22 ' Paksaan 🔞

992 85 10
                                    


"Aku juga mencintaimu Navel ku."

Navel terkejut mendengar pernyataan Krit pertama untuk pertama kalinya. Dia tidak akan pernah menyangka jika Krit mengatakan hal itu padanya. Keterkejutan nya hanya sesaat kala Krit kembali mencumbu bibirnya dan memagutnya penuh kasih.

Kini mereka beralih ke dalam kamar milik Krit. Ia merebahkan tubuh indah itu dengan hati-hati ke ranjang. Krit naik ke atas tubuh pria itu dan menciumnya lagi dengan liar. Navel mengerang saat sang dominan selalu menciumnya dengan hebat.

Krit membawa tangannya untuk melepaskan semua pakaian Navel dan melemparnya ke lantai. Tidak ingin kalah, Navel juga membantu Krit melepaskan semua pakaiannya.

Detik berikutnya tatapan Navel penuh damba melihat benda keras yang mengacung dengan gagah di hadapannya.

"Phi menyukainya?" tanya Krit dengan nada rendah.

Navel mengangguk seraya menggigit bibirnya.

"Touch it, dia ingin kau sentuh,"

Perlahan Navel menggenggam benda keras itu dengan tangannya, rasa hangat dan menggetarkan menyebarkan ke seluruh tubuh Navel, dari yang tadi hanya menggenggam kini Navel mulai menaik turunkan tangannya dengan perlahan sehingga gerakan halus keluar dari mulut bocah itu.

"Aku tidak bisa menunggunya. " bisik Krit segera menyambar bibir Navel.

Tangannya terus meremas bagian belakang milik Navel yang juga sudah basah karena pemanasan dan pre-cum yang ia hasilkan. Lidahnya turun menjilati puncak dada milik Navel dengan sesekali menggigit nya kecil.

"Ah, " Navel mendongakkan wajahnya saat Krit terus menghisap putting nya dengan jemari lain yang ia mainkan di sekitar bibir lubang belakang tersebut.

Krit tak sanggup lagi menahan. Ia segera melebarkan kedua kaki Navel dan memulai penyatuan mereka. Navel melenguh panjang saat milik Krit berusaha menerobos lubang sempitnya.

Navel merintih, dia merasa sedikit perih tercampur dengan kenikmatan. Lama tak melakukan seks dengan Krit membuat saluran belakangnya sedikit sulit untuk dimasuki oleh benda keras tersebut.

"Apa aku menyakitimu?" bisik krit seraya mengecupi wajah orang yang selalu membuatnya candu.

Ia masih diam dan tidak bergerak di dalam milik Navel. Melihat wajah Navel yang menahan sakit dan terus meringis membuatnya tak tega.

"Tidak," Navel menggeleng pelan. "Bergeraklah, aku akan kesakitan jika kau tak kunjung bergerak."

Krit tersenyum. "Kita bergerak bersama." bisiknya lagi.

Krit mulai menggerakkan pinggulnya dengan lembut, dalam dan memabukkan.

"Katakan kau milikku Phi," Krit berbisik tepat di depan bibir Navel. Ia bahkan tidak menghentikan gempuran nya sedikitpun.

Navel menggigit bibir bawahnya. Kilat gairah tercetak jelas di matanya. Menatap iris cokelat milik Krit. "Aku milikmu... "

"Milik siapa?" tuntut Krit dengan nafas memburu.

"Milik Krit, seorang ahhhh... "

Krit menyeringai mendengar ucapan Navel. Bocah itu semakin menghentakkan p*nisnya semakin dalam. Hingga membuat tubuh Navel melengkung dan menjerit karena kenikmatan tiada tara.

Suara desahan dan erangan saling bersahutan di ruangan itu. Tubuh keduanya saling membutuhkan, nyatanya rasa kecemburuan Krit tak mampu menghentikan ia untuk berbicara tentang perasaan nya kepada Navel. Sebuah kalimat yang bahkan tak pernah ia ucapkan selama hidupnya.

•••

"Tuan, " seorang pelayanan menyapa Krit saat sang pemilik telah kembali ke mansion utama.

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang