"Brengsek! Apa mau mu bajingan!" umpat Korn menggelegar ke seluruh ruangan, dia berteriak begitu keras di hadapan wajah pria tersebut."Apa kau sudah kehilangan kewarasan mu? Kau memukuli orang yang tidak bersalah?"
Orang yang tak lain adalah Force itupun menatap tajam pada Korn yang ikut campur dalam urusannya. "Tidak bersalah katamu? Pria yang sedang bersamamu itu tak lain seorang jalang rendahan! Dia merebut Krit dariku! Merebut tunanganku!"
"Kau? Tunangan Krittin Amarin?" tanya Korn memastikan lagi. Tangannya sembari menahan tubuh Navel yang kini tampak lemas, sudut bibirnya mengeluarkan darah wajahnya berubah pucat.
"Ya, aku adalah calon suami Krittin. Dia adalah seorang jalang tidak tahu diri. Dia merebut kekasihku!"
Korn terkejut mendengarnya. Tapi ia mencoba menetralkan ekspresi nya untuk menghargai perasaan Navel yang ada di samping nya.
"Jaga bicaramu Force! Ini tempat umum, kau bisa bicarakan baik-baik." Korn mengucap dengan tegas seraya menatap Force dengan dingin.
"Diam sialan! Kau tidak tahu apa-apa jangan terlalu ikut campur!"
Saat Korn hendak kembali berbicara, Navel menyentuh lengan Korn dan memberinya isyarat untuk tidak lagi ikut dalam urusannya. Korn memilih diam karena dia juga menghargai perasaan Navel.
"Aku memang tidak pernah mengatakan bahwa aku adalah orang yang suci. Tapi aku tidak pernah merebut apa yang bukan milikku!"
Navel maju satu langkah dan menatap Force dengan tatapan menghunus tajam. Dia lelah, lelah selalu menjadi tersangka dalam semua hal. Dia perlu menyelesaikan semua kesalahpahaman ini.
"Kau benar aku adalah kekasih Krit, aku tidak akan menutupi hal itu. Itupun karena aku tidak tahu bahwa dia telah memiliki tunangan. Jikalau aku tahu sudah pasti aku tidak akan mau menjalin hubungan dengannya." Navel menjawab dengan nada keras dan tegas.
"Satu lagi, aku mendengar bahwa Krit tidak pernah mencintai mu. Dia hanya terpaksa menerima perjodohan itu. Itulah kenapa dia berkali-kali mencari orang lain. Seharusnya kau bercermin tuan Force. Karena apa yang kau inginkan tak akan selamanya bisa kau dapatkan." Navel melanjutkan ucapannya dengan nada yang sarkas.
Wajah Force kini telah merah padam bahkan matanya juga sama. Amarahnya kian menggebu-gebu. Detik itu juga Force kembali menyerang Navel tanpa ampun.
Dia memukuli wajah, dada, perut semuanya tak luput dari sasarannya. Dia menyerangnya begitu membabi buta untuk melupakan seluruh kekesalannya.
Korn masih berusaha memisahkan mereka berdua, karena begitu sulit di pisah. Korn mengerahkan seluruh tenaganya untuk melemparkan tubuh Force agar menjauhi Navel. Force tersungkur jatuh ke lantai, lalu segera ia menolong Navel yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh yang sudah semakin lemas.
Padahal, Navel bisa saja melawan. Dia punya cukup tenaga karena tubuh dirinya dan Force hampir sama besarnya. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia tak punya kekuatan apapun dan ia merutuki kelemahan tubuhnya saat ini.
"Force! Aku peringatkan padamu, jika sekali lagi kau menyerang Navel, aku akan melaporkan kejadian ini pada polisi atas tindakan kekerasan. Aku punya bukti orang-orang yang ada di sini dan CCTV di berbagai sudut ruangan ini!" peringatan Korn dengan tegas.
Force mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia juga mengeratkan giginya seraya menatap Navel dengan bengis. Setelah menyadari bahwa dia menjadi bahan perbincangan orang-orang yang ada di sana. Ia memilih untuk pergi meninggalkan Navel dan Korn.
"Urusan kita belum selesai, jika aku bertemu lagi denganmu. Aku tidak akan membiarkanmu hidup!" ancam Force dengan menunjuk ke arah Navel.
"Vel, kau tidak apa?" tanya Korn panik saat melihat wajah Navel kini penuh luka dan kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]
FanficSetelah di khianati kekasihnya Navel mencari ketenangan, di sana dia justru bertemu dengan seorang pria muda bernama Krit yang akan mengubah seluruh hidupnya. Namun ketika pagi hari setelah malamnya mereka bercinta dengan hebat, Navel justru melari...