42 '

865 101 32
                                    

•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•

Krit menatap fokus layar laptopnya. Tidak, dia tidak sedang bekerja melainkan memandangi sebuah video dimana di sana ada dirinya bersama dengan Navel tengah tertawa terbahak-bahak bersama. Video berdurasi hanya 30 detik itu Krit ulang terus menerus entah sudah keberapa kalinya.

Namun, suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Krit. Kei masuk dan langsung menuju ke ruang kerja tuannya.

"Tuan?" panggil Kei.

"Ada apa?" tanya Krit seperti biasa dingin.

"Tuan, saya tadi bertemu dan berdiskusi dengan Khun Off. Ia menyarankan bahwa anda sendiri juga datang untuk menemui penulis novel itu karena direktur produksi atau direktur personal pasti memiliki sudut pandang sendiri. Novel itu berakhir dengan sad ending tuan. Sedangkan para direktur meminta untuk menyunting ulang akhir dari novel tersebut agar menjadi happy ending, tapi sayangnya sang penulis menolak keras." kata Kei memberitahu.

Krit mengerutkan keningnya. "Apakah kau memiliki salinan novel itu? Aku pernah membacanya tapi hanya sekilas."

Kei mengangguk. "Ada, tuan."

Kei lantas membuka layar iPadnya dan memberikannya pada Krit.

Krit menggulir layar demi layar yang ada di sana. Tertera sebuah nama pena di sana yang bertuliskan 'Naret.' Nama yang Krit yakini sebagai nama orang-orang Eropa pada umumnya.

"Dia laki-laki?" Krit mengerutkan keningnya saat tahu penulis besar itu ternyata seorang laki-laki. Krit hampir tidak percaya bahwa ada seorang laki-laki juga bisa membuat Novel yang luar biasa dan di minati berjuta-juta orang di seluruh negara.

"Menurut info, begitu tuan." jawab Kei.

Krit membaca garis besar isi novel tersebut. Gaya tulisannya sangat rapi. Bahasanya juga sangat bagus, mungkin karena ia adalah Eropa jadi bahasa Inggris nya juga mumpuni. Namun, saat sampai pada tengah-tengah isi dari novel tersebut. Dahi Krit mengernyit, raut wajahnya berubah.

Setiap detail isi dari cerita tersebut mengingatkannya pada sosok yang selama ini dia rindukan. Meskipun novel ini bukan sesama laki-laki, tapi bergenre normal Krit tetap menganggap bahwa sang pemeran wanita adalah orang yang ia rindukan itu.
Bahkan iris mata Krit menggelap saat membaca adegan pertengkaran antara pemeran pria dan wanita dalam novel ini. Entah kebetulan atau tidak, tapi isi dalam novel ini sangat mirip dengan kisahnya sendiri. Bahkan setiap detail percakapan dan adegan di sana hampir tidak ada yang berbeda dengan kisahnya.

Hanya yang berbeda dengan novel tersebut adalah, sang tokoh wanitanya hamil dan sang pria tidak mengetahuinya.

"Kei," panggil Krit dengan serius.

"Ya tuan?"

"Kapan jadwal kita akan bertemu dengan penulis Naret ini?"

"Anda ingin terbang ke New Zealand juga tuan?" tanya Kei memastikan.

"Ya, biar aku sendiri yang menemui penulis ini. Cerita yang ada di sini mengingatkan ku dengan Navel."

Kei terdiam, setelahnya ia mengangguk. "Malam ini tuan, malam ini saya akan mengatur jadwal keberangkatan anda."

Krit mengangguk singkat. "Satu lagi, apa kau pernah bertemu langsung dengan penulis ini?"

"Belum tuan. Penulis Naret ini sangat tertutup orangnya. Di beberapa akun sosial media miliknya, dia tidak pernah membagikan kehidupan pribadinya. Hanya saja yang saya tahu, dia seorang laki-laki dengan rambut berwarna blonde. Hanya itu info yang saya punya.

Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang