14

460 63 9
                                    


Sooha, Haruto, dan Sunghoon adalah sahabat sejak kecil. Mereka bertiga di besarkan di panti asuhan yang sama.

Namun ketika berusia 16 tahun. Sooha di adopsi keluar negeri. Membuat Haruto dan Sunghoon merasa sedih,  memberikan jarak di antara keduanya.

Setelah keluar dari panti asuhan dan berkuliah. Keduanya kembali dekat.

Siang ini, Sunghoon tampak diam di kursi kantin seolah melamun. Padahal matanya menatap ke arah satu orang.

Tanpa ia sadari ia sudah memerhatikan orang itu lebih dari 2 tahun. Dari sejak ia berkuliah di sini.

"Apa yang kau lamunkan?"

Sunghoon mengalihkan pandangannya. Menatap Haruto yang kini duduk di sebelahnya. Mengabaikan pertanyaan itu dia kembali menatap ke arah yang sama.

Namun, orang itu hilang.

Sunghoon menghela nafas, kecewa. "Kenapa?" Tanyanya pada Haruto yang kini sibuk tersenyum sembari memainkan ponselnya.

"Hei, kau tau? Sooha kembali!" Ucap Haruto

Sunghoon tampak terkejut, keduanya segera pergi ke taman kota. Tempat dimana Haruto dan Sooha janjian untuk bertemu.

Mereka adalah 3 orang yang berbagi suka duka bersama dulu maupun sekarang. Dan berjanji untuk saling melindungi satu sama lain.

Haruto dan Sunghoon merasa sedih dan kecewa. Ternyata hidup salah satu temannya tak baik-baik saja selama ini.

Keduanya baru saja mengetaui bahwa selama ini Sooha mendapat keluarga yang buruk. Ayah angkatnya sering melakukan kekerasan dan ibu angkatnya kabur entah kemana.

Untungnya Sooha dapat melarikan diri dan kembali ke negeri kelahirannya setelah menyelamatkan dirinya sendiri.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Sunghoon

"Aku akan mulai berkerja minggu depan. Aku sudah menyewa tempat di dekat sini."

Haruto dan Sunghoon saling menatap. Merasa iba. Namun kondisi mereka juga tidak lebih baik.

Keduanya tinggal di kampus asrama dan bekerja paruh waktu setiap harinya.

Hari demi hari terlewati. Mereka sering  menghabiskan banyak waktu bersama. Hingga sebuah perasaan itu muncul.

Malam itu, Haruto mengajak Sunghoon untuk berbicara. Karena kini, ia yakin akan perasaannya.

"Kenapa kau senyum-senyum begitu?" Tanya Sunghoon yang kini duduk di sebelahnya.

Keduanya duduk di sofa loby asrama. Karena sudah hampir tengah malam, hanya ada mereka berdua di sana.

"Hoon, aku suka sama Sooha. Bukan sih, lebih tepatnya ini cinta Hoon." Ucap haruto dengan mata berbinar

Sunghoon bergidik ngeri, ungkapan alay itu tak pernah terpikirkannya akan di ucapkan oleh teman dekatnya itu.

"Ya tembaklah!"

"Aku nggak berani. Entar kalo dia nolak aku gimana? Apalagi 2 minggu kedepan aku sibuk jadwal ujian sama praktik juga. Semisal aku nembak dia malam ini. Masa langsung ldr 2 minggu hoon!!" Ucap Haruto kalang kabut

Sunghoon memutar bola matanya malas. "Ya udah sih. Tahan dulu. Coba setelah semua urusan kelar deh. Lagian itu juga buat kelulusan kan?"

Haruto tampak kecewa. Namun ia mengangguk, yang di katakan Sunghoon ada benarnya.

Bagaimana ia dapat menahan 2 minggu tanpa melihat Sooha?

Ketika Haruto sibuk dengan ujian, praktik, dan lainnya. Sunghoon justru terus bersama Sooha.

CHAOTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang