Seoul 2024 di sebuah kota kecil jennie ruby Jane adalah seorang wanita yg sudah men janda selama lima tahun, hal ini terjadi karna ia bercerai dengan suaminya dan hak anak sepenuh nya di berikan oleh pihak suami. Sejujur nya jennie sedih karna ia tidak bisa bertemu dengan anak yg dicintai nya, anak dan mantan suami nya telah menikah lagi dengan wanita lain, namun ia tidak bisa terus terpuruk.
"Nih!"
Teman jennie juta selalu membantu nya mencari pekerjaan, menjadi janda tidak lah mudah. Ia harus menafkahi dirinya sendiri, apalagi jennie itu yatim piatu sejak lahir. Tidak ada yg bisa diandalkan untuk hidup nya kecuali diri sendiri, teman kerja jennie memberikan banyak selebaran lowongan pekerjaan. Satu satu nya yg menarik perhatian jennie adalah lowongan pembantu dengan gaji fantastik.
"BUSET INI SERIUS?!" Jennie cukup terkejut dengan apa yg di lihat nya
"Iya lah! Mana mungkin aku bercanda
Jennie tetap merasa aneh, sejujur nya dari semua lowongan pekerjaan yg ada, ini yg paling menggiurkan. Soal menjadi pembantu juga pekerjaan yg mudah, ia sudah handal dalam mengurus rumah.
'Tapi ini periode waktu lamaran nya sudah lama, apa memang gak laku ya?' di satu sisi jennie pun merasa bingung, lowongan ini sudah lama sekali masih ada dan belum di tarik. Yg mengartikan belum ada pekerja tetap, apakah mereka sangat ketat dalam memilih pembantu? Atau banyak yg keluar karna pekerjaan yg terlalu keras?
Jennie sempat meneguk liur nya sendiri, wanita berparas cantik itu berpikir.
"Mayan kali Jane.. ' yeri menyahuti pikiran jennie " Siapa tau nanti atasan nya tergoda sama body bahenol mu, nanti di lebihin gaji nya haha'
"HUS! ANEH ANEH AJA KAMU!' jennie menjitak ucapan teman nya yg sembarangan " Yasudah lah, di coba dulu. Kita gak akan tau sebelum mencoba' ia segera mempersiapkan berkas untuk melamar pekerjaan itu, segala berkas ia persiapkan kemudian ia mengirimkan nya pada alamat yg tertera "oke mantap semua.. " Sisa nya jennie tinggal menunggu saja, ia berharap semoga bisa mendapatkan pekerjaan ini dan semoga pekerjaan nya tidak terlalu mengerikan.
Tak butuh waktu lama jennie mendapatkan panggilan misterius, ia sudah jingkrak jingkrak "pasti dari tempat kerja yg aku lamar' ia segera mengangkat panggilan nya " Haloo... " Sapa jennie dan lawan bicara nya diam saja 'hallo pakk.. Buu.. Selamat siang.. ' panggil nya lagi dan tidak ada jawaban
"Anjirrr kena prank!" Jennie mulai panik, apalagi ia takut jika sampai di hipnotis atau di tipu. Tak lama muncul suara brecek dari panggilan itu yg membuat jennie menjauhkan ponsel nya dari telinga nya "duhh.. $ jennie kembali membatin
'Besok jam tujuh malam datanglah ke alamat yg akan saya kirimkan' terdengar suara kakek kakek yg cukup lemah di panggilan itu
" Y-ya baik' jennie menjawab ragu, malam banget pikir nya. Apakah ia di tipu? Apa kakek ini disandra dan nanti jennie juga akan di tangkap? Jennie panik tapi ia menyembunyikan rasa panik nya
"Jangan bilang siapapun! Datang sendiri!" Ucap kakek itu sebelum menutup telepon nya
"HIIHH.. " Jennie beneran merinding, apa barusan? Ia semakin berpikir yg aneh aneh. Tapi jennie tidak bisa takut, ia harus menghadapi ini dengan modal nekad, ia mempersiapkan dirinya.
Jennie membawa semprotan merica, stungun, pisau lipat, tali dan lain nya serta batu batu sekitar rumah nya untuk jaga jga. Ia sebisa mungkin membawa alat tempur agar tetap melindungi nya.
"Hadeh berat banget tas ku! Gapapa lah buat biar bisa jaga diri" Gumam nya merasa tas nya semakin memberat, ia sudah seperti anak gunung yg akan mendaki bukan seorang wanita yg akan datang ke sebuah interview pekerjaan.
