48 '

861 79 3
                                    

•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•

Krit melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah padanya kota Queenstown. Sepanjang perjalanan, Navel ataupun Krit sama sekali tak mengatakan satu patah pun. Navel memilih untuk menatap pemandangan jendela dan Krit memilih untuk fokus menyetir.

"Belok kanan, itu sudah rumah ku." kata Navel tanpa menatap ke arah Krit.

Krit menurut, dia langsung membelokkan mobilnya seperti apa yang Navel katakan. Para penjaga yang ada di depan ataupun di dalam turut membungkuk menyambut kedatangan Navel yang memasuki halaman rumahnya.

Saat Navel memasuki sebuah kamar bernuansa cokelat, Krit pun membuntutinya. Tanpa sengaja pandangannya mengedar dan menemukan sebuah foto yang di pajang di atas meja nakas.

"Apakah ini foto Eno dan Erio saat masih bayi?" tanya Krit mengambil bingkai foto tersebut.

Navel berbalik dan menatap Krit yang tengah mengambil foto itu. "Ya, itu saat mereka berusia enam bulan."

Krit terdiam sejenak, ada rasa penyesalan karena tidak bisa menemani masa-masa ketika mereka tumbuh. Jika saja waktu bisa di putar, Krit ingin dia menemani masa-masa Navel saat hamil hingga melahirkan, bahkan membesarkan kedua putra mereka dengan kasih sayang.

"Aku memiliki banyak foto masa kecil mereka. Nanti aku akan kirimkan padamu." ucap Navel yang menyadari perasaan Krit saat hanya diam dan terus menatap bingkai foto itu.

Krit tersenyum mendengar perkataan Navel. "Terima kasih."

"Aku sudah selesai membereskan barang-barang yang ku butuhkan." ucap Navel menatap Krit.

"Berikan padaku." Krit langsung menyambar tas besar milik Navel. Dia melangkah keluar dan disusul oleh Navel kemudian.

Namun, saat Krit hendak keluar tatapannya beralih pada Aydin dan Nuea yang baru saja turun dari mobil. Jika Krit terlihat santai, berbeda dengan Navel yang terlihat panik.

"Brengsek! Beraninya kau mendekati adikku lagi!" Aydin menerjang, dia langsung menyerang wajah Krit. Tapi, dengan sigap Krit menangkis serangan Aydin.

Namun, Aydin dengan cepat mampu memukul wajah Krit lagi. Tidak hanya diam, Krit berani membalas pukulan Aydin hingga pria itu terhuyung jatuh ke lantai. Suara teriakkan Navel dan Nuea untuk memisahkan mereka juga tidak di perdulikan oleh dua manusia tersebut.

"Phi, berhenti!" cegah Navel menghalangi tubuh Aydin sekuat tenaga.

"Sayang!" Nuea juga dengan cepat memeluk tubuh suaminya dengan erat.

"Brengsek kau Krit! Jangan ganggu adikku lagi!" berontak Aydin.

"Navel milikku! Aku berhak mengambil milikku! Asal kau tahu, bahwa dia orang yang telah melahirkan anak-anak ku! Sampai mati aku akan terus bersamanya!"

Tatapan mata Aydin terkejut mendengar apa yang Krit katakan. Hingga detik selanjutnya, Aydin menatap Navel dan memintanya untuk menjelaskan semuanya.

Navel menghembuskan nafas kasar melihat perdebatan antara Aydin dan juga Krit. Ini tidak salah, karena sejak dulu memang Aydin sangat membenci Krit. Namun, tidak bisa di pungkiri hadirnya Krit membuat kedua putranya menjadi sangat bahagia dan seolah memiliki semangat hidup yang baru.

Navel menunduk. "Dia sudah tahu semuanya Phi.... Ku mohon padamu, aku akan menyelesaikan masalahku."

"Apa kau kehilangan akalmu Vel? Setelah apa yang pria brengsek ini lakukan padamu!"

"Phi, bagaimana Krit adalah ayah kandung Eno dan Erio. Aku tidak bisa egois, aku melakukan ini kebahagiaan mereka."

Nuea memberikan genggaman tangan lembutnya pada Aydin agar ia tenang sebentar. "Sayang, biarkan mereka menyelesaikan masalah dulu. Ini semua demi Eno dan Erio kita."

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang