"Yak, ada apa denganmu?! Bernapas bodoh!!"
"H-Hyung-" wajah Jungkook telah memerah, hingga ke telinga dan lehernya. Tepat setelah itu, ia jatuh pingsan.
"Yak!! JEON JUNGKOOK!!"
*****
Semenjak hari itu, Jungkook selalu merasa bersalah, ia juga selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian orang tuanya. Bahkan, ia sampai depresi, berkali kali Taehyung memergokinya yang sedang berniat ingin merenggut nyawanya sendiri.
"Eomma, Appa, maafkan Kookie hiks...ini salah Kookie, andai kalian tidak mengantar Kookie hiks...kalian masih ada disini, maafkan Kookie, ini salah Kookie hiks..." lirih Jungkook yang sedang duduk meringkuk di kamarnya di samping kasur.
"Maafkan Kookie hiks...maafkan Kookie," ia memukuli kepalanya sendiri karena ingatan kecelakaan itu kembali terputar di otaknya.
"Tae Hyung benar, ini salah Kookie hiks...seharusnya kalian jangan mengantar Kookie hiks...ini salah Kookie, salah Kookie!! INI SALAH KOOKIE!!"
Tubuh Jungkook gemetar, tangisannya semakin deras, ia memukuli kedua telinganya kala mendengar suara suara yang bahkan belum pernah ia dengar secara nyata. Singkatnya, ia mengalami halusinasi.
"Ini salahmu Kookie."
"Semua ini salahmu."
"Kamu penyebab mereka kecelakaan."
"Dasar anak kurang ajar."
"Bagaimana bisa kamu membunuh orang tuamu sendiri."
"Mati saja kamu bocah."
"Bayarlah dengan nyawamu sendiri."
"DIAM!!" Jungkook beranjak dari duduknya, ia mendekati meja belajarnya dan mengambil sebuah cutter miliknya.
"Aku akan bertanggung jawab, aku akan membayarnya dengan nyawaku sendiri!" ia mengarahkan cutter itu ke pergelangan tangan kirinya.
"Eomma Appa maafkan Kookie, Kookie akan menyusul kalian."
Ceklek
"YAK JEON JUNGKOOK!!" Taehyung segera berlari dan merebut cutter di tangan Jungkook.
"APA KAU GILA HUH?!!"
Jungkook jatuh terduduk, ia kembali meringkuk dan menutupi kedua telinganya, seluruh tubuhnya gemetar hebat.
"Aku ingin bertanggung jawab hiks...ini salahku, aku ingin mati saja hiks..." lirih Jungkook.
Taehyung memasukkan cutternya ke dalam saku celananya terlebih dahulu, ia duduk berlutut di samping Jungkook, lalu ia mendekap erat tubuh gemetar Jungkook. Ia tidak mengatakan apapun, hanya diam mendekap tubuh Jungkook yang gemetar.
-----
Jungkook pun dibawa ke psikiater, ia di tangani oleh beberapa ahli, tidak mudah untuk menyembuhkan depresinya, hingga berkali kali ia pergi ke psikiater, dan menghabiskan banyak biaya.
Namun untungnya, setelah usaha keras para ahli dan juga Jungkook sendiri tentunya, depresinya itu akhirnya sembuh, tetapi tidak dengan traumanya. Setiap Jungkook mendengar atau melihat hal apapun yang berkaitan dengan orang tuanya atau kecelakaan itu, ia akan selalu mengingat kejadian itu, dan hanya obat penenang dari sang psikiater yang bisa membuatnya tenang kembali.
Dan di karenakan hal itu, Jungkook tidak di izinkan keluar oleh Taehyung, ia keluar hanya untuk sekolah saja. Selain itu, Taehyung juga membatasi aktivitas Jungkook, dan segala hal lainnya. Maka dari itu, banyak hal yang tidak Jungkook ketahui dan pahami.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Sugar) BABY [JinKook]
Fanfiction[Completed] (Kurang chapter bonus) Karena tantangan konyol dari temannya, Seokjin jadi harus mencari seorang Sugar Baby, dan harus laki laki. Setelah beberapa hari, akhirnya ia mendapatkannya dengan bantuan dari sahabatnya. Namun sialnya, sahabatnya...