Beberapa menit kemudian, rapat besar yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. Para eksekutif dan direktur perusahaan berdatangan satu per satu ke ruang rapat yang besar. Seungcheol menggendong Minghao, lalu berjalan ke ruang rapat dengan tenang. Saat rapat dimulai, Minghao duduk di kursi kecil di sebelah Seungcheol, tentu saja Minghao jadi pusat perhatian.
"Sebelum rapat ini di mulai, izinkan saya bertanya, kenapa anda mengajak orang lain yang tidak berkepentingan?" tanya salah seorang eksekutif.
Seungcheol hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu, lalu dengan tenang menatap seluruh ruangan. Suasana rapat yang tadinya riuh seketika menjadi hening, mata-mata para eksekutif tertuju pada sosok yang paling mereka segani. Dengan langkah santai, Seungcheol bangkit dari kursinya, menggendong Minghao dengan lembut, dan menatap eksekutif yang berbicara tadi.
"Orang lain yang tidak berkepentingan?" Seungcheol mengulang ucapan itu dengan nada tenang namun tegas. "Izinkan saya mengoreksi. Saya adalah pemilik perusahaan ini, dan orang yang saya bawa adalah putra saya sendiri. Sejak kapan saya memerlukan izin untuk membawa keluarga saya ke tempat ini?"
Ruang rapat menjadi semakin sunyi. Para eksekutif yang tadinya menahan tawa atau senyum samar mulai mengubah ekspresinya. Mereka tahu Seungcheol bukan tipe orang yang mudah dihadapi ketika sudah berbicara dengan nada seperti itu. Tatapan matanya tajam, tapi tidak berlebihan—cukup untuk menunjukkan bahwa ia adalah otoritas tertinggi di ruangan itu.
"Minghao mungkin masih kecil, tapi satu hal yang ingin saya tanamkan padanya sejak dini adalah rasa tanggung jawab," lanjut Seungcheol sambil melirik putranya yang berada di pelukannya. "Dan saya harap kalian semua juga memahami bahwa saya tidak akan membawa siapa pun yang bisa mengganggu produktivitas atau profesionalisme di sini."
"Benar, seingat saya, dulu Tuan Donghyun juga suka mengajak Tuan Seungcheol rapat ketika beliau masih kecil, dan tidak ada satupun yang berani berkomentar tentang ini," ujar Joonseok, dia adalah orang yang dulunya bekerja di bawah ayah Seungcheol.
Setelah perdebatan singkat itu, semuanya kembali bungkam. Seungcheol duduk kembali, ia menurunkan Minghao dari gendongannya. Minghao hanya menatap Seungcheol dengan takjub, bagaimana ayahnya bisa mengatasi semuanya.
"Sekarang, mari kita lanjutkan rapat. Saya ingin melihat hasil dari kerja keras tim selama beberapa bulan terakhir ini. Saya harap, kalian lebih siap menghadapi proyek ini daripada berkomentar tentang siapa yang saya ajak ke sini."
Minghao mulai menggambar lagi di kertas lain yang sudah disiapkan ayahnya. Meski ruang rapat dipenuhi percakapan serius tentang proyek besar, Minghao tampak tenang di sisi Seungcheol.
Seungcheol sesekali melirik ke arah anaknya, memastikan Minghao tidak bosan atau terganggu dengan suasana formal di sekelilingnya. Namun, Minghao tetap asyik dengan dunianya sendiri, menggambar dengan ekspresi serius di wajahnya.
Para eksekutif mulai mengangguk cepat, tidak ada yang berani membantah lagi. Salah satu dari mereka segera memulai presentasi, menunjukkan diagram dan laporan keuangan dari proyek yang tengah dibahas. Meski fokus Seungcheol tertuju pada layar presentasi, tangannya tidak lepas dari bahu kecil Minghao yang duduk tenang di sebelahnya, seolah memastikan putranya merasa nyaman dan tetap tenang.
Setiap kali seseorang berbicara, mereka tidak bisa menghindari perasaan gugup yang menyelinap. Seungcheol memimpin rapat dengan ketenangan dan otoritas yang jelas, menjawab pertanyaan dan memberikan saran dengan presisi. Ketika ada yang mencoba mengajukan solusi yang kurang masuk akal, Seungcheol tidak ragu untuk mengoreksinya dengan tegas, namun tetap sopan.
"Proposal ini tidak realistis. Biaya yang diajukan terlalu tinggi untuk skala proyek ini," ujarnya, menatap salah satu direktur dengan tegas. "Saya ingin solusi yang lebih efisien. Kalian punya waktu satu minggu untuk merevisi anggaran ini. Saya tidak ingin melihat proposal yang asal seperti ini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...