Chapter 9 : Together and Forever

423 44 12
                                    

Setelah hening sejenak dalam pelukan Seungcheol, Jeonghan melepaskan diri perlahan, meskipun masih terlihat sedikit ragu. Ia menatap suaminya dengan senyum kecil, namun jelas ada kekhawatiran yang masih tersisa di matanya.

"Mas, aku... aku pengen ke kamar anak-anak. Aku cuma pengen mastiin mereka baik-baik aja," bisiknya lembut.

Seungcheol mengangguk memahami. "Ayo, aku temenin," jawabnya tanpa ragu, menawarkan tangan untuk menggandeng Jeonghan. Mereka berdua berjalan pelan-pelan, menyusuri lorong menuju kamar anak-anak dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkan siapa pun.

Saat sampai di kamar, mereka membuka pintu perlahan dan melihat ketiga anak mereka tidur lelap di tempat tidur masing-masing. Minghao tidur sambil memeluk boneka kesayangannya, Snowy, dengan wajah damai, Mingyu tampak sedikit meringkuk di balik selimut, dan Dokyeom tidur dengan posisi tangan terentang, seolah sedang memimpikan hal-hal menyenangkan.

Jeonghan menghela napas lega, melihat anak-anaknya tidur dengan tenang membuat hatinya terasa lebih ringan. Ia mendekati Minghao, membelai lembut rambut anak bungsunya, lalu beralih mengecup kening Mingyu dan Dokyeom dengan penuh kasih.

Seungcheol berdiri di dekat pintu, mengamati kehangatan yang terpancar dari cara Jeonghan memperhatikan anak-anak mereka. Tatapan penuh kasih sayang dan kelembutan itu membuatnya semakin sadar betapa berharga keluarganya, dan betapa ia tidak ingin menyakiti mereka dalam bentuk apa pun.

Setelah beberapa saat, Jeonghan berdiri kembali di samping Seungcheol, yang dengan segera menggenggam tangannya erat-erat. "Mereka semua baik-baik aja, Han. Kamu nggak perlu khawatir," bisik Seungcheol, menenangkan istrinya.

Jeonghan tersenyum kecil, matanya kembali menatap anak-anak mereka sebelum akhirnya berbisik pada Seungcheol, "Terima kasih sudah ada di sini, Mas. Aku cuma ingin kita tetap seperti ini... tetap bersama, menjaga mereka bersama-sama."

Seungcheol mengangguk penuh tekad. "Selalu, Han. Aku janji, aku nggak akan pernah biarkan keluarga kita hancur."

Dengan perasaan yang lebih tenang, mereka meninggalkan kamar anak-anak, menutup pintu dengan pelan agar tidak mengganggu tidur mereka. Kembali ke kamar, Jeonghan merasa kehangatan menyelimuti hatinya. Malam yang awalnya penuh kecemasan, kini berakhir dengan kedamaian, dan Jeonghan tahu ia tak perlu takut selama ia bersama Seungcheol.

Setelah kembali ke kamar, Jeonghan duduk di tepi tempat tidur, menarik napas panjang sambil memandang Seungcheol yang duduk di sebelahnya. Malam ini terasa begitu panjang, penuh dengan kecemasan yang masih menyisakan jejak di hatinya, tapi ia merasa lebih tenang setelah melihat anak-anaknya tidur dengan damai.

Seungcheol memegang tangan Jeonghan, menggenggamnya erat seakan tidak ingin melepaskan. "Han, aku bener-bener minta maaf. Semua yang terjadi di kantor... aku nggak cerita ke kamu karena aku pikir bisa menyelesaikannya sendiri. Aku nggak mau kamu khawatir, tapi malah aku yang salah. Kamu justru jadi lebih khawatir."

Jeonghan menatap Seungcheol, ada kelelahan yang tampak di wajahnya, namun juga kehangatan yang mulai kembali muncul. "Aku ngerti, Mas. Tapi... aku juga perlu tahu apa yang terjadi. Aku khawatir saat kamu terus-terusan pulang malam tanpa penjelasan, sementara aku lihat anak-anak mulai nanya kapan papinya bisa main bareng lagi."

Seungcheol menunduk, merasa bersalah. "Aku janji, Han. Masalah ini bakal selesai. Eksekutif yang bermasalah udah ketahuan, dan aku bakal pastikan nggak ada lagi yang kayak gitu terjadi. Aku mau kembali fokus sama kamu dan anak-anak."

Jeonghan mengangguk pelan, menggenggam tangan Seungcheol lebih erat. "Aku ngerti, Mas. Aku cuma mau kamu tahu, aku di sini bukan cuma untuk nunggu kamu selesai. Kita bisa hadapin semuanya bareng-bareng. Jangan tahan semuanya sendiri."

Jeongcheol & the Magic of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang