38

174 27 2
                                    

"—Yang kau lakukan itu bukan urusanku. Kurasa aku hanya tidak menduganya, kau taulah. kita benci anak itu. Kukira memang begitu. Dan aku menyukainya, karena—" Untuk pertama kalinya selama percakapan tatapan Wren terangkat dari lantai ke arahku, mata coklatnya menatap langsung ke arahku. Ia berhenti; sepertinya ia tidak yakin apakah akan melanjutkan atau tidak.

Aku memberinya senyuman penyemangat, mendorongnya untuk melanjutkan.

"—Hanya karena itu, kurasa aku tidak punya alasan untuk cemburu." Pipinya merona merah jambu cerah, dan ia melihat ke lantai lagi, menunggu jawabanku.

Perutku mual mendengar kata-katanya, dan aku tidak yakin harus berpikir apa. Aku menelan ludah, mencoba memahami dan mencerna apa yang ia katakan padaku.

"Jadi, kamu menyukainya—, kau sebenarnya menyukai Malfoy? Maaf, aku tidak tau!" Aku merasa lebih buruk daripada sebelumnya, tapi alisku berkerut saat ia mulai tertawa. Aku tidak dapat memikirkan satu hal pun yang lucu tentang situasi ini.

"Apa?" Ia berkata, geli. "Tidak, bodoh. Aku tidak suka Malfoy."

"Tapi— Oh," Mataku melebar saat menyadarinya, dan tanganku berada di depan mulutku. "Tidak, kau serius, Wren?" Suaraku penuh kejutan, dan ia mengangguk, tidak menatapku.

Aku tidak tau harus berkata apa. Tentu saja aku tersanjung, tapi di saat yang sama, aku merasa tidak enak. Siapa pun akan beruntung memiliki orang seperti Wren. Tapi di sinilah aku, malah tertarik pada anak nakal yang sombong, egois, dan manja.

Y/n Potter; gadis yang terlalu buta untuk menyadari sahabatnya memiliki perasaan padanya.

"Maaf, aku hanya—" aku memulai, tapi ia langsung memotongku.

"Tidak apa-apa. Kau tidak perlu meminta maaf untuk apa pun. Aku tau kau tidak perlu meminta maaf. Dan aku punya waktu beberapa minggu terakhir untuk menerima hal itu. Ayo kita kembalikan semuanya ke normal." Suaranya tenang, tapi aku tau tangannya gelisah di saku jubahnya. "Ya?"

Aku memberinya senyuman minta maaf tapi mengangguk. Tidak ada yang lebih kuinginkan selain mendapatkan sahabatku kembali. Aku memeluknya dan menariknya ke dalam pelukan erat.

Tubuhnya langsung rileks, postur tegangnya lebih santai saat ia membalas pelukanku. "Mungkin bagimu dia tidak seburuk dugaan awalku, ya." Ia bergumam dalam pelukan itu, dan aku tersenyum.

Tidak, mungkin tidak.

>><<

Seluruh sekolah sepertinya tergila-gila pada Yule Ball. Bahkan Harry pun mengeluh ia belum mempunyai pasangan, dan aku tidak pernah benar-benar menganggapnya sebagai tipe orang yang sangat peduli.

Aku tau ia diharuskan membawa pasangan karena ia adalah salah satu kontestan, tapi aku juga tau itu bukan alasan ia khawatir tentang hal itu.

"Kau sudah mengajak siapa?" Aku memandang Alexei, yang duduk di sebelahku di meja, ekspresi penasaran di wajahku. Ia mengambil waktu sejenak untuk menelan makanannya sebelum menatapku dengan alis terangkat.

"Apa sudah ada yang mengajakmu?" Ia mengalihkan pertanyaannya alih-alih menjawabnya, dan aku memutar mataku. Ia tau betapa hal itu membuatku kesal, yang membuatnya semakin sering melakukannya.

"Belum," aku mengangkat bahu, mataku tertuju pada Malfoy; si pirang asyik mengobrol dengan Parkinson. Sebelum mata Alexei mengikuti mataku, aku mengalihkan perhatianku kembali padanya, masih menunggu jawabannya.

"Aku juga belum." Suaranya terdengar sama tidak tertariknya dengan seluruh hal ini seperti suaraku. "Jika kau tidak menunggu siapa pun untuk mengajakmu, kita bisa pergi bersama saja?"

Sekali lagi, kepalaku menoleh ke arah Malfoy, tapi kali ini matanya sudah menatapku. Ia tampak terkejut ketika menyadari aku sedang melihatnya, dan ia segera kembali ke Parkinson.

Ia terkikik, memainkan rambut pendeknya saat ia berbicara dengannya. Dan untuk pertama kalinya, Malfoy tampak tidak merasa jijik padanya.

Aku segera menggelengkan kepalaku, kembali menatap Alex. "Tentu, itu akan menyenangkan."

Ia mengangguk, senyum kecil di wajahnya saat ia melakukannya. "Siapa yang Vik ajak? Aku membayangkan gadis-gadis itu mengantre untuk diajak olehnya," tanyaku beberapa saat kemudian.

"Teman Harry Potter. Yang pintar," jawabnya, makanan masih ada di mulutnya saat ia berbicara kali ini. Setelah keterkejutan awal, aku tersenyum, mengingat momen kecil mereka di aula besar.

"Itu mungkin keputusan paling cerdas yang diambil Viktor Krum selama ini. Aku bangga," aku tertawa, dan Alex mengangguk.

Kami selesai makan malam bersama, dan aku menghabiskan sisa malam itu bersama Wren, masih membayar minggu-minggu yang telah kami sia-siakan.

Kami sedang duduk di ruang rekreasi, di salah satu kursi di sudut, jauh dari mayoritas siswa lainnya. "Jadi, apa dia mengajakmu pergi ke pesta dansa?"

"Siapa? Malfoy?" Aku balas berbisik, memastikan tidak ada yang mendengar penyebutan namanya. "Jangan konyol, seolah-olah itu akan terjadi. Bahkan jika kita berasumsi Harry tidak akan membunuhku begitu dia melihat kita bersama," aku tertawa setengah hati dan menggelengkan kepala.

Ia berpikir sejenak. "Baiklah, kalau begitu, apa kau ingin pergi denganku? Tentu saja murni sebagai teman," Suaranya semakin pelan menjelang akhir kalimatnya, memberiku senyuman kecil saat ia berbicara.

"Sebenarnya Alex mengajakku tadi, tapi kita semua akan pergi bersama-sama. Kita juga akan pergi sebagai teman, kok," kataku, menjelaskan situasinya dengan cepat dan setelah aku meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja, ia setuju.

Senyuman di wajahku saat kami mengobrol langsung hilang saat aku melihat Malfoy dan Parkinson masuk ke ruang rekreasi bersama, gadis itu bergelantungan di bahunya.

Dan meskipun Malfoy tampak kesal padanya, fakta bahwa ia tidak segera melepaskannya sudah cukup jelas.

Matanya mengamati ruangan, akhirnya tertuju pada Wren dan aku. Aku bersumpah aku bisa melihat sudut mulutnya bergerak membentuk senyuman, tapi gerakannya terlalu halus untuk bisa dipastikan.

Pasangan itu duduk di salah satu sofa, membuat siswa yang duduk di atasnya terlebih dahulu bangkit. Aku memutar mataku saat Parkinson mulai tertawa geli, dan aku mencoba untuk tidak memedulikan mereka sebaik mungkin.

POTTER? || Draco Malfoy X Reader [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang