Kalau dipikir lagi, itu bukan momen yang membanggakan untukku, lebih lagi apa yang terjadi setelah itu.
Sekitar lima detik setelah kami mulai berciuman, aku mulai menyadari segala hal buruk yang akan mengikuti momen ini. Dan butuh beberapa menit sebelum aku mendorong lembut si pirang ini menjauh dariku, entah apa yang membuatku tidak mendorongnya lebih cepat; rasa bibirnya atau sensasi yang kurasakan di sekujur tubuh.
Ia membuka matanya perlahan dan aku melihat ekspresinya berubah menjadi horor. Ia mundur beberapa langkah dan menatapku dari atas ke bawah dengan bingung.
Aku merasakan hal yang persis sama dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku terdiam. Tidak ada satu kata pun yang terpikir untuk kukatakan.
"Kenapa kau melakukan itu?!" Ia bertanya, suaranya sedikit lebih tinggi dari biasanya.
"Aku tidak melakukan apa pun, kau yang melakukannya!" Aku segera mengoreksi, ada sedikit kepanikan dalam suaraku. Tidak mungkin ia akan menyalahkanku atas hal ini.
"Ini tidak pernah terjadi."
"Tentu saja tidak."
Kami mengangguk setuju saat pintu kelas terbuka. Malfoy berbalik, dengan cepat mengambil kertas yang ia lemparkan padaku dan menaruhnya di saku jubahnya.
Snape berkeliling kelas, mencoba menemukan tempat yang kami lewatkan tetapi tidak berhasil. "Baiklah," katanya. "Sudah hampir waktunya makan malam."
Ia memberi isyarat agar kami keluar dari pintu dan aku tidak membuang waktu sedetik pun sebelum pergi. Aku mengambil barang-barangku dan bergegas keluar ruangan.
Malfoy melakukan hal yang sama dan kami berdua melarikan diri dari tempat kejadian ke arah yang berlawanan tanpa mengucapkan sepatah kata pun satu sama lain. Kepalaku begitu penuh hingga butuh waktu untuk menyadari bahwa aku berjalan ke arah yang salah.
Aku duduk di lantai salah satu dari banyak koridor kastil, punggungku menempel ke dinding, dan menarik napas dalam-dalam.
Mataku terpejam tetapi aku bahkan tidak punya waktu sedetik pun untuk mengatur pikiranku sebelum aku diusik lagi. Apa tidak ada satu tempat pun di kastil ini di mana aku tidak akan bertemu seseorang secara tidak sengaja?
"Y/n? Apakah kau baik-baik saja?" Hermione berkata dengan ekspresi khawatir di wajahnya ketika ia mendekatiku. Ia benar-benar berbakat menemukanku di saat-saat terburukku.
Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku dengan acuh. "Tentu saja."
Ia mengangkat alisnya mendengar jawabanku, senyum lucu di bibirnya, "Kau tidak terlihat baik," katanya.
"Snape membuatku kesulitan dalam hukuman, itu saja." Ia mengangguk penuh arti, meski aku ragu ia pernah masuk hukuman sebelumnya.
"Yasudah, kalau begitu, aku akan menemuimu saat makan malam, ya?" Ucapnya sambil tersenyum dan aku mengangguk cepat.
"Tentu saja!"
Ia berjalan menyusuri koridor dan aku menghela napas sekali lagi. Itu jelas bukan terakhir kalinya aku harus berbohong kepada seseorang tentang hal ini dan aku tidak tahan memikirkannya.
Jika alasan bohongku memang untuk yang terbaik, aku tidak masalah, tapi karena Malfoy? Yang ia lakukan hanya mempersulit hidupku dan aku muak.
Memangnya dia pikir dia siapa. Kau tidak bisa mencium seseorang sembarangan seperti itu. Terutama pada seseorang yang kau benci dan intimidasi setiap hari. Walaupun dengan kondisi sama-sama terlihat menikmati, tetap tidak bisa diterima.
Aku memutuskan untuk melewatkan makan malam dan menyelinap ke kamarku saat semua orang keluar, tidak berminat untuk berbicara dengan siapa pun. Sampai mereka kembali, aku hanya berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit dan berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi buruk besar yang akan membuatku terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
POTTER? || Draco Malfoy X Reader [BAHASA INDONESIA]
Fanfiction"Aku tidak tau kau punya adik, Potter" Original story bahasa Inggris oleh @Seselina [https://www.wattpad.com/story/241178840-potter-draco-malfoy-x-reader]