1

600 55 6
                                    


"Sunoo??"

Sunoo mengerjapkan matanya, kemudian. Memegang kepalanya yang sudah tak pusing lagi. Entah kenapa dia merasa begitu sehat. Padahal sebelumnya ia merasa begitu kesakitan.

"Sunoo??"

Sunoo menoleh, siapa yang memanggilnya?

Matanya melotot kala melihat pria yang tampak berumur duduk di depannya. Dimana Sunoo sekarang? Sunoo melihat ke seluruh ruangan. Dimana ini?

Bukankah ia tadi berada di kamar Taki? Lalu sekarang dimana dirinya?

Apakah Taki menjualnya ke pria tua di hadapannya ini?

Sunoo berniat melarikan diri, Ia sudah mengamati pintu keluar sejak tadi.

"Ada apa dengan mu? Apakah kau masih bingung siapa yang akan kau pilih? Kenapa wajahmu jadi pucat begini?" Ucap pria tua itu lagi

Sunoo benar-benar kebingungan. "Apa?"

"Ayah tidak memaksamu. Kau dapat menentukan pilihan mu sendiri."

Sunoo mengerutkan dahinya, kemudian mengikuti arah pandang pria yang memangil dirinya ayah itu.

Di depannya ada 5 lembar kertas. Dengan warna yang berbeda. Sunoo terus mengamatinya.

"Apa ini?" Tanya Sunoo

Pria itu tampak kebingungan, namun kemudian tertawa pelan. Menganggap putra tunggalnya itu sedang bercanda.

"Surat lam ..."

Tok Tok Tok

"Permisi paman." Ucap seorang pria muda yang tampak cantik namun juga tampan. Sunoo cukup terpana melihatnya.

"Masuklah junkyu, ah Kau ingin mengenalkannya ? Aku lupa." Pria tua itu melihat Sunoo yang diam menatap Junkyu.

"Bagaimana Sunoo? mana yang kau pilih?"

Sunoo kembali melihat kertas di atas meja. Ia cukup kebingungan, bagaimana kalau ia salah mengambil kertas? Apakah itu akan membahayakan nyawanya?

Taki bilang sunoo mengambil kertas berwarna merah untuk menerima lamaran Haruto. Itu awal yang buruk, gue harus menghindari warna merah. Maka gue bakal pilih

Sunoo mengambil kertas berwarna ungu. "Aku memilih ini Ayah."

Pria tua itu tampak senang. "Baiklah, kalau begitu, pergilah bersama Junkyu."

Sunoo merasa pilihannya benar, maka ia mengangguk dan segera mengikuti Junkyu.

Setelah kepergian Sunoo. Pria tua bernama Suho itu menghela nafas lega.

"Kenapa kau begitu senang?" Tanya pengawal di belakangnya.  Lebih tepatnya orang kepercayaannya. Xiumin.

"Kau tau, hatiku merasa tak nyaman ketika Haruto mengajukan lamaran untuk Sunoo. Terlebih aku mengetaui bahwa Sunoo mencintainya pada pandangan pertama. Kau tau betapa buruknya Haruto. Kalau pernikahan di antara keduanya terjadi. Malapetaka bagi keluarga kita. Namun, ternyata Sunoo tidak memilihnya." Ucapnya sembari mengambil kertas berwarna ungu itu dan mneyerahkannya pada Xiumin.

"Aku tidak memiliki hak untuk masa depannya. Karena itu adalah hidupnya. Apapun pilihannya. Aku akan tetap mendukungnya."

Xiumin mengangguk kemudian membaca nama pengirim kertas berwarna ungu itu. Kemudian ia ikut tersenyum.

🕛🕛🕛🕛🕛

Sunoo berhenti melangkah kala Junkyu membawanya ke sebuah halaman di belakang rumah. Disana ada sekitar 7 orang berbaju hitam yang berbaris rapi.

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang