yang meyakinkan, tapi, untuk pertama kalinya, aku tidak begitu yakin apakah ia tau apa yang sedang terjadi. "Jangan khawatir. Kakakmu bersama Profesor Moody. Aku yakin dia tau apa yang harus dikatakan untuk menenangkannya."
Mataku terbelalak; kepanikan yang terdengar dalam suaraku kini terlihat jelas di fitur wajahku. "Jangan biarkan Harry bersamanya! Moody yang membawaku ke sana!" kataku, suaraku serak dan tubuhku menggigil saat mengingat tempat yang sangat mengerikan di mana aku terjebak beberapa jam yang lalu. "Tolong, kalian harus menjemput Harry."
Ketiga Profesor itu menatapku, tidak begitu yakin apakah akan mempercayai apa yang kukatakan, tapi ekspresi putus asa di wajahku membuat mereka berjalan ke arah pintu tanpa berkata apa-apa lagi.
Satu-satunya yang berbalik sebelum mereka meninggalkan ruang perawatan adalah Snape. Seolah kata-kataku membuatnya menyadari sesuatu, ia menatapku untuk terakhir kalinya, sedikit kekhawatiran di matanya. Apakah itu untukku, atau situasi secara umum, aku tidak tau.
"Apa yang kau bicarakan? Siapa yang membawamu kemana?" Wren bertanya prihatin, dan meski aku bisa merasakan tatapan Malfoy menatapku, ia tidak mengatakan apa pun.
Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba mencari cara untuk menjelaskan apa yang terbaik yang telah terjadi.
Selagi aku menjelaskan, Wren sesekali mengajukan pertanyaan, mencoba memahami situasinya, tapi Malfoy tetap diam. Wajahnya memberitahuku bahwa ia tertarik, tapi ada sesuatu yang menghalanginya untuk menunjukkan ketertarikannya.
Kenapa ia ada di sini jika ia tidak mau mengucapkan sepatah kata pun?
"Jadi, menurutmu siapa Moody sebenarnya?" Ia bertanya hati-hati seolah-olah penyebutan namanya akan membawaku kembali padanya.
Aku menggelengkan kepalaku, kesal karena aku sendiri tidak bisa memahaminya. "Tidak tau, semoga saja mereka mengetahuinya." Aku mengangguk ke arah pintu yang ditinggalkan Profesor, dan ia mengangguk setuju.
Suasana hening sejenak di dalam ruangan, Wren melihat bolak-balik antara aku dan si pirang sebelum berdeham. Ia memberiku senyuman canggung. "Aku akan, uh, meninggalkan kalian berdua, ya. Aku akan... sampai jumpa?" Ia tersandung dari samping tempat tidurku, dan aku memandangnya dengan ekspresi bingung di wajahku.
"Oke?" Aku mendengar diriku sendiri berkata, tapi ia sudah keluar dari pintu, mungkin terlalu jauh untuk mendengarnya.
Mataku tertuju pada Malfoy lagi. Ia melihat ke luar jendela, tapi tidak ada yang bisa dilihat di sana. Di luar gelap gulita.
"Kau tidak perlu di sini, tau," kataku setelah beberapa saat, memecah keheningan yang menyelimuti ruangan itu.
Kepalanya mengarah ke arahku, alisnya berkerut mendengar komentarku.
"Kenapa tidak?" Ia bertanya, benar-benar bingung.
"Kau belum mengatakan apa-apa sama sekali," desahku, dan ia mengalihkan pandangannya kembali ke apa pun yang dia lihat di luar jendela. "Kau bahkan tidak menatapku," tambahku.
Dan kemudian ia kembali; menatapku. Mata abu-abunya penuh penyesalan, rasa bersalah dan malu. Tapi untuk apa?
Ia menghela napas, berusaha menemukan kata-kata yang tepat. Aku belum pernah melihatnya seperti ini. "Apa kau masih kesakitan? Karena mantra itu?" Ia tiba-tiba bertanya, suaranya penuh kekhawatiran.
Aku menggelengkan kepalaku. "Aku hanya merasa lemah," jelasku. "Tapi jauh lebih baik dari sebelumnya."
Ia tampak senang dengan pernyataanku dan mengangguk. "Baguslah," Ia berkata dengan jelas, menatapku dari atas ke bawah sekali sebelum matanya bertemu dengan mataku. "Kau menyebut sekelompok orang? Bukan hanya kakakmu dan... dia?"
Ia ragu-ragu sebelum menyebutnya; menyebut Voldemort. Tapi aku hanya mengangguk.
"Aku tidak mengenali satu pun dari mereka, dan aku juga tidak terlalu ingat," aku memulai. "Hanya ada dua yang benar-benar menonjol; pria kecil, jelek sekali. Aku bersumpah aku pernah melihatnya sebelumnya, tapi aku benar-benar tidak tau apa-apa," aku menjelaskan perlahan.
"Dan yang satunya?" Aku terkejut dengan ketertarikannya yang tiba-tiba pada mereka tetapi hanya mengabaikan sifat penasarannya.
"Dia tinggi, rambut pirangnya panjang... hanya itu yang kulihat; lagi pula, saat itu cukup gelap. Tapi hanya merekalah yang benar-benar berbicara dengan Voldemort."
Ia tersentak saat menyebut nama itu tetapi menatapku dengan rasa kasihan setelahnya. "Aku menyesal melihatmu harus melalui itu."
Aku menelan ludah sebelum menggelengkan kepalaku dengan cepat. "Jangan. Kau tidak ada di sana, dan kau juga tidak bisa melakukan apa pun. Itu tidak ada hubungannya denganmu."
Ia mendengus sinis, ekspresi wajahnya tidak bisa kumengerti. Ia tampak gelisah. "Kau tidak mengerti," Suaranya tegas, dan ia menatap langsung ke arahku. "Semuanya ada hubungannya denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
POTTER? || Draco Malfoy X Reader [BAHASA INDONESIA]
Fanfiction"Aku tidak tau kau punya adik, Potter" Original story bahasa Inggris oleh @Seselina [https://www.wattpad.com/story/241178840-potter-draco-malfoy-x-reader]