•┈┈┈••✦ Happy Reading ✦••┈┈┈•
Navel hendak turun, tapi justru Krit malah mendorong tubuhnya hingga Navel terbaring dan Krit mencoba mengungkung tubuhnya. Kini jarak wajah mereka tampak begitu dekat menyisakan beberapa senti saja.
"Apa kau mengingatku?" tanya Krit menarik dagu Navel dengan jari telunjuknya. "Ah, kau tidak mungkin melupakanku." bisiknya rendah.
"A-apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti." Navel memalingkan wajahnya.
"Tidak mengerti?" Krit tersenyum misterius.
Krit menatap intens Navel, tatapan yang tersirat sebagai godaan. "Bagaimana bisa kau tidak mengingat pada pria yang telah menyentuhmu untuk pertama kalinya? Aku sangat yakin kau tidak bisa melupakan malam hebat waktu itu." bisiknya lalu tersenyum bangga.
Wajah Navel menegang, kembali pucat dan terlihat kepanikan di matanya. Ia tak menyangka jika Krit masih mengingat malam itu.
"Mohon jaga sikap anda Khun Krit, ini adalah perusahaan ayahku dan kau di sini sebagai tamu. " Navel menatap dingin ke arah Krit untuk mengalihkan kegugupannya dan berusaha untuk tetap santai.
"Krit, cukup panggil namaku jika kita sedang berdua. Panggil namaku seperti malam saat kau menjeritkan nama ku." Krit mengelus bibir Navel dengan ibu jarinya. "Jangan terlalu formal, just relax with me. "
Navel menepis jemari Krit yang sembrono pada bibirnya. "Kau rekan bisnis ayahku, kita tidak saling kenal. Satu lagi, jangan melakukan hal sembrono pada tubuhku, aku tidak suka. "
"Ah begitu!" bukannya mendengarkan, Krit justru megangkat kedua kaki Navel dan semakin merapatkan tubuhnya ke arah Navel. Alhasil kedua tubuh bawah bagian keduanya kini saling bergesekan.
"Aaaa! Jaga sopan santun mu sialan!" Navel meronta.
Krit masih tuli seperti biasa, wajahnya malah semakin mendekat dan menghirup aroma memabukkan dari leher Navel.
"Apa kau masih mau aku menjaga sopan santunku?" bisik Krit tepat di telinga Navel, tangannya mulai bergerilya menyentuh area privat milik Navel. "Bahkan tubuhmu sangat merespon bagus dengan sentuhanku. Jangan berpura-pura tidak mengenalku, meski kau mabuk aku yakin kau tidak akan lupa dengan siapa kau menyerahkan seluruhnya citra pria straight mu itu. "
Krit kembali mengecupi leher milik Navel lalu kembali berbisik rendah. "Aku tidak menyangka bisa menjadi yang pertama bagi mu. "
Navel menggeram ,ingin rasanya ia mengumpat dan menendang bocah di atasnya saat ini. Rasanya saat ini dia seperti menjadi wanita yang sedang di lecehkan.
"Bisakah kau profesional Khun Krit? Hentikan perilaku tak senonohmu atau aku akan berteriak sekeras mungkin! "
Krit menyeringai, "Jadi kau sudah mengingatku bukan?"
"Apa yang terjadi diantara kita kemarin hanya sebuah kencan satu malam! Jangan berpikir untuk mendapatkan lebih! Dan ingat aku hanya akan tidur dengan laki-laki satu kali ingat itu! "
"Kencan satu malam? Hanya akan tidur satu kali?" Krit menaikan satu alisnya.
"Bagaimana jika aku ingin kita lebih dari sekedar teman kencan satu malam? Lebih tepatnya aku ingin kita menghabiskan banyak malam bersama." lanjut Krit.
"You're crazy! " Navel berhasil mendorong Krit menjauh dari tubuhnya, dia berhasil lepas dari kungkungan bocah kurang ajar satu ini.
Dia membenarkan pakaian dan penampilannya yang sempat kacau.
"Ya ,aku gila. Gila karena tiba-tiba ada seseorang yang berani meninggalkanku di pagi setelah malamnya kami bercinta dengan hebat. Tidak hanya itu ,dia meninggalkan sejumlah check dengan nilai besar. Haha, rasanya aku seperti jalang yang bertugas memuaskan pelanggan lalu menerima bayaran. " tukas Krit dengan tawa kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Match [ PPV- TAMAT✅ ]
FanfictionSetelah di khianati kekasihnya Navel mencari ketenangan, di sana dia justru bertemu dengan seorang pria muda bernama Krit yang akan mengubah seluruh hidupnya. Namun ketika pagi hari setelah malamnya mereka bercinta dengan hebat, Navel justru melari...