"Tuan?!" Jennie yg menukul lisa, ia sendiri yg panik karna melihat tuan nya yg tergeletak dibawah dengan lemas. Jennie segera membantu tuan nya berdiri dan berlari mengambil peralatan medis
'Jahat sekali! Padahal kemarin aku menolong mu' ucap lisa duduk diatas kasur dengan es yg ditempel kan diwahah nya, nada suara nya seakan menggerutu mengingat jari jennie yg sudah di obati oleh nya semalam malah ia mendapatkan pukulan
Jennie menghela nafas merasa bersalah 'maafkan saya tuan!' kata nya lirih 'saya tidak ingat apapun semalam! Saya pikir tuan melakukan sesuatu yg tidak pantas'
Lisa tertawa kecil, meski dengan rasa sakit diwajah nya 'aku tidak melakukan apapun padamu! Justru kamu yg meminta ku untuk tinggal sayang' jelas nya sambil menatap jennie dengan mata yg nakal
"Apa?!" Wajah jennie memerah karna malu, ia tidak percaya dengan apa yg didengat nya 'itu tidak mungkin! Saya pasti tidak akan meminta hal seperti itu"
'Percaya lah sayang' kaya lisa, senyum nya semakin melebar 'kamu yg meminta ku untuk tinggal! Kamu yg terlihat tidak bisa ditinggal oleh ku' lanjut nya dengan suara menggoda
Jennie menunduk merasa malu dan bingung, di sisi lain ia juga tetap tidak ingin mengakui hal tersebut "saya.. Saya tidak tau apa yg terjadi' ujar nya mencoba mencari alasan di balik tindakan yg dia tidak ingat sama sekali
Lisa berdiri dan mendekat, ia memegang dagu jennie dengan lembut 'jangan khawatir! Aku tidak akan mengambil keuntungan dari situasi itu, aku hanya ingin kamu merasa aman' kata nya dengan suara lembut namun penuh keyakinan
Jennie hanya bisa mengangguk mencoba menenangkan hati nya yg berdebar debar, dia merasa ada sesuatu yg aneh namun juga hangat dalam interaksi mereka. Meski sering bertengkar, ada momen momen kecil dimana jennie merasa lisa benar benar peduli padanya.
Dengan perlahan jennie mengambil peralatan medis sederhana dan mulai mengobati lebam diwajah lisa "ini mungkin sedikit sakit' kata nya sambil menempelkan kain bawah pada ouka di pipi lisa.
" Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit sayang' jawab lisa sambil menatap jennie 'ahh.. Sentuhan mu sangat lah lembut, pasti nanti cepet sembuh"
Jennie menatap lisa jijik 'kamu selalu punya cara untuk membuatku ingin memukulmu tuan' ia menekan kain basah itu di luka lisa
"Ack! Sakit.. Pelan pelan' lisa mendesis
Jennie tertawa singkat 'katanya vampire bisa menyembuhkan kan dirinya sendiri tuan! Kanapa sekarang tidak bisa?' ia baru ingat fakta itu, sebelumnya ia bertindak karna panik.
"Memang bisa! Tapi aku sedang lemah, aku butuh asupan ASI' mata lisa menatap jennie lekat
Jennie membuang tatapan nya kearah lain, tidak ingin menatap tuan nya.
Lisa agak terganggu dengan sikap seperti itu, ia menggerakkan tangan nya untuk menangkup wajah jennie agar bisa menatap mata nya 'berikan aku ASI sayang!' ucap nya meminta dengan sedikit manja
Jennie menelan salivanya, suasana ini membuat nya agak canggung "saya ambilkan botol dan pompa nya lebih dulu tuan, sebentar!'
Saat jennie ingin beranjak lisa menahan tangan nya, deru nafas vampire itu sangat berat. Suasana menjadi lebih mencekam dengan udara yg perlahan terasa menekan
'Aku mau sekarang!' lisa menggapai jennie lebih dekat dan mengeluarkan nafas nya yg berat di leher jennie.
Jennie merasakan geli dari hembusan nafas yg keluar dari lisa, bahkan vampire juga bisa merasakan seperti ini, rasa ketidaksabaran.
Lisa terlihat seperti manusia biasa saat ini dimata jennie, sebenarnya jennie tetap merasa bersalah karna asal menghajar lisa. Ia juga berhutang Terima kasih pada lisa karna sudah mengobati luka nya, jadi tidak ada salah nya menuruti keinginan nya lagi.
Jennie menggigit bibir nya ragu, jantung nya berdetak begitu cepat bersamaan dengan deru nafas lisa. Dengan perlahan wanita itu melepas kancing seragam bagian atas nya, tangan jennie agak gemetar dan lisa menggenggam nya untuk menenangkan nya.
'Ssh.. Jangan takut! Aku tidak akan macam macam, aku hanya ingin minum ASI" Lisa sudah semakin tidak sabar, ia makin mempersempir jarak nya
'Tolong tutup matamu tuan!' disamping itu jennie merasa malu, ia meminta lisa untuk menutup mata dan lisa mengindahkan nya tanpa banyak bicara.
Nafas jennie agak sesak dengan udara yg menyempit, ia membuka bra milik nya. Menampilkan belahan payudara nya yg besar dan terlihat mulus dan kenyal, kedua payudara jennie memang sangatlah besar dengan tubuh yg montok.
Kepala lisa mulai didekat kan oleh jennie dan jennie memposisikan bibir lisa di puting nya, lisa bisa mencium bau tetesan ASI yg keluar dari sana, ia menjadi sangat bersemangat.
'Jangan di gigit tuan' kata jennie yg di balas anggukan oleh lisa, ia mengatur nafas nya terlebih dahulu 'silahkan dinikmati tuan" Jennie memberi aba aba dan lisa langsung menghisap puting nya 'nghh.. ' jennie mendesah kecil saat ujung susu nya mulai di hisap dengan ASI ug keluar langsung ke mulut lisa, ia menggelinjang geli sekaligus merasa nikmat.
Lisa bisa merasakan wajah nya yg menempel pada payudara kenyal dan mulus 'enak sekali.. ' batin nya sambil menghisap ASI jennie dengan cukup kuat, sesekali ia memainkan lidah nya di ujung puting jennie yg membuat wanita itu mendongakkan kepala nya keatas merasa setruman yg luar biasa
Lisa benar benar bermain di ujung puting nya sambil meminum ASI kesukaan nya, bahkan ini lebih enak ketimbang dot bayi yg selalu lisa gunakan untuk minum ASI, sumber ASI memang yg terbaik pikir nya.
Lisa tetap menutup matanya menikmati ASI jennie begitu lahap, jennie mulai merasa kemas karna rasa nikmat dan geli yg ia rasakan. Pada saat dirinya di hisap begitu, jennie kulai teringat sesuatu yaitu kejadian di malam hari saat lisa menghisap darah nya. Wajah jennie memerah dengan nafas yg begitu tersengal, ternyata benar dirinya yg meminta lisa tinggal. Itu semua karna hisapan lisa yg begitu nikmat membuat nya hilang kewarasan, rasanya seperti mabuk alkohol yg membuat nya lebih berani.
Lisa semakin gencar sampai memegang kedua pinggang jennie dengan erat dan menjilati ujung puting jennie.
"Mmhhh ahhh tuann.. '
Suara desahan jennie mulai menghipnotis pikiran lisa, membuat nya tidak bisa berhenti untuk terus memainkan puting pelayan nya yg seksi.
Entah kenapa penis lisa mulai bangkit dan jennie juga merasakan nya, kaki nya menyentuh benda keras tuan nya yg bangkit ditengah selangkangan nya.
'Vampire bisa ngaceng juga?' batin jennie bertanya tanya dan ia langsung mengarahkan kepala lisa untuk lepas dari hisapan nya
Lisa agak kecewa, ia ingin membuka mata nya segera untuk melihat bagaimana keadaan jennie saat ini.
'Jangan buka mata tuan!'
Lisa mengalah, ia terus menutup matanya dan tak bisa berkata kata.
Jennie mulai mengatur nafas nya sementara lisa mulai sadar dengan penis nya yg mulai bangun, lisa juga merada malu dan menutupi nya. Mereka berdua terdiam sesaat dan hanya suara nafas yg menggema di kamar lisa, aroma wangi bunga membuat pikiran mereka agak tenang sesaat. Hisapan vampire memang rasanya berbeda, jennie langsung lemas seketika dan menarik kepala lisa kembali.
'Ada apa?' lisa bertanya bingung
'Tuan! Tolong hisap yg satu nya lagi' jennie meminta dengan nada manja yg setengah merengek
Melihat itu lisa tidak bisa tahan lama kalau begitu cara nya