34. Haechan Salon

2.8K 454 25
                                    

Dreamies telah kembali dari konser tour mereka. Ada jeda setengah hari untuk istirahat sebentar. Dorm terlihat sepi karena dominasi penghuni memilih tidur mengistirahatkan diri, kecuali satu orang pria manis yang sedari tadi tidak bisa memejamkan mata.

Lee Haechan membuka matanya melirik Renjun yang memeluknya sudah terlelap sangat nyenyak, bahkan pria China itu mendengkur. Haechan menaikan tangannya mengusap pipi Renjun lalu bibir tipis kekasihnya itu, Haechan cubit dan mainkan sampai Renjun melenguh terganggu.

Haechan terkikik lucu sebelum menepuk-nepuk lembut kepala Renjun agar kembali terlelap. Haechan menarik nafas panjang merasa mulai bosan, berusaha tidur tapi tidak bisa. Akhirnya hati-hati Haechan melepaskan belitan Renjun di tubuhnya.

Si chocoball itu membuka pintu kamar, melongok ke depan yang terasa sunyi. "Huh, semuanya tidur. Aku bosan, tidak bisa tidur." Gerutunya seraya berjalan menuju ruang keluarga.

Namun langkah nya terhenti setelah mendengar suara berisik dari kamar si bungsu. Haechan buka lebar pintu makne nya, terlihat disana Jisung tengah bermain game. "Bayi."

Jisung tidak mendengar nya karena alat pendengaran nya sudah di sumpel headset. Haechan mendekati bayi nya itu, menepuk pundak lebar Jisung.

Jisung tampak terkejut segera menoleh menemukan Haechan di belakangnya. "Bibu.." wajah datar Haechan membuat Jisung takut sang induk marah karena dirinya tidak istirahat dan malah main game.

"Kenapa tidak mengajak aku bermain game Jiji."

Haechan marah bukan apa yang Jisung pikirkan, Jisung tersenyum kecil melihat wajah cemberut si manis. Di bawa nya Haechan untuk duduk di pangkuan nya. "Maaf Bibu, aku pikir Bibu sudah tidur bersama Renjun Hyung."

Haechan menyaman kan tubuhnya di dada bidang Jisung. "Aku tidak bisa tidur Jiji."

Jisung usap kepala kecil Haechan lembut, dikecupnya juga surai hitam itu. Kadang Jisung khawatir akan insomnia kekasihnya ini. "Mau tidur bersama ku Bibu?"

Haechan tampak menggeleng di dada nya, tangan kecilnya mulai mengambil alih game yang di mainkan Jisung. "Tidak, aku tidak mengantuk."

"Baiklah."

Jisung mengecup pipi bulat kesayangan nya, tangannya memeluk perut Haechan sesekali mengusapnya. Jisung hanya memperhatikan bagaimana lincahnya jemari si manis bermain game, sesekali bibir merahnya mengumpat karena kalah.

"Ihhh kenapa aku kalah terus sih."

"Jiji aku kesal!"

"Hah! Menyebalkan."

"Huh! Kalah lagi."

Gerutu kesal itu terus Haechan layangkan, wajahnya cemberut dengan bibir maju beberapa senti, Jisung tertawa pelan saja akan kelucuan alami si manis.

"Sudah aku tidak mau main lagi, aku kesal." Haechan segera membalikkan tubuhnya menjadi menghadap Jisung, memeluk si bayi kesayangan. Wajahnya bersembunyi di balik baju lebar Jisung dan kakinya mengayun-ayun pelan.

Jisung mengusap kepala Haechan dan menciumnya. Tangannya kembali mengambil alih game yang Haechan tinggalkan tadi. Tanpa kesulitan Jisung bermain game dengan Haechan di pangkuannya, padahal si manis kerap tidak mau diam. Jisung hanya akan memegang pinggang Haechan agar induknya ini tidak terjatuh.

Kamar si maknae hening hanya ada suara dari game yang Jisung main kan. Haechan sedari tadi hanya menikmati efeksi yang Jisung berikan padanya. Memejamkan mata yang mungkin saja dirinya terlelap tapi tidak juga.

"Jiji aku bosan."

"Tidur Bibu."

"Tidak mau, matanya tidak mau tidur." Haechan goyangkan lagi kakinya agak kencang hingga kursi yang diduduki ikut bergerak.

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang