50 ' TAMAT!

1.4K 115 26
                                    

•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•

Suara sering ponsel terdengar membuat Krit yang tengah fokus menatap beberapa pekerjaannya di ipad harus teralihkan menatap ponsel yang terus berdering tersebut. Sesaat Kening Krit berkerut melihat ponsel milik Navel tak berhenti berdering. Krit hendak memanggil Navel, tapi tentu saja pasti dia tidak akan mendengarnya.

Pasalnya, saat ini Navel tengah berendam di kamar mandi. Ya, Krit tahu jika Navel berendam sudah pasti dia akan sangat lama dan tidak mau di ganggu. Tidak ada pilihan lain, kini Krit meraih ponsel Navel dan menatap layar nya.

Namun saat mengetahui nama yang tertera di layar raut wajah Krit berubah tajam seketika. Dengan rahang yang sudah mengeras, Krit menjawab panggilan tersebut.

"Vel, kau dimana? Aku sudah di rumah mu tapi pelayan mengatakan kau serta anak-anak mu beberapa hari ini tidak pulang. Apa kau ada masalah?" tanya Korn dari seberang panggilan dengan nada khawatir.

"Vel? Apakah kau mendengarku?" tanya Korn lagi saat tidak ada jawaba.

"Untuk apa kau menelepon kekasihku?" seru Krit dengan nada dingin yang membuat Korn terkejut.

"Krit? Kau? Bagaimana Navel bersama mu?" Korn bertanya dengan mendesak.

"Kenapa tidak mungkin? Navel adalah kekasihku sejak lama. Dia adalah ibu dari anak-anak ku. Aku peringatkan padamu jangan lagi menghubungi Navel. Jangan sampai mengganggunya, jika kau masih tetap mengganggunya, kau akan tahu akibatnya!" peringat Krit.

"Krit! Kau tidak bisa --"

Belum sempat Korn melanjutkannya, Krit sudah dulu menutup panggilan itu. Dia langsung menonaktifkan nomor Navel. Tampak sekali raut wajahnya kini merah padam karena menahan amarah.

"Krit, apakah tadi ponselku bunyi?" Navel keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang ia lilit di pinggangnya.

"Krit?" Navel mendekat saat Krit tak menjawab pertanyaannya. Terlihat raut wajah Navel bingung tak mengerti. "Kau kenapa sayang?" tanyanya lagi.

"Korn menghubungi mu." Krit melemparkan ponsel Navel ke atas ranjang.

Navel mendesah pelan. Dia tahu sekarang apa yang membuat Krit marah saat ini. Kini Navel semakin mendekat, dia duduk di pangkuan Krit. Navel mengulum senyuman terbaik nya.

"Kenapa kau marah hm? Sudah aku katakan, aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun. Navel merapatkan tubuhnya pada Krit. "Jangan marah lagi na...." bujuk Navel dengan nada manja.

"Aku ingin kau tidak berhubungan lagi dengan Korn!"

"Bagaimana bisa? Eno dan Erio juga sangat padanya sejak kecil bagaimana aku bisa memisahkan mereka? Lagi pula aku dan Korn hanya sebatas teman tidak lebih."

"Terserah!" Krit menyingkirkan tubuh Navel dari pangkuannya. Namun dengan sigap, Navel kembali naik ke pangkuan Krit dan kali ini dia benar-benar menempelkan dadanya dan melingkarkan tangannya ke leher Krit.

"Aku harus bekerja Phi... Menyingkirlah."

Navel tersenyum penuh arti, kini Navel sudah tahu cara membujuk pria yang mudah marah ini. Segera, ia membawa tangannya untuk membelai wajah Krit, kemudian belaiannya turun ke dada nya dan turun lagi kebagian inti milik Krit yang ternyata sudah sedikit terbangun.

"Sayang... Jangan menggodaku." Krit menggeram merasakan sentuhan sensual yang Navel berikan.

"Jangan marah, sejak dulu aku tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Yang ku ingin kan hanya dirimu." Navel berbisik dengan nada rendah. Bahkan dengan sengaja bongkahan kenyalnya ia gesekkan sehingga milik Krit akhrinya menegang dengan keras. Merasakan sesuatu yang mengganjal, Navel pun meraih milik Krit yang menegang itu dengan tangannya.

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang