Chapter 11 : Between Life and Hope 2

227 45 18
                                    

Di ruang operasi, para dokter bekerja cepat, berusaha menahan pendarahan di kepala Mingyu yang semakin parah. Salah satu monitor menunjukkan detak jantung Mingyu yang melemah, membuat semua yang hadir di ruangan itu semakin waspada. Tekanan darahnya turun, napasnya semakin pelan, dan tanda vitalnya tak stabil.

Sementara itu, di luar ruang operasi, Jeonghan tak bisa menahan kepanikannya. Dia duduk memeluk lutut, wajahnya memucat, sedangkan Seungcheol menatap pintu ruang operasi dengan cemas. Sesekali ia menoleh ke arah istri dan kedua anaknya. Dokyeom dan Minghao, tertidur di sisi mereka, mereka bersikeras ingin menemani mereka di sini.

Jeonghan mengusap puncak kepala anak-anaknya, "Mas, Dokyeom sama Minghao pasti nggak nyaman tidur kayak gitu. Mereka bisa sakit..."

"Makanya sayang, aku minta kamu nemenin mereka, sekalian kamu istirahat. Kalau ada apa-apa, aku akan langsung kabarin," kata Seungcheol, namun Jeonghan langsung menggeleng, "Mas aja temenin mereka, aku mau di sini."

"Kita juga mau di sini aja, Papi. Mau nunggu Mingoo," kata Dokyeom, diam-diam dia mendengarkan percakapan orang tuanya. Jeonghan langsung membawa Dokyeom ke dalam pelukannya, mengecup keningnya, seolah mencari kekuatan. Dokyeom lalu kembali tertidur.

Jeonghan merasa sangat bersalah, ia tidak ingin melihat kedua anaknya tertidur dengan tidak nyaman di kursi tepat di dekat ruang operasi, tapi di sisi lain, dia tidak ingin meninggalkan Mingyu.

Detik berlalu terasa seperti selamanya. Hingga akhirnya, suara alarm keras berbunyi dari dalam ruang operasi, menunjukkan bahwa detak jantung Mingyu terhenti. Para dokter panik, mereka segera berusaha melakukan tindakan darurat untuk mengembalikan detak jantungnya.

Di luar ruangan, Seungcheol dan Jeonghan mendengar suara alarm yang menggema. Seungcheol merasakan detak jantungnya sendiri berdentum kencang, sementara Jeonghan menutup mulutnya, menahan tangis yang semakin membesar. Rasanya, ia hampir kehilangan kendali.

"Mas, Mingyu.... gimana kalau dia..aku nggak sanggup kalau harus kehilangan dia," lirih Jeonghan dengan suara bergetar, air mata mengalir deras di pipinya. Seungcheol menarik Jeonghan ke dalam pelukannya, berusaha memberi kekuatan meskipun dirinya juga hampir hancur. "Han, Mingyu anak kita yang kuat. Dia akan bertahan. Aku yakin dia akan bertahan."

Di dalam ruangan, dokter terus memberikan bantuan hidup pada Mingyu, berusaha memulihkan detak jantungnya yang sempat hilang. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya monitor menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Detak jantungnya kembali, meski masih sangat lemah. Para dokter segera menutup kembali luka-luka Mingyu, menyelesaikan operasi secepat mungkin agar bisa menstabilkan kondisinya.

Jeonghan menggenggam erat kedua tangannya, matanya terpejam dalam doa yang begitu dalam. Dia tahu, saat ini bukan hanya tubuh kecil Mingyu yang tengah berjuang, tetapi juga hatinya sendiri yang terus berdoa, berharap agar Tuhan melindungi anaknya dari bahaya. Jeonghan menatap wajah kedua anaknya yang lain yang tengah tertidur lelap.

Seungcheol tak bisa lagi menahan emosinya. Dia mengingat wajah Mingyu yang begitu ceria dan penuh tawa, seolah sosok kecil itu baru saja berlarian dengan semangat di sisinya. Hatinya terasa kosong dan sakit, seperti direnggut perlahan oleh kenyataan pahit yang terus menghantam. Sesekali, Seungcheol berjalan bolak-balik di depan pintu ruang operasi, tatapannya tak lepas dari lampu merah yang masih menyala tanda operasi sedang berlangsung.

Setiap detik yang berlalu terasa seperti pisau yang semakin dalam menghujam jantungnya. Seungcheol menatap ke arah langit-langit rumah sakit, mencoba menenangkan perasaan amarah dan kesedihan yang bercampur aduk di dalam hatinya. Pikirannya dipenuhi pertanyaan tanpa jawaban; mengapa harus Mingyu, mengapa mereka harus mengalami semua ini. Dan di balik setiap amarah yang timbul, ada rasa takut yang begitu dalam-takut jika dia harus kehilangan anaknya.

Jeongcheol & the Magic of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang