39 '

1.1K 115 16
                                    

•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•

Brakkkk!!!!

Seorang pria masuk mencoba menerobos ruang kerja milik Krit. Kei mengejar orang tersebut namun terlambat karena orang tersebut sudah dulu mendorong tubuh Kei dan masuk ke dalam.

Krit yang tengah duduk di kursi kebesarannya terkejut dengan orang yang baru saja masuk tanpa permisi dengan membanting pintunya. Saat tahu siapa yang datang raut wajah Krit berubah, kilat matanya berubah tajam dan penuh kebencian.

"Apa yang kau lakukan Korn! Berani sekali kau masuk tanpa sopan santun seperti itu?" Krit meninggalkan suaranya bahkan ia tak lagi mau berbicara sopan pada pria yang lebih tua darinya dirinya itu.

"Krittin Amarin, apakah kau sebodoh itu?"

"Lebih baik kau pergi sebelum aku memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu!"

Korn tersenyum sinis. Dia maju ke hadapan Krit dan melemparkan sebuah dokumen ke wajah Krit. "Sebelum kau mengusirku lebih baik jika kau melihat isi dokumen itu dan lihat berapa bodohnya dirimu!"

"Aku tidak punya waktu membahas hal-hal yang tidak penting!" balas Krit masih dengan tatapan tajamnya. Dia geram karena Korn berani melemparkan berkas tak berguna itu ke wajahnya.

"Kau buka saja dokumen itu dan lihat apa yang telah kau perbuat mungkin akan membuatmu menyesal. Atau lebih tepatnya penyesalanmu terhadap Navel karena mungkin dia tidak akan pernah memaafkanmu!" Korn tersenyum sinis, nadanya bahkan seperti mencemooh dan terdengar sarkas.

Krit terdiam ketika nama 'Navel' di sebutkan. Ada begitu banyak pikiran yang berkecamuk. Rasa marah, benci dan cinta bercampur menjadi satu dan mengaduk perasaan Krit menjadi perasaan yang tak mampu ia definisikan.

"Kecemburuan dan amarahmu telah membutakan matamu, tuan muda Krittin!" ucap Korn dengan nada menyindir.

Ingin sekali Krit menghajar pria di hadapannya ini. Namun, ia urungkan dan memilih untuk melihat dokumen yang Korn berikan.

Seketika raut wajah Krit berubah saat melihat foto yang terselip dalam dokumen tersebut.

Dia sana ia melihat beberapa potret hasil rekaman CCTV. Terlihat jelas Seseorang yang ia kenal sedang di bopong oleh seorang pria. Krit menyipitkan matanya dan sangat yakin bahwa itu adalah Navel yang tengah di bopong. Namun, Navel di bopong oleh pria asing dan Krit tak tahu siapa pria itu.

"Mungkin rekaman CCTV bisa menunjukkan semuanya dengan jelas. Di sana juga ada rekaman suara, kau bisa mendengarkannya juga." Korn memberikan ponselnya ke tangan Krit.

Krit masih dingin menatap Korn, dia melihat layar dan mengamati yang terjadi di sana.

"Rencana selanjutnya bisa kita jalankan. Aku sudah memberikan obat tidur dosis tinggi pada Korn dan juga Navel. Sekarang kau bisa bawa mereka ke Hotel. Kita tidak memiliki banyak waktu. Pastikan CCTV terhapus dan jangan sampai kita meninggalkan jejak."

"Ya. Sepertinya kita juga harus membuang ponsel mereka agar saat mereka bangun mereka tidak akan bisa menghubungi siapapun."

"Kau benar. Pastikan CCTV di kamar itu juga terpasang dengan baik. Setelah kau berhasil mengambil gambar mereka segera kirimkan pada Krittin Amarin. Buat pekerjaan mu serapih mungkin jangan sampai Tuan Force marah."

"Saya sudah melepaskan pakaian mereka, terlebih tuan Navel. Maaf saya kelepasan, saya tidak bisa menahan diri saya untuk tidak menyentuhnya pantas saja tuan Krittin sangat mencintai pria ini dia sangat menggairahkan bahkan saat dia masih tidak sadar."

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang