•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•
"Lepaskan aku sialan! Aku ingin menemui putraku!" bentak Navel keras.
Krit menggeram, tatapannya tajam. "Kenapa kau menyembunyikan Eno dan Erio? Jika kau marah padaku jangan libatkan putraku! Kau meambawanya pergi dari ku! Dimana jalan pikiranmu itu Phi!'' Serunya dengan menahan amarah.
Navel nyaris tertawa mendengar apa yang di katakan oleah Krit barusan. "Putra mana yang kau maksud hm? Mereka berdua adalah putraku dengan istriku. Jika kau tidak waras, lebih baik kau periksakan dirimu ke dokter jiwa!''
"Berhenti berpura-pura Phi! Aku sudah mencari tahu semuanya! Jika dulu aku tertipu dengan apa yang ku lihat, kali ini tidak akan pernah! Aku tidak akan tertipu untuk kedua kalinya!'' bentak Krit keras. Amarahnya meledak kala mengetahui Navel menyembunyikan putra kandungnya.
Wajah Navel memucat seketika saar mendengar bahwa Krit telah mencari tahu semua tentang dirinya dengan istri bohongannya. Ya, Navel pikir Krit tidak akan pernah mencari tahu. Kini Navel mencoba untuk tetap tenang dan tak terpancing.
''Kau benar, aku memang tidak memiliki hubungan apapun dengan siapapun. Tapi Eno dan Erio tetap bukan putramu , jadi berhenti mengaku-ngaku kau adalah ayahnya!"
''Kau masih ingin menutupinya,Phi? Jika Eno dan Erio bukan anakku kenapa golongan darah mereka cocok denganku? Berhenti membohongiku sialan! Beraninya kau menutupi semua ini dariku!'' seru Krit meninggikkan suaranya.
''Anak mana yang kau maksud? Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kau tak sudi memilikinya bersama pria rendahan sepertiku? Mereka hanya anakku sialan! Brengsek! Jangan pernah mengatakan lagi bahwa mereka adalah anakmu!'' bentak Navel tak mau kalah. Luapan emosinya kini tak terbendung lagi. Air matanya tumpah dan tidak lagi bisa bertahan.
Krit bungka kala Navel mengatakan itu. Ya, ini semua adalah kesalahannya. Dia tahu dirinya telah melukai Navel. Perkataan yang sejak dulu selalu ia sesali. Sungguh, sebenarnya Krit tak ada maksud untuk melukai hati Navel.
''Phi ...."
"Jangan menjelaskan apapun karena sejak awal kau mengatakan akat-kata itu maka kau dan aku sudah tak lagi memiliki hubungan apapun! Eno dan Erio adalah anak ku! Hanya anakku!'' tegas Navel dengan bahu bergetar dan isak tangis yang tak kunjung reda.
Krit menghembuskan nafasnya kasar seraya memejamkan mata. Dia terus mengumpat dalam hati dan merutuki kebodohannya di masa lalu.
"Aku tahu aku salah Phi, tapi ku mohon. Berikan aku kesempatan lagi. Aku akan memperbaiki semuanya." Krit menurunkan suaranya. Perlahan ia mendekati Navel. "Jangan libatkan anak-anak kita dengan permasalahan kita Phi. Cukup hukum aku, tidak dengan mereka."
"Maaf? Mudah sekali kau meminta maaf setelah mati-matian aku mengubur luka selama lima tahun ini? Jika kau menginginkan anak, kau bisa menikahi wanita lain Krit! Jangan ganggu aku dan anak-anak ku!"
"Demi Tuhan Phi, jika aku menginginkan orang lain sudah pasti aku menikahi mereka. Tapi yang ku inginkan hanyalah dirimu. Aku tahu, memaafkan adalah hal yang paling sulit setelah apa yang telah terjadi. Tapi ku mohon, berikan aku kesempatan kali ini saja...." nada Krit penuh dengan permohonan agar Navel mau memberikannya kesempatan kedua.
"Tidak! Aku tidak akan memberikanmu kesempatan lagi! Sudah cukup, mencintaimu adalah hal terbodoh dalam hidupku!!!" teriak Navel keras. Napasnya memburu kala mengatakan hal itu.
"Kenapa kau terus menutupi perasaan mu Phi! Aku tahu kau masih mencintaiku!" Krit menghimpit tubuh Navel dan membenturkannya ke kepala ranjang. Navel berusaha memberontak, tapi kedua tangannya sudah lebih Krit kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]
FanfictionSetelah di khianati kekasihnya Navel mencari ketenangan, di sana dia justru bertemu dengan seorang pria muda bernama Krit yang akan mengubah seluruh hidupnya. Namun ketika pagi hari setelah malamnya mereka bercinta dengan hebat, Navel justru melari...