Chapter 10 : A Day Full Of Joy 7

186 25 16
                                    

Saat matahari mulai tenggelam, Seungcheol dan Jeonghan kembali ke vila dengan senyum bahagia. Udara sore yang sejuk dan jalan-jalan penuh kenangan menambah kehangatan di antara mereka. Begitu pintu vila terbuka, tiga anak mereka langsung berlari ke arah mereka dengan wajah penuh antusias.

"Papi, Mami! Kalian sudah pulang!" teriak Mingyu dengan wajah cerah, diikuti oleh Dokyeom dan Minghao yang tampak sama bersemangatnya.

Seungcheol tertawa dan berjongkok, membuka kedua tangannya lebar. "Ya, kami pulang, anak-anak!" Tiga anak mereka langsung menyerbu ke pelukan Seungcheol, membuatnya hampir terjatuh. Jeonghan tertawa melihat suaminya yang kewalahan menahan gempuran anak-anak mereka.

Dokyeom menarik lengan Jeonghan dan menatapnya dengan mata penuh harap. "Mami bawa oleh-oleh buat kita, kan?" tanyanya dengan nada manis. Mingyu dan Minghao segera ikut menimpali dengan ekspresi yang sama, membuat Jeonghan tertawa kecil.

"Tentu saja, sayang," jawab Jeonghan sambil mengeluarkan kantong berisi kue-kue kecil dan camilan yang sudah ia pilih di pasar tadi. Mata anak-anak langsung berbinar melihat isi kantong itu, tak sabar untuk mencicipinya.

"Yeay, kue-kue dari Mami!" seru Minghao, langsung menggigit salah satu kue dengan penuh semangat.

Seungcheol tersenyum sambil menepuk bahu anak-anaknya. "Papi juga punya sesuatu," katanya, mengeluarkan beberapa gelang kecil yang ia beli di pasar sebagai suvenir. Ia memberikan masing-masing anak satu gelang berwarna-warni, dan ketiganya terlihat senang memakainya di pergelangan tangan.

Dokyeom memperhatikan gelangnya dengan gembira. "Wah, Papi, ini cantik banget! Aku suka banget," katanya sambil memeluk Seungcheol erat.

Setelah beberapa saat, mereka semua duduk di ruang tengah menikmati camilan dan menceritakan pengalaman masing-masing. Jeonghan dan Seungcheol bercerita tentang pasar yang mereka kunjungi, sementara anak-anak berbagi cerita tentang permainan seru bersama Ibu Hana sepanjang hari. Kehangatan yang melingkupi keluarga kecil itu membuat Jeonghan merasa bersyukur.

Malam itu, keluarga mereka menghabiskan waktu bersama di ruang tamu, berbagi cerita dan tertawa, dengan Jeonghan dan Seungcheol yang saling menatap dengan penuh cinta dan rasa syukur atas kebersamaan yang mereka miliki.

Saat suasana malam mulai tenang dan anak-anak masih asyik bercanda di ruang tengah, tiba-tiba Minghao menatap kedua orang tuanya dengan mata polos dan berkata, "Mami, Papi, Haohao mau punya adik."

Jeonghan, yang sedang menuangkan jus ke gelas, langsung menghentikan gerakannya dan menoleh dengan wajah terkejut. "Adik?" ulangnya, memastikan ia tak salah dengar.

Minghao mengangguk dengan antusias. "Iya! Tadi ada anak kecil, perempuan, main sama kami. Dia anaknya Ibu Hana, dan dia lucu banget, Mami. Aku suka main sama dia! Dan.... Cuma Haohao yang nggak punya adik, Kyeomie punya dua adik, Haohao dan Mingoo, Mingoo juga punya adik, yaitu Haohao. Cuma Haohao aja yang nggak punya adik...."

Dokyeom langsung ikut menimpali sambil tertawa, "Iya, Mami! Seru banget main sama dia. Dia lucu, terus dia ketawa kalau aku ajak main petak umpet. Aku juga mau punya adik perempuan"

Mingyu mengangguk setuju sambil tertawa kecil. "Jadi sekarang Mingoo mau punya adik perempuan. Biar kami semua bisa main sama dia setiap hari!"

Jeonghan hanya bisa tersenyum canggung mendengar permintaan ketiga anaknya itu, tak tahu harus menjawab apa. Ia menoleh ke Seungcheol, berharap suaminya akan memberikan respon yang tepat.

Namun, bukannya merespons serius, Seungcheol hanya menatap Jeonghan dengan senyum nakal, matanya menyiratkan maksud yang langsung membuat Jeonghan paham. Tatapannya penuh kepolosan pura-pura, namun senyumnya jelas-jelas penuh arti. "Apa aku harus memenuhi permintaan anak-anak kita, Han?" bisiknya dengan suara pelan, tapi cukup membuat pipi Jeonghan memerah.

Jeongcheol & the Magic of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang