Matahari sore sudah tenggelam ketika Jeonghan dan anak-anak tiba di rumah. Suasana rumah terasa hangat. Mingyu, Dokyeom, dan Minghao segera berlari masuk ke dalam rumah, berhamburan dan masuk ke dalam kamar mereka. Mereka terlihat bersemangat meskipun sebenarnya lelah setelah seharian di kantor Seungcheol.
Jeonghan menutup pintu mobil dengan pelan, mengambil napas dalam-dalam, lalu berjalan masuk ke rumah. Ia tersenyum ketika mendengar tawa kecil dari anak-anak yang kini sedang ribut mencari handuk dan bersiap mandi.
"Mandi dulu ya, jangan lupa sikat gigi!" teriak Jeonghan dari dapur, memastikan semuanya mendengar instruksinya. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, meneguknya dengan pelan, menikmati sejenak ketenangan setelah hari yang panjang.
Jeonghan lalu ke kamar mandi, memandikan anak-anaknya satu persatu, lalu ia juga membersihkan diri setelahnya. Setelah selesai, Jeonghan membuat makan malam sederhana dan memakan bersama anak-anak.
Selesai makan malam, anak-anak ke. Kamar mereka, sedangkan Jeonghan melangkah ke ruang tamu. Di sana, ia duduk di sofa favoritnya, menatap ke arah jendela, di luar sudah malam, hanya suara anak-anak yang sesekali terdengar dari lantai atas.
Namun, pikirannya mulai melayang ke arah Seungcheol. Bagaimana pria itu terlihat begitu tampan dan serius saat bekerja, tapi sekaligus begitu lembut saat bersama keluarga. Jeonghan tersenyum sendiri, mengingat ciuman singkat mereka di kantor tadi. Dia sadar ada sesuatu yang berbeda di antara mereka akhir-akhir ini. Hubungan mereka semakin dalam, semakin erat-meskipun Seungcheol sering kali sibuk dengan pekerjaannya, mereka berdua selalu menemukan cara untuk tetap dekat.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Nama Seungcheol muncul di layar. Jeonghan mengangkatnya dengan senyum kecil.
"Halo, mas," sapanya lembut.
"Sayang, kalian udah sampai di rumah?" suara Seungcheol terdengar hangat, meski ada nada lelah di baliknya.
"Udah, anak-anak sudah mandi sekarang. Kamu masih di kantor?" tanya Jeonghan sambil melirik jam di dinding.
"Iya, masih ada sedikit urusan yang harus aku selesain. Tapi aku akan pulang sebentar lagi," jawab Seungcheol.
Jeonghan mengangguk, meskipun tahu Seungcheol tidak bisa melihatnya. "Jangan terlalu capek, ya. Anak-anak sudah nungguin."
"Tenang aja, aku bakal cepat pulang. Oh, dan terima kasih buat tadi..." Seungcheol menambahkan dengan nada yang menggoda.
Jeonghan tersenyum kecil, tahu apa yang dimaksud suaminya. "Sama-sama. Cepat pulang ya, mas."
Setelah menutup telepon, Jeonghan merasa sedikit lebih rileks. Ia bangkit dari sofa dan menuju ke kamar anak-anak untuk memeriksa mereka.
Di kamar, Jeonghan melihat ketiga anaknya berada di ranjang yang sama, ranjang milik Mingyu yang ada di pinggir. Minghao terlihat sudah mengantuk, ia memegangi bonekanya dengan erat, mungkin karena mendengar dongeng yang di bacakan Dokyeom. Dokyeom asyik membaca buku dongeng, dan Mingyu yang berada di sebelahnya mendengarkan dengan seksama.
"Mami, Papi kapan pulang?" tanya Minghao pelan.
"Sebentar lagi, sayang. Papi lagi selesain kerjaan dulu," jawab Jeonghan sambil mengusap kepala Minghao.
Minghao tersenyum tipis, lalu memeluk bonekanya erat. "Aku kangen Papi..."
Jeonghan tertawa kecil. "Masa sih? Padahal baru tadi seharian sama Papi di kantor."
Minghao mengangguk dengan semangat. "Iya, tapi tetap kangen..."
Jeonghan tidak bisa menahan senyumnya. Anak-anak mereka memang sangat dekat dengan Seungcheol. "Ya udah, sebentar lagi Papi pulang. Sekarang Haohao tidur, ya? Capek kan abis main seharian di kantor Papi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...