58

599 96 26
                                    

"Hngh!! Hyungie- aakkhh!" Jungkook mencengkeram kedua bahu Seokjin, kedua matanya terpejam erat.

Setelah terbenam sepenuhnya, Seokjin diam sejenak, setelah itu barulah mulai bergerak secara perlahan.

"Aahhh...Hyungiehh...aahhh..."

Akhirnya, mereka kembali melakukannya lagi, kali ini berkali kali, dan mereka lanjut di dalam kamar.



*****



Keesokan harinya, di pagi hari.

Jungkook yang terbangun lebih dulu, saat bangun ia merasa kepalanya sangat pusing dan berat, tentunya akibat semalam mabuk berat.

"Sshh..." desis Jungkook sambil memegangi kepalanya sendiri, ia pun bangun dan duduk.

"Eh? Kenapa aku pakai ini?" gumam Jungkook bingung, saat ini ia dan Seokjin berpakaian piyama lengkap, padahal seingatnya semalam ia dan Seokjin tidak langsung mengenakan piyama setelah mandi. Ditambah, mereka kini tidak tidur di kamar utama, melainkan di kamar lain.

"Apa saja yang terjadi semalam? Ah aku tidak mengingat semuanya."

"Sudah bangun?" tanya sebuah suara yang serak, yang tentunya milik Seokjin.

Jungkook pun menoleh, "Hyungiiee apa saja yang terjadi semalam? Aku tidak ingat semuanya, hanya ingat saat kita melakukan itu saja."

Seokjin menarik Jungkook agar kembali berbaring di sampingnya, ia pun mendekap tubuh sang istri.

"Mau Hyungie ceritakan?" tanya Seokjin, yang dijawab oleh anggukan kepala di dadanya.

"Semalam, saat kita di ruang tengah, kamu membahas segala macam hal, kamu mengatakan kalau satu tambah satu itu sebelas dan dua tambah dua itu dua puluh dua. Terus kamu berhalusinasi melihat karakter kartun yang tersenyum padamu, melihat TV yang terbang melayang, dan kamu mengatakan sebuah rahasiamu."

Sontak Jungkook melepas dirinya dari dekapan Seokjin untuk menatapnya, "Ra-rahasiaku? A-apa itu?"

Seokjin tersenyum, ia mengecup bibir sang istri terlebih dahulu.

Chup

"Kamu mengatakan kalau kamu itu sangat suka sekali dengan punya Hyungie, kamu bilang dia besar dan panjang, terus kalau tidak sedang berdiri kamu bilang dia seperti belalai gajah."

Jungkook membulatkan matanya, kedua pipinya memerah karena malu, "A-aku mengatakan i-itu?"

Seokjin tersenyum, tangannya menyentuh wajah Jungkook, dan ibu jarinya bergerak mengelus lembut pipinya yang memerah.

"Iya sayang, apa itu semua benar? Apa benar kamu berpikir punya Hyungie ini seperti belalai gajah?"

Jungkook terdiam, ia tak tahu harus menjawab bagaimana, tapi memang benar ia berpikir milik suaminya itu terlihat seperti belalai gajah jika tidak sedang berdiri. Kedua pipinya semakin merah karena malu.

"Hyungiiee~" rengek Jungkook, ia menarik piyama Seokjin dengan kedua tangannya, lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami.

Seokjin terkekeh, ia pun kembali mendekap tubuh sang istri.

"Tapi Hyungie, kenapa kita tidur disini? Apa ada yang terjadi?"

"Semalam, saat kita sedang melakukan itu di kamar kita, tiba tiba kamu muntah dan cukup banyak, muntahanmu itu mengotori seprai kasur disana beserta selimutnya, jadi kita tidak bisa tidur disana."

"Hyungiiee~ memalukan sekali."

"Itu hal biasa kalau kamu sedang mabuk berat sayang."

"Tapi tetap saja, malu, apalagi muntahnya saat melakukan itu."

(Sugar) BABY [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang