Cast:
• Jeon Jungkook (BTS)
• Lee Yeseul
*****
Yeseul Pov."Ya! Apa yang kau lakukan? Huh?" Omelku ke Jungkook yang daritadi mencorat coret buku tulisku. Entahlah, apa yang ditulisnya disitu. Jungkook melihatku sebentar, kemudian kembali berkutat dengan buku ku lagi. Terlihat sebuah senyuman di bibirnya itu. Aku benar benar bingung dengan pacarku ini -_-
"Apa sih?" Aku mencoba melihat apa yang ditulisnya itu, tapi dia mencegahku. Aku semakin penasaran!
"Dda! Bagus kan?" Jungkook memperlihatkan hasil dari coretannya, ah.. dia menggambarku. Gambarnya sungguh bagus, bahkan aku merasa lukisan itu terlalu bagus daripada wajahku yang aslinya.
"Huh, aku lebih bagus disitu" Aku menunjuk lukisanku. Jungkook memasang wajah aneh, kemudian menggeleng. "Hm.. aku tidak setuju. Kau lebih cantik, gambarku ini hanya sketsa dari wajahmu itu" Ucap Jungkook, seketika pipiku panas. Ah.. dia selalu saja menggodaku.
"Astaga, Jeon Jungkook, kemampuan menggombal mu semakin baik ya?" Ucapku, Jungkook tersenyum memamerkan deretan giginya.
"Ya, apapun untukmu" Balasnya, pipiku semakin panas. Sialan kau Jungkook!
"Berhenti menggodaku!"Aku terus menatap Jungkook yang sedang berlatih basket, aku bingung, sebenarnya dia itu pemain atau pelatih? Karena di menit pertama dia memang terlihat seperti pelatih, tapi di menit selanjutnya, dia malah ikut bermain. Huh, aku bingung sendiri melihatnya. Kulihat jam tanganku. Astaga! Aku sudah pulang terlalu telat!
"Jungkook! Apa latihannya masih lama?" Teriakku agar dia bisa mendengar suaraku. Decitan sepatunya masih terdengar, tanda kalau dia belum berhenti. Aku mendengus kesal, kuambil tas ku lalu berjalan keluar dari tempat duduk penonton. Aku benar benar kesal, dia berjanji hanya akan berlatih sebentar lalu pulang, tapi lihatlah, dia masih bercumbu dengan bola orange itu!
"Yeseul! Tunggu!" Ucapnya, aku tidak peduli, aku tetap berjalan gusar, lebih baik aku pulang naik bus daripada diantar pulang olehnya!
"Yeseul.. maaf.." Kurasakan tanganku digenggam erat oleh seseorang. Dan kuyakini 'seseorang' itu adalah Jungkook. Aku berbalik, agar bisa melihatnya. Peluh masih membasahi wajahnya, dan nafas yang masih memburu, menandakan kalau dia sangat kelelahan.
"Maafkan aku Yeseul, maaf membuatmu menunggu" Ucap Jungkook. Aku diam sebentar, jujur aku sangat jengkel dengannya, tapi... melihatnya seperti ini aku tak bisa mengeraskan kepalaku lagi. Aku pun mengangguk. Lagipula, dia sudah meminta maaf.
"Ya, tapi lain kali kau harus menepati janjimu" Ucapku. Jungkook mengangguk. Aku mengambil sapu tangan yang ada di tasku, kemudian menghapus keringat yang ada di wajahnya. Dia tersenyum dan sedikit membungkukkan tubuhnya agar aku lebih mudah menghapus peluhnya itu.
"Yeseul, i'm so lucky to have you" Bisik Jungkook. Aku hanya tersenyum. Dia memang sangat tahu cara membuatku blushing. "Berhenti menggodaku!" Omelku, Jungkook tersenyum lagi, kemudian mencium bibirku cepat.
"HHYAAA!! AKU SEDANG MARAH KEPADAMU!" Omelku lagi. Jungkook tersenyum lagi.
"Maaf, sayang" Balasnya. Aku menatapnya malas, kemudian melempar saputangan ku ke arahnya.
"Aku benar benar jengkel denganmu, Jeon Jungkook! Dan kau membuatku semakin kesal karena kau dengan sembarangan menciumku! Aku sedang tidak ingin dicium olehmu! Kau itu! Eugh! Kau menye-"
Tiba tiba Jungkook menyumpal mulutku dengan peluit putihnya. Membuatku langsung terdiam.
"Kalau kau tidak ingin menciumku, cium peluit itu saja, rasanya seperti bibirku" Jungkook menunjuk bibirnya. Aku berdecak kesal.
"Apa maksudmu?" Tanyaku setelah melepaskan peluitnya dari bibirku.
"Lee Yeseul... aku sudah menyihir peluit itu jika kau meniupnya, maka rasa peluit itu seperti bibirku, dan suara peluit itu seperti siulanku" Jelas Jungkook. Kurasa dia terlalu banyak membaca buku fiksi.
"Memangnya kau Harry Potter bisa menyihir benda benda? Huh?" Tanyaku.
"Hm... bisa jadi" Jawabnya.
"Aku tidak percaya" Ucapku.
"Cobalah, atau mungkin kau mau merasakan yang asli?" Tanya Jungkook sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"HYYAAA!! MENJAUH!" Aku mendorong tubuhnya, Jungkook tertawa melihatku. Huh, kenapa aku bisa menyukai pria sepertinya?
Aku menempelkan peluit itu di bibirku, kemudian meniupnya.PRIIITTT
"Beda kok. Peluit ini jauh lebih manis daripada bibir mu Kook" Ujarku, Jungkook tersenyum tipis. Aku tak yakin dengan senyumannya itu.
"Kau yakin? Mau kucium sampai merasakan manisnya bibirku?" Goda Jungkook. Oh sial! Wajahku memerah lagi!
"Tidak!!"
"Ayolah..."
"Tidak!"
"Sebentaaaarr saja"
"Tidak! Kau mesum Kook!"