"Duh ngeri ngeri sedep nih, aku tolak ajak kali ya' jennie membatin, sebenarnya ia ingin menolak pekerjaan yg mencurigakan ini
Jennie menatap sekeliling ruangan dengan hati hati, mencoba menghilangkan rasa takut yg tiba tiba menyelubungi dirinya. Pekerjaan ini memang aneh dan mencurigakan, tapi uang yg ditawarkan terlalu menggiurkan untuk ditolak.
Kakek di depan nya tersenyum dengan tenang, seolah bisa membaca pikiran jennie.
Brugh!
"Ini belum semua upah mu! Kalau kerja kamu bagus kamu bisa dpat lebih" Kata kekek itu sambil menggelotorkan sekantung uang didepan jennie
Sontak jennie langsung melongo, tatatapn nya terfokus pada uang itu. Hati nya berdebar kencang, tawaran itu terlalu tidak baik untuk ditolak.
"OMAYGAT!" Seru jennie dalam hati, ia meneguk liur nya merasakan keputusasaan pekerjaan itu "siap kakek!" Jawab nya mantap, akhir nya ia menyerah pada godaan uang yg menggiurkan "ya aku butuh uang untuk hidup, apalagi dapat banyak gini dengan pekerjaan yg aku bisa lakuin" Jennie membatin lagi merasa stuju dengan pilihan nya
Kakek itu tersenyum puas dan memanggol seorang pembantu wanita yg terlihat kurus dan muda "irene! Tolong ajari jennie dan berikan seragam nya' perintah nya
"Baik, mari ikuti saya!"
Jennie mengikuti irene dengan langkah hari hari, dalam pikir nya ia masih bertanya tanya tentang pekerjaan aneh ini. Kenapa semua pelayan disini kurus dan pucat? Bau anyir yg tercium samar samar dari berbagai sudut rumah semakin menambah rasa aneh dihati nya.
"Ganti seragam ini dulu!"
Jennie diberikan pakaian khusus oleh irene, kemudian segera mengganti nya. Setelah berganti jennie memandangi dirinya dicermin, seragam ala pembantu itu terbuat dari kain kasar dan terasa sempit di tubuh nya. Seragam nya serba hitam dan panjang, di satu sisi lekuk tubuh jennie sangat terekspos karna seragam yg begitu ketat. Ia mamandangi tubuh nya didepan cermin dengan terpukau
"Alamak seksoy juga nih aku pakai ini' tak lama lalu jennie keluar untuk bertemu irene kembali
" Bagus! Kamu sudah siap?" Kata irene mengamati jennie dari atas kebawah "ikuti aku, aku akan menunjukkan tugas mu'
Mereka berjalan melalui lorong lorong sempit yg penerangan nya redup, jennie mencatat setiap detail dengan cermat diingatan nya. Ia mencoba memahami tempat ini, mereka tiba di sebuah ruangan besar dengan beberapa meja panjang dan berbagai peralatan pembersih.
" Ini tempat awal untukmu bekerja' kata irene sambil menunjuk ke sekitar "tugas pertama mu adalah membersihkan nya lalu saat jam sepuluh malam ke dapur untuk mempersiapkan makan malam keluarga'
" Disini makan malam nya jam 10?" Tanya jennie ragu
Irene mengangguk, ia tak banyak bicara dan sangat kaku. Jennie menuruti perintah irene dan mengerjakan pekerjaan nya dengan amat baik, walaupun bau anyir menusuk hidung nya lama kelamaan jennie terbiasa. Tak terasa waktu menunjukkan pukul sepuluh malam dan jennie segera kedapur.
"Ew!" Ketika di dapur vau anyir itu kembali menyeruak dan lebih kuat, entah apa yg mereka masak. Jennie benar benar tak habis pikir dengan keluarga ini, apakah mereka memang suka makanan yg aneh? Jennie bertanya tanya
"Hallo nona.. Mau minum?' sapa seorang pria besar yg berpakaian pembantu juga, pria besar itu menyodorkan segelas air berwarna merah pekat.
" oh iya.. " Jennie sebenarnya memang lagi haus, ia menerima saja segelas air itu tapi saat ingin meminum nya
'Jangan diminum! ' irene datang dan mengambil apisa gelas yang ada di tangan jennie "dia manusia seulgi!' sentak irene pada pria besar tersebut.
Jennie menatap aneh sedangkan seulgi tertawa puas " Haha sorry sorry' seulgi kemudian pergi begitu saja