24 ' Office again 🔞

906 83 6
                                    


"Aku ingin perjodohan ini batal karena aku sudah memiliki orang lain!" bentak Krit.

Raut wajah Phanit berubah ketika mendengar perkataan Krit barusan. Seketika amarahnya kian memuncak.

"Apa kau sudah kehilangan kewarasan mu?" tanya Phanit dengan nada meninggi dan nafas menderu. 

Krit menghembuskan napas kasar, berusaha untuk mengendalikan emosinya juga. "Sudah cukup, aku selalu mengikuti apa yang kau inginkan. Sekarang aku ingin menentukan jalan hidupku sendiri. Sejak awal aku tidak pernah mencintai Phi Force, aku menerima pertunangan ini karena kau dan keluarga ini selalu memaksaku. Tapi sekarang aku muak dengan semua paksaan mu! Aku anakmu, bukan boneka mu! Kau setuju atau tidak aku akan tetap membatalkan perjodohan ini! "

"Krittin Amarin!!! " bentak Phanit suaranya menggelegar. Sorot matanya begitu tajam dan penuh dengan kemarahan. "Kau akan tahu akibatnya jika kau melawan keluarga mu termasuk dengan raja sendir!"

"Aku tidak perduli dengan ancaman mu! Aku tidak mencintai Phi Force. Aku tidak menyukainya!"

Tanpa berkata lagi Krit segera meninggalkan sang ayah, Phanit terus berteriak memanggil putranya namun Krit mengabaikan panggilan sangat ayah.

Sudah lima hari Force keluar dari rumah sakit. Tentu dengan pria itu yang memaksa agar ia bisa kembali ke mansion milik kekasihnya.

Dokter mengingatkan agar jangan membuat Force depresi terlebih dahulu, maka dari itu Krit memutuskan untuk mengulur pembatalan pernikahannya karena takut Force akan melakukan hal bodoh lagi.

Awalnya Krit terus memarahi Force yang selalu menempel padanya, tapi karena Orang tua Krit terus memaksanya untuk bersikap baik pada Force karena dia masih sakit, alhasil dia memilih mengalah sebentar.

Lebih baik dia menuruti apa mau orangtuanya dan pria itu hingga masa pemulihannya selesai. Namun, setelah itu ia berjanji akan tetap membatalkan pernikahan ini apapun caranya.

"Presdir, " Kei menyapa saat memasuki ruang kerja Krit.

Hari ini Krit memutuskan untuk bekerja di rumah saja. Pikirannya tampak kacau hingga ia enggan datang ke perusahaan.

"Kau disini? Bagaimana dengan perusahaan?"

"Semua berjalan dengan baik, hanya saja tadi Ayah tuan dan bodyguard pribadinya datang ke perusahaan, mereka membuat para karyawan takut. Beliau meminta data kerja sama dengan perusahaan yang di pimpin oleh tuan Navel." ujar Kei memberitahu.

Krit menghembuskan napas kasar. "Aku tidak ingin orangtua ku mengetahui tentang hubunganku dengan Navel. Pasti mereka akan berpikir jika Navel yang menggoda ku. Meski Navel lahir di keluarga yang terpandang , tapi aku yakin mereka akan tetap berpikiran negative pada Navel. Untuk sementara sembunyikan hubungan ku dulu dengannya, setelah perjodohan ini benar-benar batal aku akan mengenalkan Navel pada orang tuaku sebagai calon ku."

Kei mengangguk patuh, "Baik Presdir."

Saat Kei telah pergi, pandangannya Krit beralih pada ponselnya yang berdering. Dia mengambil ponselnya dan menatap layar. Senyumnya mengembang kala melihat nomor yang Navel di sana. Namun, bukannya menjawab Krit memilih menyambar kunci mobilnya dan berlari meninggalkan ruang kerja.

Navel mendesah pelan saat Krit tak kunjung menjawab panggilan nya. Saat dia berusaha menghubungi Kei ; asisten Krit, namun dia malah mengatakan jika Krit sudah beberapa hari tak masuk ke perusahaan nya.

"Lebih baik aku pulang saja, " gumam Navel pelan. Daripada ia terus memikirkan hal yang tidak-tidak tentang bocah itu lebih baik ia pulang dan tidur menenangkan pikirannya.

Namun saat Navel membuka pintu ruang kerjanya dan hendak pergi, seseorang telah berdiri di hadapannya.

"Hmpt...! " Navel terkejut saat Krit mencium bibirnya tiba-tiba. Pria itu mendorong tubuh Navel ke dalam agar tak ada yang bisa melihat keduanya sedang saling bercumbu.

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang