15

712 108 33
                                    

Masih tetap tidak ada jawaban dari Jungkook. Seokjin menghela napas, mencoba sabar menghadapi bayinya itu.

"Hyungie tanya padamu, kenapa kamu menghindari Hyungie, hm? Apa yang membuatmu jadi mengabaikan Hyungie?"

Jungkook benar benar hanya diam saja masih dengan menangis.


*****


"Apa karena berita itu? Kalau iya, Hyungie beri tahu yang sebenarnya ya. Berita itu tidak benar, Hyungie tidak pernah seperti itu. Memang dulu saat Hyungie sekolah ada kasus seperti itu, tapi bukan Hyungie yang melakukannya, melainkan orang lain. Hyungie tidak mungkin melakukan hal buruk seperti itu, Kookie juga tahu kan kalau Hyungie ini orang baik? Jadi, sudah jelas ya, berita itu tidak benar, dan tolong jangan mengabaikan Hyungie lagi, ok?"

Akhirnya Jungkook menjawabnya, ia menganggukkan kepalanya, membuat Seokjin tersenyum.

"Sekarang jawab pertanyaan Hyungie ya, apa yang membuatmu menangis?" tanya Seokjin dengan lembut, kedua tangannya masih berada pada bahu Jungkook, matanya menatap Jungkook dengan tatapan lembutnya.

"Eunu dan Minu bilang- hiks Kookie harus menjauh dari Hyungie hiks, Kookie ingin melakukannya, tapi tidak bisa hiks, dada Kookie terasa tidak enak lagi saat menjauh dari- Hyungie hiks," jawab Jungkook sembari terisak.

"Kenapa mereka menyuruhmu untuk menjauhiku?"

"Katanya- kalau dada Kookie terasa tidak enak- hiks berarti Kookie benar benar harus menjauhi Hyungie hiks, perasaan Kookie pada Hyungie sudah dalam katanya, Kookie harus- menjauh dari Hyungie hiks agar tidak jadi perusak rumah tangga Hyungie nanti."

Seokjin tersenyum mendengar penjelasan Jungkook.

"Dada Kookie sekarang- tidak enak lagi hiks," Jungkook mengusapi dadanya sendiri dengan tangan kanannya.

Seokjin menarik tubuh Jungkook dan mendekapnya, tangan kanannya mengusapi kepalanya dengan lembut.

"Kookie mau tahu sesuatu?" tanya Seokjin.

"Apa?" tanya balik Jungkook dengan nada bergetar.

"Saat kamu menghindari Hyungie tadi, dada Hyungie juga terasa tidak enak, hati Hyungie terasa sakit," jawab Seokjin dengan jujur.

"Benarkah?"

"Ya Kookie."

"Maaf, maafkan Kookie telah menyakiti Hyungie."

"Tidak apa apa, Hyungie mengerti, tapi tolong jangan di ulangi lagi ya?"

Jungkook menganggukkan kepalanya.

"Hyungie rasanya ingin menangis saat di abaikan Kookie tadi."

"Jangan, maafkan Kookie hiks."

"Hey, kenapa kamu menangis lagi?"

"Hyungie jangan menangis hiks."

Seokjin terkekeh, tangan kanannya masih setia mengusap lembut kepala Jungkook.

"Iya iya, Hyungie tidak menangis. Lalu kenapa kamu malah menangis hm?"

"Tidak tahu, mendengar Hyungie ingin menangis membuat Kookie juga ingin menangis."

Seokjin terkekeh lagi, ia benar benar sangat gemas pada Jungkook.

"Sudah, jangan menangis, Hyungie juga tidak menangis."

Jungkook hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

"Hyungie, kalau berita itu tidak benar, boleh ceritakan apa yang terjadi sebenarnya?"

(Sugar) BABY [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang