Sunoo rasanya mau nangis aja. Waktunya tinggal 5 hari lagi. Tapi ending cerita ini masih belum kelihatan juga.Setelah Jay pergi ke kamarnya tadi. Sunoo manfaatin hal itu buat kabur. Untungnya dia dengan mudah bisa langsung pergi.
Karena sekarang dia tau dimana Sooha. Dan pastinya Sooha bakal aman sama Sunghoon.
Sekarang dia lagi jalan ke rumah Haruto. Rencananya sih bakal maksa Haruto buat ambil Sooha.
Sesampainya di rumah Haruto. Sunoo denger teriakan kenceng banget. Kek orang lagi di siksa gitu. Dia langsung lari ke dalam rumah.
Ternyata Niki lagi di cabuk sama Jungwon. Sunoo yang ngelihat itu syok berat. Bahkan hampir pingsan.
"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Sunoo
Jungwon melirik ke arah Niki, "Hukuman karena Niki gagal menjaga tuan Junkyu."
Jawaban Jungwon cukup buat Sunoo geleng-geleng kepala.
Sunoo langsung ngehampirin Niki. Dia niatnya bantu Niki berdiri. Tapi Niki nolak.
"Kau sudah mau sekarat begini. Nurut aja bisa nggak sih?" Omel Sunoo
Sunoo narik Niki untuk duduk di sofa. Tadi dia bersimpuh di ruang tengah. Jungwon dari tadi diem merhatiin, setelah Niki duduk, Jungwon langsung nyimpen alat cambuknya ke dalam laci.
"Haruto dimana?"
"Di sini, kenapa?"
Sunoo noleh ke sumber suara. Dimana Haruto datang dengan tampang lesu.
Haruto duduk di sebelah Niki. Melirik Niki sebentar. Tapi langsung melengos gitu aja. Dia nggak peduli.
"Panggil dokter dong To, buat ngobatin Niki. Entar kalo nih anak kenapa-kenapa gimana? Citra mu jadi makin jelek tau nggak?"
Haruto memutar bola matanya malas. Namun ia tetap mengisyaratkan pada Jungwon untuk membawa Niki pergi.
Sunoo duduk di sofa single memerhatikan Haruto yang tampak tak bernyawa.
"Kau kenapa? Jangan bilang karena di tinggal Junkyu kau jadi seperti ini?"
Haruto melirik Sunoo malas. "Kenapa setiap kali ada kau. Aku merasa bakal ada masalah." Desis Haruto
Sunoo tersenyum lebar. Perlahan ia mendekati Haruto "Ayolah. Tinggalkan saja Junkyu. Kau harus bersama Sooha. Bukankah kau dulu mencintainya?"
Haruto menatap Sunoo sinis, sementara yang ditatap hanya nyengir bodoh.
"Yang jadi pasangan ku itu Junkyu. Bukan Sooha." Ujar Haruto sembari menyenderkan punggungnya ke sofa.
"Lagipula Junkyu adalah saudaramu. Kenapa kau tidak panik ketika dia menghilang? Justru kau menyuruh suaminya untuk bersama orang lain. Kau itu waras tidak sih?" Lanjut Haruto
"Tentu aku waras. Kalo aku tidak waras. Bagaimana bisa aku ke sini dan menyadarkan mu. Ayolah Haruto. Sadarlah. Sekarang kalau kau mau, aku bisa membawamu pada Sooha. Tidak ada lagi yang menghalangi mu. Bahkan Sunghoon sekalipun!"
Haruto menggeleng, menolak apa yang di katakan Sunoo. Ia hanya mau Junkyu. Menghabiskan beberapa hari bersama Junkyu cukup membuatnya merasa tenang dan damai.
Ia hanya mau Junkyu.
Itu sebuah kebutuhan dan keharusan
bagi Haruto.Ia pernah kalah dalam mendapatkan cintanya.
Namun, Haruto tak kalah dalam mempertahankan rumah tangganya.
Sunoo memerhatikan cincin di jari manis Haruto. Sepertinya cincin pernikahannya dengan Junkyu.