Jennie tidak tau apa yg akan di hadapi nya didepan, sejauh ini rasa nya ia semakin curiga "bisa jadi pekerjaan ini makan banyak korban, aku harus siap siaga' Gumam nya lagi menguatkan diri
Jennie pergi menggunakan taksi ke alamat yg diberikan, perjalanan membutuhkan waktu setengah jam lalu mobil nya ditahan di depan hutan belantara 'loh ini bener disini?" Yg menahan nya adalah seorang pria besar berpakaian serba hitam
Jennie turun dari mobil dengan keadaan was was, jantung nya berdegup cukup kencang dan telapak tangan nya basah. Ia bahkan telah siap bersedia memegang semprotan merica, penjaga itu menatap jennie dari atas sampai bawah dan membawa nya masuk ke hutan belantara yg dingin dan gelap. Penjaga itu menyalakan senter kemudian menuntun jennie melintasi hutan belantara
"Ini bener rumah nya di hutan?' jennie bertanya tanya pada penjaga, namun penjaga itu diam saja.
Mereka menyurusi hutan perlahan dan kemudian ada suara yg amat keras membuat jennie berhenti
" Aku gak akan di apa apain kan? Kamu gak akan culik aku kan?' karna semakin panik jennie asal bertanya saja kemudian penjaga yg membawa nya itu mendekat dan mendengus kasar.
'Ikut saja! Tidak usah banyak bertanya"
Jennie kembali menenangkan diri dan pikiran nya, tidak apa pikir nya demi uang. Penjaga menerangi jalan menggunakan senter kemudian setelah beberapa lama sampai lah jennie pada sebuah rumah yg sangat besar namun penerangan nya minim, rumah dihadapan nya terlihat sangat tua dan aura sekitar perlahan mencekam. Jennie terus berjalan sampai akhir nya pintu raksasa itu dibukakan, lampu yg awal nya mati perlahan mulai menyala satu persatu kemudian di susul oleh beberapa orang yg datang mengenakan pakaian khusus.
Jennie celingak celinguk, ia merasakan bau alis yg menyengat kemudian tak lama seseorang muncul di hadapan nya melalui bayangan. Ini seperti sihir tapi jennie masih tidak percaya, muncul sesosok kakek kakek dan tersenyum padanya.
"Selamat datang nona! Anda tepat waktu' ucap kakek tersebut dan jennie menyadari bahwa suara kakek itu adalah orang yg menelepon nya
" Wah anda kakek yg di telepon ya' jennie mulai merasa agak tenang, ternyata kakek itu tidak disandra.
Kakek itu mengangguk " Saya adalah kepala pembantu atau pelayan di rumah ini, anda bisa ikut saya!"
Jennie pun mengikuti kakek itu dan tatapan orang orang yg ada disana pun menjadi berbeda, jennie diajak ke setiap ruangan dan kakek itu menjelaskan tentang pekerjaan nya.
"Untuk manusia bertugas untuk keluar rumah! Membeli bahan makanan, mencari nya atau mengantar kan barang' ucap kakek itu
Jennie pun mengangguk saja dan melihat sekeliling, interior di rumah ini memang sangat lah mewah walaupun terkesan kuno. Jennie begitu kagum "yang beginian aku harus hati hati! Kalau rusak gak mampu beli deh" Batin nya
Jennie dan kakek itu masuk kesalah satu dapur, jennie langsung menutup hidung nya. Bau anyir sangat menyengat di indera penciuman nya, rasa nya pusing jika terus dicium.
Kakek itu membawa jennie kesalah satu gudang penyimpanan dimana saat dibuka kakek itu tersenyum tapi wajah jennie berubah pucat, jennie membelalakan matanya. Nafas nya terasa sesak, bau amis yg menyengat itu semakin kuat didalam gudang. Ada beberapa hal yg membuat jennie mulai ketakutan, tubuh nya sampai gemetar di tempat dan dirinya mulai lemas. Di hadapan nya terdapat banyak mayat yg tergeletak namun sangat pucat dan kering seperti tidak ada cairan, selain itu banyak juga hewan yg mati seperti ayam dan lain nya. Apa ini? Jennie bertanya tanya dalam benak nya, pantas saja tidak ada yang mau bertahan disini. Apakah ini rumah seorang psikopat?
'Dua hal yg harus kamu lakukan disini setelah diterima bekerja nona jennie'
Ketika nama jennie di panggil lagi, wanita itu menjadi semakin gemetaran.
"Yg pertama rahasia keluarga ini harus kamu jaga sampai mati! Yg kedua jika melanggar dan tidak bisa bekerja dengan baik, kamu akan bernasib sama seperti mereka" Tegas kakek itu merujuk pada para mayat yg tergeletak didepan nya.
'Anjiirrr mati akuuu! Aku kena prank job prikopat" Batin jennie sudah padrah