Lisa menatap jennie dengan pandangan tajam, mencoba mencari kejujuran di balik kata kata nya 'kamu serius sayang?' tanya nya, suara nya bergetar tipis antara keraguan dan hasrat yg ia tahan. Padahal baru saja lisa meminum asi jennie, baru saja ia makan dan jennie menawarkan diri seperti hidangan penutup. Lisa menganga sesaat, memperhatikan reaksi jennie lebih lanjut.
Jennie mengangguk pelan tidak sanggup menatap mata lisa lebih lama, ia merasa jantung nya berdegup kencang. Seakan ingin melompat keluar dari dada nya, dengan tangan yg sedikit genetar ia menarik nafas dalam dalam lalu memalingkan wajah nya dan menutup mata nya rapat rapat.
"Cepat minum saja tuan! Dan jangan panggil saya sayang!' ujar jennie, suara nya terdengar tegas meski jelas ada getaran suara di balik nya. Jennie sekarang merasa malu
Lisa sempat terdiam tak percaya dengan apa yg di dengar nya, tawaran ini terasa terlalu bagus namun juga mengundang rasa bersalah. Tapi dorongan hasrat nya terlalu kuat untuk diabaikan, tanpa berkata apa apa ia bergerak cepat memegang tubuh jennie dengan lembut tapi penuh dominasi dan mendorong nya keatas tempat tidur.
Jennie merasakan dingin nya seprai di punggung nya dan kesadaran bahwa ia telah menyerahkan diri sepenuhnya pada lisa membuat nya menggigil
Lisa membungkuk mendekatkan wajah nya ke leher jennie, aroma jennie yg aroma vampire nya mulai hilang sungguh enak. Lisa bisa saja bertahan disana untuk menghirup jennie lebih dalam
Jemari lisa menyentuh lembut rambut jennie yg terurai diatas kasur, dengan perlahan ia menyingkirkan helaian rambut dari leher jennie. Lisa ingin membuka pakaian jennie namun wanita itu menahan nya dengan malu
"Biar saya buka sendiri saja tuan!'
Lisa hanya bisa tersenyum dan menyerahkan seluruh nya pada jennie, jennie membuka jaket lisa dengan perlahan kemudian ia baru sadar satu hal.
" Baju saya robek tuan! Lalu dalaman saya?'
'Loh kamu baru sadar? Maaf saya buru buru kemarin, makanya jaket ku selalu ada dikamu'
Wajah jennie memerah dengan malu, bagian dress atas nya cukup koyak dan ia baru sadar. Dirumah lisa jennie tidak begitu bisa melihat nya karna gelap dan ia belum sadar sepenuh nya, jennie hanya bisa menghela nafas nya saja padahal ini dress satu satu nya tapi apa boleh buat.
Lisa memiringkan kepala nya dan hanya terdiam, ia memperhatikan raut wajah jennie yg sedih. Disisi lain jennie langsung membuka jaket nya, ia terus menutup mata nya. Bagian atas sudah terlihat kedua payudara jennie yg kenyal dan besar begitu terlihat, walaupun di penuhi plester bentuk nya tetap cantik. Lisa membuka mata nya lebar, jennie berbaring dan pasrah begitu saja.
"Silahkan tuan!c kata jennie memberi aba aba
Lisa langsung mendekat tanpa ragu, jennie bisa merasakan deru nafas lida di kulit nya membuat bulu kuduk nya berdiri.
Tanpa peringatan lisa menancapkan taring nya dan jennie mendesah tertahan, rasa sakit bercampur kenikmatan. Darah dan ASI nya mengalir masuk kedalam mulut lisa yg merasakan kekuatan kembali mengisi tubuh nya dengan setiap tetes yg ia telan, jennie meremas seprai mencoba menahan diri dari rasa pusing yg mulai menyerang.
Lisa menarik diri sejenak menatap wajah jennie yg memerah, mata nya setengah terpenjam 'kamu tidak tau betapa cantik nya kamu sayang" Bisiknnya pelan sebelum kembali menghisap ASI jennie, lebih dalam kali ini seolah tak ingin ada setetes pun yg terbuang.
Jennie merasakan tubuh nya semakin lemas, tapi ia tak menyesal 'saya.. Saya melakukan nya karna tuan telah menolong saya' bisik nya lirih hampir tak terdengar
Lisa mendengar nya dan didalam hati nya ada rasa syukur yg tak terhingga, dia berhenti sejenak menatap wajah jennie yg tempat semakin lemah namun tetap memancarkan kecantikan membuat nya semakin menggoda. Lisa tau dalam momen ini ia telah mengikat kan diri pada jennie lebih dalam dari pada yg pernah ia bayangkan, dengan kelembutan lisa membelai pipi jennie lalu mengecup kening nya 'kamu istimewa bagiku sayang! Dan aku tidak akan pernah membiarkan mu terluka lagi' janji nya sebelum perlahan mengangkat tubuh nya dari kasur membiarkan jennie beristirahat dengan tenang.