40 '

852 104 9
                                    

•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•

Queenstown, adalah kota yang berada di pulau selatan, New Zealand.

Navel melangkah menyusuri bibir pinggi danau Wakatipu seraya mengelus perutnya yang kini kian membuncit.

Pria itu memakai pakaian yang tebal serta jaket yang tebal agar perutnya tak terlalu terlihat oleh orang-orang dan di anggap aneh.

Cuaca sore hari ini cukup sejuk dan cerah.

Ya, kini usia kandungan Navel sudah memasuki minggu ke empat puluh. Tanpa terasa sudah hampir delapan bulan dia meninggalkan Thailand. Negara yang menyimpan beribu kenangan di sana.

Selama ini, Navel hidup di kota ini dengan aman dan nyaman karena tidak ada yang tahu tentang dirinya. Ketika orang bertanya tentang namanya, ia akan memberitahukan namanya dengan nama barunya yaitu 'Naret' bukan 'Navel'.

Namun, tak bisa di pungkiri. Meskipun ia telah lama meninggalkan negara kelahirannya, Navel belum bisa melupakan segala kenangannya apalagi dengan Krit. Pria yang selalu ada di hatinya.

Navel selalu tahu bahwa Krit selalu mencarinya. Dan dia tentu saja mencari Navel ke negara Kanada bukan New Zealand tempat yang kini ia tinggali.

Rencana yang di sarankan Aydin dan Nuea sangatlah berhasil. Mereka berhasil mengelabui Krit. Mereka semua menduga bahwa Navel terbang ke Kanada.

Sebenarnya, memang betul Navel ke Kanada. Tapi, setelah sampai di bandara Kanada, dia langsung mengambil satu tiket lagi untuk menuju ke New Zealand. Alhasil, orang-orang Krit ataupun siapa saja akan menduga bahwa Navel benar-benar sudah ada Kanada.

Jika di tanya apakah Navel bahagia saat ini? Jawabannya tentu dia bahagia karena tidak ada lagi beban pikiran yang mengganggunya. Apalagi setelah ia tahu bahwa kini Nuea dan Aydin telah melangsungkan pernikahan mereka satu bulan yang lalu. Sayangnya, Navel tak bisa turut ikut dalam momen bahagia tersebut karena keadaan yang tak memungkinkan untuk dirinya.

Selama Navel tinggal di New Zealand, ayahnya Napat sudah mengetahui kondisi tentang anaknya. Awalnya, sang ayah tentu saja murka. Namun lambat laun kemurkaan itu tergantikan menjadi perasaan yang cemas dan sedih karena putra kandung satu-satunya menderita seperti ini.

Namun, sayangnya saat ini Navel tidak memberitahukan siapa ayah dari anak yang ada di dalam kandungannya. Karena jika ia memberitahukan pasti ayahnya akan menyerang Krittin tanpa ampun.

Sedangkan, Zefanya. Kini ibu tiri nya itu juga tengah mengandung adik tirinya yang sudah memasuki bulan ke empat. Ini terdengar lucu, karena Navel akan lebih dulu memiliki anak daripada ibu tirinya sendiri. Semua orang memiliki kebahagiaan masing-masing. Namun, Navel tidak pernah iri dengan mereka yang sudah mendapatkan gak kebahagiaan mereka karena Navel selalu mensyukuri apapun yang ia terima. Karena baginya kehadiran dua nyawa dalam perutnya saja sudah menjadi sebuah anugrah terbesar dalam hidupnya saat ini.

"Tuan Navel." sang pelayan yang selama ini mendampingi Navel dengan baik pun mendekat.

"Ya? Kenapa?"

"Di rumah, sudah ada tuan Aydin dan Nuea baru saja tiba." beritahu sang pelayan yang sontak membuat Navel terkejut.

Navel tersenyum senang. "Baiklah, aku akan pulang."

Navel beranjak dari danau itu dan menuju mobil. Bersama pelayan dan sopir yang senantiasa merawatnya dengan baik. Ia pun menuju perjalanan pulang dengan perasaan gembira karena ia akan bertemu dengan kakak dan sahabatnya setelah sekian lama.

Tak berselang lama, mobil yang Navel kendarai sampai di halaman rumahnya. Dia turun dengan tergesa. Ia ingin lari, tapi tubuhnya tak mampu melakukan itu karena kini tubuhnya benar-benar terasa berat.

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang