Chapter 2 : A Day at Daddy's Office 3

531 42 2
                                    

Begitu keluar ruangan, Minghao menoleh ke kanan dan kiri, memikirkan kemana ia harus pergi. Ada seorang karyawan, tentu dia langsung menyapa Minghao. Minghao membalasnya sapaan itu sambil tersenyum.
Perempuan itu dengan ramah bertanya pada Minghao dan Minghao langsung bercerita mengenai tujuannya itu.

"Jadi anda mau ke toilet? Apa anda mau saya antarkan?" tanyanya begitu ramah.

"Kakak mau anterin Haohao? Emang kakak nggak sibuk?" Minghao mencoba untuk tidak merepotkan perempuan itu.

"Tidak, tidak apa-apa. Ayo saya antar."

Minghao lalu di antar oleh karyawan itu.

Mungkin sudah cukup lama Seungcheol pergi, ketika kembali ia menyadari putranya tidak ada di sana. Seungcheol berusaha tenang, ia lihat ke arah sofa, tabletnya masih menyala. Ketika ia hampiri, ada sebuah tulisan di notenya. Seungcheol tersenyum, ia suka dengan cara anaknya yang berusaha membuat ayahnya tidak khawatir.

Mungkin sudah dua puluh menit berlalu, ini sudah terlalu lama. Seungcheol memutuskan untuk keluar dan mencari keberadaan Minghao. Seungcheol sudah mencarinya ke toilet terdekat, tapi Minghao tidak ada. Perasaannya mulai khawatir.

Tapi sepertinya semuanya sia-sia, Seungcheol menggelengkan kepalanya ketika ia melihat putranya, Minghao, tengah makan di cafetaria kantor. Batin Seungcheol mengatakan Minghao ada di sini, dan benar saja. Minghao tengah bersama beberapa karyawannya.

Melihat Seungcheol datang, mereka langsung menyapa dan menunduk.

"Papi!" seru Minghao dengan mulutnya yang penuh dengan kue coklat.

Seungcheol langsung menghampirinya dan mengelap mulut Minghao yang terdapat banyak coklat di pipinya menggunakan tisu. "Papi cariin, katanya ke toilet, tapi ternyata di sini."

Salah seorang karyawan, yang tadi menemani Minghao, langsung menunduk dan meminta maaf. "Maaf Pak, tadi anak anda bilang lapar, jadi saya mengajaknya kemari."

Minghao lalu tersenyum, "perut Haohao tadi bunyi tahu, Papi."

"Oh ya?" Seungcheol tertawa.

"Terimakasih sudah mengajak Minghao kemari," ujar Seungcheol pada karyawannya itu. Ia lalu kembali fokus pada Minghao, "Haohao laper? Udah waktu makan siang, papi tadi bawain cemilan ternyata Haohao udah makan cemilan di sini."

"Kuenya enak, Papi mau?" Minghao lalu menyodorkan kue coklat yang sudah ia gigit itu pada Seungcheol.

"Nggak, buat Haohao aja. Bilang apa ke kakaknya?" tanya Seungcheol, ia harus mengingatkan kepada Minghao untuk selalu mengucapkan terimakasih.

Minghao langsung menatap perempuan itu, "makasih kakak! Kuenya enak, Haohao suka!"

"Sama-sama."

"Terimakasih, Heejin, sudah waktunya makan siang, istirahatlah." Mendengar penuturan Seungcheol, karyawan itu, Heejin, mengangguk dan setelah berpamitan ia pun pergi.

Seungcheol kembali fokus pada Minghao yang masih sibuk mengunyah. "Udah makannya sayang, jangan kebanyakan makan coklat, nanti Mami marah loh kalau tahu Haohao makan kue coklat kebanyakan tanpa izin dia," kata Seungcheol.

Minghao langsung berhenti mengunyah, terlintas di benaknya bagaimana jika Maminya tahu, "oh iya... gimana dong, Haohao udah makan banyak, Haohao udahan kok ini makannya." ujar Minghao sedikit khawatir, takut Maminya marah.

Seungcheol sedikit tertawa melihat kekhawatirannya, "yaudah, ayo ke ruangan Papi lagi. Udah jam makan siang, kayaknya Mami, Kyeomie, sama Mingoo udah jalan kesini."

Minghao mengangguk. Seungcheol langsung mengelap tangan Minghao menggunakan tisu tadi agar tidak kotor, lalu setelah bersih ia menggendong Minghao dan membawanya kembali ke ruangannya.

Jeongcheol & the Magic of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang