Cast:
• Kim Taehyung (V BTS)
• Jung Rim
******
Taehyung Pov.Kulihat Rim yang sedang mencoba coba pakaiannya. Dia terlihat begitu semangat saat kukatakan bahwa kita akan pergi keluar untuk dinner.
"Oppa, menurutmu mana yang bagus? Yang ini atau yang ini?" Tanya Rim sambil membanding bandingkan kedua dress yang ada di tangannya.
Kuhampiri gadisku itu lalu memeluknya dari belakang.
"Kau cantik pakai apa saja Chagi" Bisikku di telinganya.
Dia tersenyum kemudian memegang tanganku yang melingkar di pinggangnya.
"Kau tidak berganti baju, Oppa?" Tanya Rim.
"Nanti, setelah melihatmu memakai dress yang cantik" Jawabku, setelah itu kucium pundaknya lalu kuhirup aroma tubuhnya yang begitu menghipnotisku agar selalu di dekatnya.
"Oppa, geli. Yasudah, aku segera berganti baju" Ucapnya sambil melepaskan kedua tanganku yang menghiasi pinggangnya.
*********
"Kau suka hari ini?" Tanyaku sambil menekan tombol start mobilku.
Rim hanya tersenyum tipis. Aku bingung dengannya, kenapa tiba tiba dia berubah menjadi murung seperti ini?
"Gwenchana?" Tanyaku sambil memegang lengannya.
"Tidak sebenarnya" Jawabnya sambil menatapku sendu.
Kupegang lengannya lalu kutatap lekat lekat mata coklatnya itu.
"Siapa yang membuatmu seperti ini? Dan kenapa? Katakan" Ucapku. Tiba tiba raut wajahnya berubah senang.
"Tidak oppa, aku hanya bercanda! Aku sangat senang hari ini!" Ucapnya dengan senyum lebar di wajah cantiknya. Kucengkram lengannya menahan amarah.
"KENAPA KAU PERMAINKAN KU RIM?!!" Bentakku.
Tidak. Jangan, hentikan, Taehyung! Teriakku ke jiwaku yang lain. Tapi.. ini tidak bisa dihentikan.
"Maaf... maafkan aku Oppa" Lirihnya sambil meremas dress nya.
Kulihat dia menggigit bibir bawahnya menahan air mata. Astaga, aku membuat gadis ini menangis. Lagi.
*********
Jungrim pov.
Sesampai di apartemen, aku segera masuk ke kamar mandi lalu menguncinya. Dan melanjutkan tangisanku di bilik lembab itu. Dia membentakku lagi.
Dan aku menangis untuknya lagi. Aku punya alasan kuat untuk meninggalkanya. Tapi... aku sudah terlalu mencintainya, aku tidak bisa meninggalkannya. Dia sudah seperti rumah untukku.
Setelah cukup lama, aku segera keluar dari kamar mandi dan melihatnya sedang berkutat dengan laptopnya di meja kerja. Aku hanya duduk di tepi kasur sambil melihatinya. Entah kenapa aku merasa senang saat melihatnya, padahal baru saja dia menyakitiku.
Seulas senyum terukir saat kulihat dia lagi. Dia memang selalu bisa membuatku tersenyum.
"Oppa, kau tidak tidur?" Tanyaku pelan, karena aku takut jika dia masih marah denganku.
Dia menoleh ke arahku lalu menurunkan kacamatanya.
"Kau tidurlah duluan, aku akan menyusulmu" Jawabnya dengan senyum tipis di wajah tampannya.
Aku semakin melebarkan senyumku lalu segera berbaring di tempat tidur.
"Good night oppa. Jangan terlalu larut bekerjanya" Ucapku. Lalu mulai memejamkan mataku perlahan.