Navel yang tertidur pulas kini membuka netra cantiknya perlahan sembari menguap. Sesaat saat kesadarannya kembali pria itu terkejut menatap kamar yang ia tiduri bukanlah miliknya melainkan milik orang lain.
Navel tampak berpikir bagaimana bisa dia berakhir di kamar ini. Namun sesaat muncul sesuatu di bayangannya raut wajah Navel berubah seketika.
Ya, dia mengingat bagaimana Krit semalam menculiknya dari pesta lalu membawanya ke mansion miliknya dan berakhir bergulat di ranjang.
Navel melihat tubuhnya, dia langsung mengumpat keras kala melihat tubuhnya kedinginan karena tak terbalut sehelai benangpun.
"Apa yang kau pikirkan?" Suara bariton yang tiba-tiba datang menyadarkan Navel.
"E-eh!" Navel terkejut reflek menarik selimutnya hingga ke leher saat melihat pemuda datang dengan balutan jas formal.
Krit tersenyum, ia mendekat dan duduk di atas ranjang. Kini tatapan Krit beralih pada tubuh Navel yang ia tutupi oleh selimut tebal.
"Aku sudah sering tidur denganmu Phi, bahkan aku sudah sering melihat dan mencicipi setiap inchi tubuhmu ,jadi jangan kau tutupi seperti itu."
Navel mengumpat dalam hati, sumpah serapah ia ucapkan untuk bocah kurang ajar satu ini.
Navel kembali tersenyum saat melihat wajah Navel yang kesal, ia menangkup kedua pipi yang lebih tua dengan berani . "Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan."
"Sial! Berhentilah menggodaku!" Navel mendengkus tak suka ,tatapannya menatap sebal pemuda itu.
Krit terkekeh lalu mencubit hidung mancung Navel dengan gemas.
Ketukan pintu terdengar ,Krit mengalihkan pandangannya pada pintu. Lalu dia menginterupsi orang itu untuk masuk.
Tak lama seorang pelayan membawa kan sebuah troli yang berisikan banyak makanan enak. Krit sengaja memerintahkan para pelayannya untuk memasakkan banyak makanan karena dia tahu tahu setelah malamnya mereka bercinta sepanjang malam pasti Navel akan lapar, merasa lelah dan bermalas-malasan.
Setelah makanan di hidangkan para pelayan pamit undur diri.
"Makanlah, kau pasti lapar." perintah Krit seraya mengambilkan Navel Tuna Melt on cornbread dan menyuapinya.
"Krit, aku harus segera pulang pasti ayah dan kakak mencariku." ucap Navel mengingat kala semalam ia pergi dari pesta tanpa berpamitan dengan orang tuanya bahkan dengan Nuea juga.
"Kau tidak usah khawatir, pagi ini aku sudah mengatakan pada ayahmu jika pagi ini kita akan ada meeting."
"Kau mengatakan pagi ini kita ada meeting?" Navel menatap serius ke arah Krit, "Lalu jika ayahku bertanya semalam aku pergi ke mana bagaimana?"
Krit tersenyum penuh arti, wajahnya ia dekatkan ke telinga Navel dan berbisik . "Mungkin kau bisa mengatakan pada ayahmu jika semalam kau sudah menghabiskan malam denganku."
"Bocah gila!" Umpat Navel mendorong sedikit bahu Krit dengan keras. Sedangkan Krit? Tentu saja bocah itu hanya terkekeh kala ia berhasil menggoda Navel.
"Jika ayahmu bertanya tentang tadi katakan saja kau malamnya lembur hingga kau memutuskan untuk pulang ke apartemen mu. Bukankah kau memiliki apartemen pribadi?"
"Darimana kau tahu?" Navel menatap pemuda itu dengan bingung , pasalnya ia belum mengatakan apapun tentang kehidupan pribadinya secara detail.
"Aku tahu semua tentang dirimu." jawab Krit dengan santai.
"Apa selama ini kau menguntitku?" Navel memicingkan matanya menatap Krit curiga.
Krit tertawa mendengar ucapan Navel yang menuduhnya sebagai penguntit. Kini dia mendekatkan bibirnya dengan bibir Krit lalu menggigit bibir bawahnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]
FanfictionSetelah di khianati kekasihnya Navel mencari ketenangan, di sana dia justru bertemu dengan seorang pria muda bernama Krit yang akan mengubah seluruh hidupnya. Namun ketika pagi hari setelah malamnya mereka bercinta dengan hebat, Navel justru melari...