Chapter 1 : Tiny Troubles, Big Hearts 1

2.1K 75 6
                                    

Sudah beberapa tahun berlalu semenjak Jeonghan melepaskan status singlenya. Ia telah menikah dengan seseorang yang sangat ia cintai dan yang juga mencintainya, serta dikaruniai tiga orang anak. Kesehariannya kini dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan dari keluarga kecilnya.

Seperti saat ini, Jeonghan tengah berkutat dengan peralatan masak di dapur. Ia berencana memasak sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Perhatiannya tiba-tiba tertuju pada suara seorang anak laki-laki yang menangis. Ia menoleh dan mendapati Minghao, anak bungsunya, yang menghampirinya sambil memeluk boneka beruangnya dan menangis.

"Mami ..." isak Minghao.

"Sayang? Minghao? Haohao kenapa?" Jeonghan bertanya lembut.

Minghao hanya menunduk dengan mata sembab, terlihat sangat lucu. Jeonghan pun tersenyum. Ia mengecilkan api kompornya dan segera mengangkat putranya ke dalam gendongannya.

"Haohao ketendang sama Mingoo lagi?" tanya Jeonghan sambil mengelus kepala Minghao.

Sekali lagi, Minghao mengangguk. "Iya, Mami..." jawabnya dengan suara kecil.

Jeonghan mengambil segelas air dan memberikannya kepada Minghao. "Minum dulu, sayang. Abis bangun tidur, harus minum?"

"Minum air," balas Minghao dengan suara pelan.

"Pinter, nanti Mami tegur Mingoo biar tidur di kasurnya. Kalau nggak, Mami suruh Mingoo tidur sama Kyeomie aja," kata Jeonghan, mencoba membangkitkan semangat Minghao.

Minghao langsung tersenyum mendengar penuturan ibunya. "Haohao sayang mami," katanya sambil mencium pipi Jeonghan. Jeonghan membalas dengan kecupan di dahi putranya.

Melihat Minghao yang sudah tidak menangis lagi, Jeonghan kembali fokus pada masakannya. "Mami masak apa hari ini?" tanya Minghao dengan antusias.

"Sup ayam merah kesukaan anak-anak Mami. Kemarin, Haohao, Kyeomie, sama Mingoo bilang mau makan sup ayam merah buatan Mami," jawab Jeonghan.

"Haohao mau bantu, Mami!" seru Minghao semangat.

Jeonghan senang melihat antusiasnya. Ia memberikan sendok sayur kepada Minghao, dan perlahan Minghao mulai mengaduk isi panci.

"Hati-hati, sayang. Itu panas," ingat Jeonghan, memperhatikan dengan seksama.

Fokus pada Minghao, Jeonghan tidak sadar kedua ekornya yang lain sudah mengekor di belakang.

"Mami!" teriak Dokyeom dan Mingyu serentak.

"Astaga! Dokyeom! Mingyu!" Jeonghan terkejut melihat keduanya yang tiba-tiba muncul.

Mingyu dan Dokyeom hanya tertawa lepas, membuat Jeonghan mengelus dadanya, sedikit terkejut namun juga merasa senang. Ia kembali fokus dengan masakannya.

"Hei! Berani ya kalian ngerjain Mami," suara Seungcheol tiba-tiba terdengar saat ia masuk ke dapur, lalu Seungcheol menangkap kedua anaknya.

"Papi!?" seru Dokyeom dan Mingyu bersamaan, lalu tertawa semakin keras.

Jeonghan tersenyum, melihat betapa bahagianya keluarganya. "Udah-udah. Papi, ajak anak-anak ke kamar mandi, cuci muka. Setelah itu baru kita makan," katanya sambil menurunkan Minghao.

"Yang selesai duluan duduk di sebelah Mami!" teriak Dokyeom dengan semangat.

Dokyeom berlari ke arah kamar mandi, diikuti oleh Mingyu dan Minghao yang tak mau kalah. Seungcheol menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak-anaknya.

"Hati-hati, di kamar mandi licin!" Seungcheol berteriak memperingatkan.

Jeonghan tertawa, "Mereka benar-benar anak kamu, mas."

Jeongcheol & the Magic of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang