29 ' Sick

947 108 4
                                    

Huuueeeekkkk!!!!

Navel memuntahkan seluruh makanan yang baru saja ia makan barusan. Entah mengapa sudah beberapa hari ini setiap ia makan selalu ada saja makanan yang keluar dari perutnya seolah perutnya tak mau menerima apapun yang ia makan.

Bahkan saat ia merasakan tubuhnya hampir ambruk, Navel hanya bisa memegang kuat pinggiran wastafel. Entah kenapa sudah beberapa hari ini mualnya tak kunjung hilang. Kini Navel memutar kran air dan membasuh mukanya sampai bersih.

"Kenapa tidak sembuh juga? Padahal aku sudah menjaga pola makan ku." Gumam Navel seraya menghela napas. Sungguh, ia tak suka dengan keadaannya yang seperti ini.

Navel melangkah kembali ke meja makan. Jika ia merasa mual hanya ada satu cara meredakannya. Yaitu, makanan manis.

"Tuan muda?" panggil Thanin dengan menatap khawatir ke arah tuannya yang baru selesai kembali memuntahkan isi perutnya.

Sudah beberapa hari Thanin ikut tinggal di apartemen milik Navel dan menjaga nya ketika Nuea sedang tidak bisa menemaninya.

"Than, bisa belikan aku jus alpukat dan cake chochote?" pintanya pada Thanin dengan wajah yang masih pucat.

"Baik, aku akan belikan dulu. Tuan tidak apa-apa aku tinggal sebentar?" tanyanya khawatir.

Navel mengangguk. "Hm, it's oke sudah sedikit baik."

"Baik tuan."

Setelah memberikan beberapa uang, Thanin segera pergi meninggalkan apartemen dan mencari semua yang tuannya inginkan. Beruntung semua yang Navel inginkan tidak perlu mencarinya jauh-jauh sehingga tak butuh waktu lama ia sudah bisa kembali ke apartemen.

"Terima kasih, Than."

"Apapun untukmu Tuan, melihat mu bisa makan dengan lahap saja sudah membuatku bersyukur."

Saat sedang asyik menyantap cake chochote nya, seringan ponsel milik Navel terus bergetar. Melihat nama kakaknya di layar ia segera mengangkatnya.

"Halo kak?"

"Halo Vel, kau dimana? Sudah berapa hari tidak pulang ke rumah?" tanya Aydin, nadanya tampak khawatir.

"Aku di apartemen ku, aku hanya sedang ingin menenangkan diri."

"Apa kau punya masalah?"

"No, i'm okay. Don't worry."

"Kemarin, ayah mencarimu. Dia terus menghubungi mu tapi ponselmu tidak pernah aktif."

"Ya, akhir-akhir ini aku hanya ingin tenang, banyak yang harus aku pikirkan. Mungkin juga terlalu stres dengan pekerjaan. Katakan pada ayah bahwa aku baik-baik saja, aku bersama Kei dan Nuea."

Navel terpaksa berbohong pada Aydin. Tidak mungkin juga ia mengatakan hal yang sebenarnya pada kakak tirinya tersebut. Pasalnya selama ini tidak ada yang mengetahui hubungannya dengan Krit kecuali Nuea dan Thanin saja. Ia juga tak mau menceritakan sekarang karena tak mau membuka luka yang mati-matiam dia sembuhkan saat ini.

"Baiklah, tapi setidaknya kau memberitahu kami Vel. Ayah dan ibu sangat khawatir padamu apalagi kau sudah berapa hari tidak datang ke perusahaan."

"Iya kak, hm... Apa Zefanya ada di rumah?"

"Tidak, dia ada Turki menyusul ayah."

"Ada apa?"

"Tidak."

"Aku melihat hubungan mu dengan Zefanya membaik. Apakah kau sudah bisa menerimanya sekarang?"

Navel terdiam sejenak. "Kak, aku hanya berusaha menerima kenyataan. Lagi pula, dia sudah baik padaku selama ini."

"Aku senang mendengarnya, kau tampak semakin dewasa dengan pemikiran mu. Aku bangga."

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang