satu

23.2K 275 0
                                    

BAB 1

Seorang gadis tengah merapikan buku dan alat tulis miliknya yang berada diatas meja, ia segera memasukkan ke dalam tas setelah dosen pengajar keluar dari kelas. Melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Waktu sudah menunjukkan pukul dua, ia harus segera ke tempat kerja. Menyampirkan tas pada bahunya. Lalu gadis itu keluar dari kelas.

"Rosela, hari ini lo pergi kerja?" Tanya seorang gadis yang menyamai langkah Rosela.

"Iya, gue udah hampir telat, nih." Rosela menatap sahabatnya, yang berbeda mata kuliah hari ini. Langkahnya terlihat tergesa, ia harus mengejar keberangkatan bus jika tak ingin telat bekerja.
 

"Ayo gue antar, kebetulan kelas gue masih dua jam lagi." Tawaran sangat ringan keluar dari bibir gadis bernama Amaryllis.

Rosela menatap Amaryllis bagaikan penolong. "Gue gak ngerepotin? Nanti lo harus bolak balik ke kampus jadinya."

"Kayak sama siapa aja, udah ayo ke mobil gue." Amaryllis mengandeng lengan Rosela menuju parkiran mobil. Keduanya memasuki mobil, lalu mobil tersebut melaju meninggalkan area kampus. Tak butuh waktu lama, mobil tersebut sampai di sebuah resto tempat Rosela bekerja.

"Gue berhutang banyak sama lo," ucap Rosela, ketika mereka telah tiba didepan resto.

"Mulai, deh. Udah sana masuk, nanti telat." Amaryllis terkekeh, ia senang bisa membantu Rosela. Tak ada yang perlu merasa berhutang dalam pertemanan mereka menurut Amaryllis.
 

"Sekali lagi, makasih Amary. Hati-hati di jalan, jangan ngebut," ucap Rosela sebelum keluar dari dalam mobil.

Amaryllis kembali melajukan mobilnya meninggalkan resto tempat Rosela bekerja.

Rosela masuk ke bagian ruang karyawan. Mengganti bajunya menggunakan seragam kerja. Rosela segera keluar menuju area resto, tak lupa ia meraih note dan pena untuk digunakan menulis pesanan pembeli. Rosela melangkah menghampiri satu persatu pembeli yang mengunjungi resto. Meski merasa lelah sehabis kuliah, ia tak boleh cepat beristirahat seperti teman sebayanya, ada kehidupan dirinya yang harus dipenuhi.

Rosela memang sengaja mengambil pekerjaan paruh waktu dibagian resto, ia hanya tak ingin lelah dua kali, ia memilih pekerjaan fisik daripada mengambil pekerjaan paruh waktu yang menggunkan otak. Beberapa minggu lagi ia akan menjalani magang di perusahaan sebagai tugas kuliah, sehingga bulan ini ia akan resign setelah menerima gaji. Rosela ingin memastikan uang pegangannya cukup selama magang, dirinya juga akan memutar otak untuk mencari pendapatan yang lain disaat magang nantinya. Rosela tak ingin menjadi gelandangan selama magang.
 

"Rosela, tolong antar pesanan ini untuk meja 15. Dua sirloin steak, satu americano dan satu orange jus," ucap Chiko, pria yang bertugas dibagian dapur.

"Oke, untuk meja 15," balas Rosela. Meraih nampan tersebut, ia melangkah menuju area ruangan bersekat. Restoran ini memang cukup besar, tempatnya bekerja memang menyediakan ruang untuk pekerja kantor, lokasi yang berada di lingkup perkantoran membuat tempat ini sering menjadi lokasi makan siang para pria berdasi. Seperti rahasia umum, para pria berdasi menyukai ruang yang menjaga privasi, meski untuk hal makan siang.
 

Rosela memasuki sekat meja nomor 15 tersebut, "Permisi, saya mengantar pesanan untuk meja nomor 15, dua sirloin steak, satu americano dan satu orange jus." mengangkat pandangannya, terdapat dua pria dengan jas yang rapi. Salah satu pria tersebut menyambut Rosela dengan senyum ramah, sementara satunya menatap dingin padanya. Rosela tak peduli ia segera meletakkan pesanan tersebut.

"Terima kasih, ya," ucap pria yang sejak tadi menyambut Rosela ramah.

"Ada pesanan yang lain?" tanya Rosela sebelum pergi dari ruangan tersebut.
 

Rosela (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang