Sore hari itu, rumah keluarga Anderson kembali ramai oleh canda tawa anak-anak. Hari ini berbeda dari biasanya, karena mereka hanya bermain di rumah seharian. Jeonghan memperhatikan Mingyu yang masih sibuk dengan tablet mereka, sementara Minghao bermain dengan boneka kesayangannya di samping sambil sesekali Dokyeom menjahili Minghao dan Minghao merengek pada Jeonghan.
Saat Minghao sedang asyik bermain dengan boneka kesayangannya, tiba-tiba Dokyeom, yang duduk di dekatnya, mulai iseng. Dia mencolok mata boneka itu dengan jarinya sambil tersenyum jahil.
"Jangan, Kyeomie!" protes Minghao, wajahnya cemberut. "Boneka aku nanti kesakitan kalau matanya dicolok gitu!" ucapnya dengan nada cemas. Boneka itu tampak spesial bagi Minghao, berbentuk kelinci berwarna putih dengan telinga panjang dan sedikit kotor di bagian bawah karena sering dibawa ke mana-mana. Namanya adalah 'Snowy', boneka yang selalu menemani Minghao saat bermain dan tidur.
Dokyeom terkekeh pelan, tapi segera berhenti ketika melihat ekspresi Minghao yang benar-benar khawatir. "Oke, oke, aku nggak colok matanya Snowy lagi," katanya sambil mengusap kepala Snowy, seolah-olah sedang minta maaf. Minghao pun tersenyum lega dan kembali memeluk Snowy erat-erat.
Saat Minghao kembali asyik memeluk Snowy, Dokyeom diam-diam mendekat lagi. Kali ini, bukannya mencolek, Dokyeom berpura-pura hendak mencubit telinga panjang Snowy.
"Kyeomie, jangan! Kasian Snowy!" Minghao berteriak sedikit lebih keras sambil menarik Snowy menjauh, wajahnya mulai memerah. "Nanti Snowy sedih kalau kamu cubit telinganya!"
Dokyeom tertawa kecil, "Tapi telinganya panjang banget, Haohao! Snowy pasti suka dicubit dikit, kan?" candanya, mencoba menarik perhatian Minghao lagi.
Namun, sebelum Dokyeom bisa bertindak lebih jauh, Jeonghan langsung menoleh ke arah mereka.
"Kyeomie, jangan ganggu Haohao gitu," tegur Jeonghan dengan lembut namun tegas, sambil menatap keduanya. "Kasihan Snowy kalau terus-terusan diganggu," tambahnya sambil tersenyum kecil, menyadari betapa imajinatifnya anak-anak mereka.
Dokyeom tersenyum meminta maaf, "Oke, mami. Aku nggak ganggu Snowy lagi." Dia lalu mengusap puncak kepala Minghao, membuat adiknya tersenyum lega.
Menyadari sudah waktunya mereka mandi, Jeonghan pun memutuskan untuk mengajak mereka ke kamar mandi.
"Anak-anak, udah sore, ayo mandi," ujar Jeonghan. "Kyeomie, Mingoo, taruh tabletnya."
"Mami, mandinya nanti aja," rengek Mingyu sambil tetap fokus pada game di tabletnya. Dokyeom, yang duduk tak jauh darinya, hanya mengangguk setuju.
"Mingyu! Udah mainnya, udah setengah jam kamu main game." Jeonghan memperingatkan sekali lagi, Mingyu langsung mematikan tabletnya, ibunya sudah memanggilnya menggunakan namanya, bukan nama panggilan lagi.
Jeonghan lalu tersenyum.
Jeonghan menghela napas, sudah menduga reaksi seperti ini. Namun, ia punya rencana. "Kalau kalian nggak mandi sekarang, kita nggak jadi pergi ke taman sore ini," ucapnya santai.
Perkataan Jeonghan langsung menarik perhatian ketiga anaknya. Dokyeom menoleh ke arah Jeonghan. "Ke taman?" tanya Mingyu penuh antusias.
"Iya, kalau kalian mandi sekarang, kita bisa main sepeda di taman. Kalian mau?" goda Jeonghan dengan senyuman lembut.
Mendengar tawaran itu, tanpa menunggu lebih lama, Mingyu dan Dokyeom langsung melesat dari sofa menuju kamar mandi. Mereka berlomba-lomba masuk lebih dulu, membuat Jeonghan terkekeh melihat tingkah mereka.
Minghao memeluk Snowy lebih erat, masih berbisik lembut ke bonekanya, "Snowy, nanti kita mandi bareng, ya."
Jeonghan kemudian membawa Minghao ke kamar mandi terlebih dahulu, memandikannya dengan lembut. Minghao yang lebih kecil tidak banyak protes, hanya sesekali tertawa kecil ketika Jeonghan mengusap sabun di kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...