Jeonghan selalu rutin memotong kuku kecil anak-anaknya setiap minggu. Sore itu, dia duduk di ruang tamu dengan Dokyeom, Mingyu, dan Minghao yang berkumpul di sekitarnya. Mingyu dengan sabar menunggu gilirannya, sementara Dokyeom, sang sulung, tampak tak sabar. Minghao, si bungsu, duduk sambil memeluk boneka kesayangannya, mengamati dengan mata penasaran.
Saat Jeonghan mengeluarkan gunting kuku yang biasa ia gunakan, dia menyadari sesuatu. "Yah guntingnya tumpul," gumamnya. Dia meletakkan gunting kuku itu di atas meja dan berdiri. "Tunggu sebentar ya, Mami cari yang baru dulu."
Jeonghan pun beranjak ke kamar, meninggalkan ketiga anaknya. Dokyeom, yang sudah tak sabar menunggu, meraih gunting kuku yang tertinggal di meja. "Aku bisa sendiri," gumamnya, mencoba meniru apa yang biasa dilakukan Jeonghan.
Namun, karena gunting kuku itu sudah tumpul dan Dokyeom tidaklah ahli dalam memotong kuku, ketika Dokyeom mencoba menggunting kuku jari telunjuknya, ia malah memotong terlalu dalam dan melukai kulitnya. Seketika, tangisan pecah dari mulutnya. "Mami!! Sakit!!" Tangisnya begitu keras hingga menggema di seluruh rumah.
Jeonghan yang masih di kamar langsung berlari kembali ke ruang tamu. Saat melihat darah yang mengalir dari jari kecil Dokyeom, wajahnya memucat. "Ya ampun, sayang!" Jeonghan bergegas mendekat, berlutut di depan putra sulungnya.
Wajah Dokyeom memerah, air matanya deras mengalir. "Sakit, Mami! Sakit banget!" teriaknya sambil memegangi tangannya yang terluka. Jeonghan dengan lembut memegang tangan Dokyeom, meskipun putranya mencoba menariknya. "Sini kyeomie... Mami mau liat yang sakit yang mana..."
Dokyeom lalu membiarkan Jeonghan melihat jarinya. "Sakit, Mami...." rengeknya. "Iya, Mami tahu itu sakit, tapi Mami bakal obatin. Mami mau liat yang sakit yang mana."
Sementara itu, Mingyu yang duduk di sebelahnya terdiam, wajahnya berubah pucat ketika melihat darah. "Mami, kenapa Kyeomie berdarah?" tanyanya dengan suara kecil, nadanya terdengar ketakutan. "Kyeomie baik-baik aja kan, Mi?"
Jeonghan tersenyum lemah, meskipun di dalam hatinya juga merasa gelisah. "Nggak apa-apa, sayang. Kyeomie cuma sedikit terluka. Mami akan mengobatinya, nggak usah khawatir."
Minghao, yang duduk lebih jauh sambil memeluk bonekanya, matanya membesar penuh kekhawatiran. "Kyeomie sakit? Kenapa ada darah?" suaranya lirih, dan dia terlihat ingin menangis melihat kakaknya terluka.
Jeonghan berusaha tetap tenang di depan ketiga anaknya. Dia mengambil kotak P3K dan mengelap darah dari jari Dokyeom dengan lembut. "Nggak apa-apa, Kyeomie, Mami akan bersihkan dulu ya, lalu Mami kasih obat supaya cepat sembuh."
Tapi tangis Dokyeom belum juga berhenti. "Sakit, Mami! Sakit!" jeritnya berulang kali, tubuhnya gemetar karena rasa sakit yang masih menyengat. Jeonghan tetap tenang, meski hatinya terasa hancur melihat anak sulungnya terluka.
"Sebentar lagi selesai, ya, sayang. Kamu kuat. Mami akan kasih salep dan perban supaya cepat sembuh." Setelah mengolesi luka dengan salep, Jeonghan membalut jari kecil itu dengan hati-hati. "Udah, udah. Nggak apa-apa, Mami di sini."
Dokyeom masih terisak, meskipun sedikit lebih tenang. "Aku nggak mau gunting kuku lagi..." bisiknya dengan suara parau.
Jeonghan tersenyum lembut dan mencium keningnya. "Nanti kita gunting kukunya pelan-pelan sama Mami, ya? Mami janji, nggak akan terluka kalau sama Mami."
Sementara itu, Mingyu yang masih melihat darah di jari Dokyeom tampak cemas, tapi mencoba tetap tenang. "Mami, Kyeomie nggak apa-apa kan?" tanyanya lagi, khawatir.
Jeonghan menoleh dan mengangguk. "Kyeomie baik-baik aja, Mingoo. Kamu nggak perlu takut, Mami udah kasih obat."
Minghao yang tadinya hanya memandangi dari jauh, akhirnya berjalan mendekat dan memeluk Dokyeom dari samping. "Kyeomie, jangan sakit lagi ya. Haohao nggak suka kalau Kyeomie sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...