Aku terbangun dari tidur tanpa mimpi saat aku menyadari adanya pergerakan di belakangku.
Satu tangan yang sedari tadi melingkar cukup erat di pinggangku, melonggar sebelum tubuh hangat di belakangku terasa menjauh.
Aku dengan cepat menghapus rasa kekecewaan yang mulai muncul saat udara dingin mulai mengisi selimutku, menggantikan tubuh hangat Draco yang tadi berkontak dengan kulitku.
Aku memeluk diriku lebih erat, mataku yang sebelumnya terpejam menjadi terbuka untuk melihat apa yang ia lakukan. Si pirang itu berjinjit berjalan ke arah pintu, tentu berusaha untuk membuat suara sepelan mungkin. Walau, saat menyadari pergerakanku, ia berbalik cemas.
Seakan refleks untukku segera memejamkan mata kembali berpura-pura tidur pulas.
Reaksinya membuatku bertanya kenapa ia mengendap-endap di kamarnya sendiri di waktu pagi ini?
Ia tidak sedang mengendap keluar dari kamarnya sendiri, kan?
Tapi sebelum aku bisa menjawab pertanyaan di pikiranku dengan jawaban tentu tidak, karena, ke mana ia akan pergi, aku mendengar suara pintu, dan aku membuka mata sedikit cemberut.
Beberapa saat aku menyadari ada suara yang berada di balik pintu, dan saat aku benar menyadari siapa yang berbicara, mataku terbelalak.
Kenapa Wren sudah kembali?
Aku menarik napas panjang, tau jika dia melihatku di sini, seperti ini, aku bahkan tidak akan mendengar bagaimana akhirnya.
"Kau melihat Y/n—" Ia bertanya, suaranya sedikit terdengar panik setelah jelas tidak menemukanku di asrama kami.
"Astaga, dia tidur!" Aku mendengar Draco berkata, suaranya terganggu saat ia meminta Wren menurunkan volume suaranya. Walau saat ia menyadari artinya bahwa aku ada di sini, hasilnya berbanding terbalik.
Jeritannya tertahan karena Draco menyuruhnya diam dengan sekian kata kasar, dan itu berhasil.
Bibirku membentuk senyuman yang dalam seiring aku mendengarkan mereka. Seluruh interaksi mereka selalu membuatku tersenyum lebar entah kenapa.
Si pirang menghilang ke balik pintu itu untuk beberapa menit; aku bisa mendengar suara mereka. Wren terkekeh dan Draco meracau kesal, tapi apa yang mereka bicarakan, aku tidak tau.
Aku memejamkan mata sekali lagi saat pintu terbuka lagi dan mendengar pintu tertutup. Sekarang aku sudah sepenuhnya terjaga, rasanya sulit untukku menahan senyuman lebar yang hampir muncul ketika ia berada di hadapanku.
"Kau tidak tidur sama sekali, kan?" Ia bertanya seakan sudah tau, seakan menganggap ini lucu aku membayangkan salah satu alisnya terangkat.
Aku masih memejamkan mata, walau seringai itu akhirnya muncul dan aku mengalah.
"Bagaimana kau tau?" Aku membuka mataku perlahan. Draco adalah hal pertama yang mengunci pandanganku.
Seperti yang kubayangkan, satu alisnya terangkat saat ia melihatku, kedua ujung bibirnya terangkat saat ia tersenyum.
"Sudah kubilang sebelumnya, kau tidak pandai berbohong. Dan sepertinya pura-pura tidur masuk dalam kategori itu." Ia berkata, masih terlihat senang.
Matanya masih memandangku sebelum ia beralih ke tempat tidur. "Geserlah." Ia bergumam, sudah mendorongku ke sisi lain tempat tidurnya bahkan sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
Ia merangkak kembali masuk ke dalam selimut, walau tubuhnya sudah terasa lebih dingin sekarang; jari-jaringan sedingin logam dari cincinnya saat bersentuhan dengan pahaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
POTTER? || Draco Malfoy X Reader [BAHASA INDONESIA]
Fanfiction"Aku tidak tau kau punya adik, Potter" Original story bahasa Inggris oleh @Seselina [https://www.wattpad.com/story/241178840-potter-draco-malfoy-x-reader]